Ali duduk di hadapan sinta yang sedang menatap laptop dan menyelesaikan pekerjaannya.
"Ada apa ? Tumben ke ruangan aku ? Kangen yaah ?" Ucap sinta yang berhasil membuat ali membelalakan matanya.
"Mm.. " ali hanya berdeham. Dia bingung dengan apa yang harus di katakannya. Semula ali mengahampiri ruangan sinta karena ingin mengatakan semuanya.
"Selesai...!!!!" Teriak sinta yang langsung menoleh ke arah ali. Sinta menyadari kebingungan di wajah ali.
"Kamu kenapa ?" Tanya sinta curiga.
"Ah... gpp koq." Ucap ali bohong.
"Masih mikirin wanita kamu itu ? Sampe kapan sih li" ucap sinta agak meninggi Sinta kesal bukan karena ia cemburu tapi karena tidak mau melihat ali terus terusan bersedih hanya karena wanita yang meninggalkannya tanpa alasan jelas.
Ali diam tak bergeming.
"Ali, apa aku tak bisa mendapatkan kesempatan untuk mencoba masuk ke hati kamu ?" Ucap sinta parau.
Ali hanya terdiam ia menatap sinta dalam. Ali merasa bersalah ia mendekati sinta hanya karena ingin melihat prilly.
"Maaf" kata itu begitu berat keluar dari mulut ali. Tapi ali tak ingin membuat sinta terluka,selama ini sinta sudah sangat baik.
Sinta membalas tatapan Ali. Dia tersenyum "tidak apa apa, aku tak akan menyerah sampai kamu bisa menerima dan menvintai aku juga." Ucap sinta.
Ali tersenyum getir. Ia tak mau lagi membahas. Ali tidak yakin bisa membuka hatinya untuk sinta.
_____________
Sementara prilly Ia berjalan mengitari taman. Dimana dulu prilly mengahabiskan waktu bersama Ali. Hatinya perih saat dia harus mengingat kejadian terakhir di tempat ini.
Seorang pria jangkung bertubuh atletis. Berkulit manis dan tampan berkaos putih dengan leher V serta bercelana pendek selutut memakai ransel di belakang dan mengalungkan kamera DSLR di lehernya menghapiri prilly
"Hei prill...prilly kan ?" Tanya pria itu. Prilly tersenyum menatap pria yang menyapanya. Mencoba mengingat ngingat siapa orang ini.
"Ah yaa.... Gamal ? Gamal putra kan ? Gamal alumni SMA 13 ? Gamal ketua team basket ?" Tanya prilly bertubi tubi ia merasa tak percaya dengan siapa yang dilihatnya.
"Hahahahaa iyaa prill ini Gamal temen SMA lo. Inget kan ? Ya ampun makin cantik aja. Apa kabar by the way ?
" hahaha iyaa gue ingeet. Kabar gue yaa kaya gini.. lo apa kabar. Ya ampun "
"Hahaha baik gue prill. ? Lo ngapain disini ?" Tanya gamal.
" ngga gue iseng doang. Lo sendiri ?"
"Guee tadi mampir ke minimarket beli minum. Ngeliat lo disini gue samperin deh. Hahaha. Gila lo makin cantik aja nih."
"Apaan sih lo hahaha."
Gamal adalah teman Prilly sewaktu SMA, sejak SMA gamal dan prilly sempat PDKT tapi karena kesibukan gamal sebagai seorang pemain basket disekolahnya hampir tidak ada waktu untuk bersama prilly. Sampai akhirnya hubungan mereka merenggang setelah prilly bertemu dengan Ali.
"Lo sendiri ngapain disini ?"
"Gue jalan jalan aja iseng hehe"
Gamal dan prilly banyak mengobrol disana. Sampai pada akhirnya mereka bertukar kontak.
" Jadi Lo photografer sekarang ?" Tanya prilly matanya melihat kemera yamg menggantung di leher gamal. Gamal melihat benda itu dan memegangnya.
"Ah.. hobby doang." Jawab gamal malu malu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rest Of My Life
RandomSaat aku berdiri disini, di hadapan wanita pujaanku, Tak bisa aku tahan air mataku Bagaimana mungkin aku bisa begitu beruntung, pastilah telah Aku lakukan sesuatu yang benar. Dan aku berjanji akan mencintainya seumur hidupku. "Rest of my life"