ALI POV
Aku menatap istriku yang masih terlelap. Wajahnya yang natural dan putih bersih semakin menambah kecantikan yang ia milikki. Sungguh aku sangat beruntung memiliki istri seperti prilly.
Aku tersenyum ketika dia mulai mengerjap ngerjapkan matanya. Dia seperti meringis. Tapi aku tetap tersenyum menatapnya.
"Pagiii sayangku." Ucapku.
Dia menyunggingkan bibirnya tersenyum padaku.
Cupp aku mencium bibirnya. "Morning kiss" ucapku.
Dia tersenyum lagi. "Kamu tumben udah bangun ?" Tanyanya padaku.
"Iya nih. Aku juga gak tau. Pagi ini pengen aja nemenin kamu. Hehehe"
"Ya udah aku mandi dulu yaah."
"Ikutt.." ucapku.
"Ali... nanti sissy bangun. Kamu liat dia dulu yah."
"Hmm ya udah deh." Ucapku lalu beranjak untuk melihat putriku.
________________
Prilly menyiapkan sarapan untuk Ali dan sissy. Sedangkan Sissy sedang menonton tv di pangkuan ayahnya. Terkadang mereka bercanda.
Prilly kemudian menghampiri Ali dan Anaknya. "Sayang makanannya uda siap. Kamu makan dulu deh. Sissy biar aku yang jaga."
"Kamu koq pucet banget sayang ?" Tanya Ali yang melihat wajah prilly memucat.
"Gpp sayang." Ucap prilly.
"Kamu yakin ?"
"Aku yakin. Uda sana makan" suruh prilly.
Alipun beranjak dan memberikan sissy pada prilly.
PRILLY POV
pagi ini entah kenapa kepalaku seperti berputar. Namun aku berusaha menahannya sekuat tenagaku. Aku tak ingin keluargaku khawatir. Mungkin aku hanya perlu istirahat. Ku hubungi mba ana yang biasa mengasuh anakku saat aku ada kepentingan atau hal lain yang membuatku tak bisa menjaga sissy.
"Oke mba aku tunggu yaa." Ucapku lalu mengakhiri teleponnya.
Ali sudah berangkat ke kantor. Tinggal aku dan Sissy di rumah ini. Aku memeluk Sissy erat. Entahlah aku merasa sedih.
"Sayang. Kamu harus jadi anak yang baik ya. Yang pinter. Yang cantik. Yang bisa banggain orang tua nanti yaah." Ucapku pada sissy.
Sissy yang sepertinya tidak begitu mengerti apa yang ku ucapkan hanya tertawa lalu mencium pipiku singkat.
Kali ini aku berhasil menitikan air mataku.
Lalu mencium cukup lama anakku.
Tak lama mba ana pun datang. Kita bertiga bermain bersama. Aku menjelaskan kepada mba ana bahwa aku membutuhkannya selama beberapa hari ke depan. Dan diapun setuju. Sehingga dia akan menginap di sini.
Aku berjalan menuju kamarku setelah memastikan sissy tidur siang. Mencari obat yang selalu aku konsumsi dari semenjak kecelakan dulu. Namun aku tak menemukannya. Kepalaku mulai terasa berat hingga ku rasakan cairan kental keluar dari hidungku. Aku mengusapnya dan benar saja darah segar mengalir dari hidungku.
Keseimbanganku mulai goyah. Aku merasa akan tumbang. Semuanya yang ku lihat seolah berputar hingga pandanganku mengabur dan aku tak sadarkan diri.
.
"Prilly... !!!!" Pekik Ali. Saat melihat istrinya tergeletak lemah di lantai kamar tidurnya. Ali berlari menghampiri prilly dengan sebelumnya mendobrak pintu kamar. Di membopong tubuh prilly dan membawanya ke rumah sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rest Of My Life
RandomSaat aku berdiri disini, di hadapan wanita pujaanku, Tak bisa aku tahan air mataku Bagaimana mungkin aku bisa begitu beruntung, pastilah telah Aku lakukan sesuatu yang benar. Dan aku berjanji akan mencintainya seumur hidupku. "Rest of my life"