Chapter 8

14.9K 825 1
                                    

Prilly pov

Aku merasa sangat lemah. Sulit sekali untukku menggerakan tubuhku sendiri. Bahkan untuk membuka mata saja rasanya sangat sulit. Aku ingin berteriak,

Tuhan tolong aku. Aku merasa takut. Takut jika aku tidak akan pernah bangun. Samar sama ku dengar suara laki laki yang ku cintai. Entahlah aku tak tahu apa yang dia katakan. Mungkin ini hanya halusinasiku saja.

Aku merasakan hangat di tanganku. Belaian lembut ku rasakan di pipiku.

Ali.... ya aku tau sentuhan ini adalah tangan ali. Aku sekuat tenaga berusaha untuk bangun. Rasanya sulit sekali. Apa aku lumpuh ? Tidak...

Ali aku tau kamu disini. Tolong aku.....

Aku tak menyerah sedikit berhasil aku menggerakan tanganku. Memberi respon kalo aku masih hidup.

Otakku rasanya sangat kaku. Sungguh aku takut sekarang.

Dalam tidurku aku selalu berdoa pada Tuhan agar tubuhku normal kembali. Kurasakan pusing yang teramat di kepalaku. Sakit yang teramat sakit. Tak hanya itu aku merasakan dadaku sesak. Apa napasku juga akan berhenti ? Oh tidak Tuhan ku mohon jangan sekarang......

_______________________

Ali terbangun dari tidurnya. Dia mengerjap ngerjapkan matanya. Badannya terasa pegal. Jelas karena saat ini ali sadar semalam ia tidur sambil duduk menelungkup memegang tangan prilly.

Ali tersenyum melihat prilly. "Pagi sayang" ucapnya mengecup singkat kening prilly.

"Pagi ali. Bagaimana dengan illy." Ucap sinta yang baru saja datang.

Ali hanya menggelengkan kepalanya sedih.

"Baiklah. Sudah saatnya kamu pulang. Urus dirimu. Aku akan berjaga disini." Ucap sinta lagi

"Ngga sin. Aku mau disini. Aku mau liat prilly sadar."

"Aku tau li. Tapi jangan biarkan tubuhmu sendiri sakit dengan tidak mengurus diri."

Ali terlihat berpikir sejenak sinta ada benarnya. "Baiklah. Nanti sore aku akan kembali. Makasih sin" Ucap ali.

Sinta menganggukan kepalanya dan tersenyum ke arah ali. Ali membalasnya dan pergi.

"Pagi illy. Apa kabar ? Lo bisa denger gue kan ?" Ucap sinta pada Prilly.

"Illy maaf. Sumpah gue ga tau kalo ali adalah orang yg paling berati buat lo. Lo bodoh prill. Lo rela berkorban perasaan lo buat gue. Gue sebel sama lo" ucap sinta lagi mulai menangis.

"Illy cepat sadar. Gue pengen liat lo senyum lagi. Gue pengen liat lo bahagia nanti sama ali. Maaf gue gak pernah peka selama ini. Bangun ly"

Prilly mengeluarkan air matanya. Jauh dialam bawah sadarnya prilly merasakan kepedihan. Ia tak ingin sinta terluka.

_________________

Ali terbangun berada di sebuah ruangan. Ali melihat sekeliling. Semuanya cat dinding berwarna putih terang. Hanya ada satu jendela disana. Ali mengehampiri jendela itu. Melihat keluar jendela. Diluar ada sebuah pohon besar dengan daunnya yang sedang gugur berwarna coklat kekuningan berserakan di tanah. Di sebelahnya ada danau dengan air berwarna biru bening dengan satu buah perahu.

Suasana disana sangat hening... 

"Prillyyy..." terdengar gema saat ari memanggil kekasihnya itu. Suasana di ruangan itu benar benar sepi. Kini ali mulai takut.

"Hai Li. Kamu apa kabar ?" Ucap prilly menghampiri ali. Dia memegang ke dua pipi ali. Menatap dalam matanya.

"Sayang aku kangen.." Ali memeluk prilly erat. "Sayang jangan pergi lagi. Aku gak bisa sumpah. Aku gak bisa tanpa kamu. Please tetap disini." Ucap ali memohon pada prilly.

"Aku minta maaf Li. Aku tidak bisa. Aku kan pergi jauh. Dan aku tidak akan pernah kembali lagi. Karena aku cuma punya satu tiket perjalanan. Maaf ali. Mungkin aku di ciptakan oleh tuhan adalah sebagai orang yang mengajarimu tentang arti kehilangan. Aku minta maaf.. " ucap prilly menangis di pelukan ali.

"Engga prill.. kamu gak boleh pergi lagi. Aku gak akan biarin kamu pergi lagi. Tuhan menciptakan kita untuk bersama prill. Engga. Kamu akan tetap disini. Kamu harus disini."  Kali ini ali mulai menangis.

Prilly menggelengkan kepalanya pelan. "Maaf..." prilly berjalan mundur.
Dia menghampiri sinar matahari yang masuk melalui celah jendela itu

"Tidak prill."

"PRILLY !!!!" Ali berteriak. Keringat bercucuran di pipinya. Ali bernafas lega menyadari itu hanya mimpi..

Perasaan ali mulai tidak enak. Ia segera bergegas mandi dan akan kembali ke rumah sakit..

______________

Ali berlari menuju ruangan prilly. Namun langkahnya terhenti saat melihat orang tua prilly, milla, gamal dan sinta berkumpul di depan ruangan prilly dengan ke khawatiran yang sangat.

"Tante. Om prilly gimana ?" Ucap ali mengahampiri mereka semua

"Ali. Prilly kritis..." ucap ibu prilly sambil menangis di pelukan suaminya.

Ali tak bisa berkata. Dia melihat dokter dan teamnya yang sedang memeriksa prilly penuh ketegangan dari balik jendela di pintu ruangan.

Ali melihat jantung prilly sedang di pompa. Ia tak bisa menahan ia takut mimpinya adalah sebuah firasat. Ali memaksa masuk ke ruangan prilly salah satu suster sudah mencegah tapi ali tak mengubris dan dokter mengijinkan ali untuk menemani prilly.

"Prilly sayang. Aku disini. Aku disini.. kamu kuat sayang. Kamu kuat.." ucap ali menggenggam tangan prilly kuat.

Ali mulai setengah menangis saat mendengar suara monitor pendeteksi jantung mulai membunyikan suara garis lurus. "Prilly please prilly.. jangan pergi sayangg.. aku butuh kamu. Aku butuh kamu" ucap ali prustasi.

Sementara prilly. Mulai membelas genggaman tangan ali kuat seolah ia juga tidak ingin untuk pergi.

Dan benar benar keajaiban detak jantungnya sudah kembali normal. Ali bisa sedikit bernapas lega tanpa melepaskan genggaman prilly yang sudah mulai melemah kembali. Begitupula dengan para team dokter yang melepaskan napasnya daei ketegangan yang baru saja terjadi.

"Sukurlah pak. Pasien hampir tidak bertahan.  Sekarang kondisinya sudah kembali stabil. Ini adalah suatu keajaiban. Tetaplah di sampingnya pak. Anda sepertinya pengaruh kuat untuk pasien bisa bertahan"

Ali menganggukan kepalanya matanya tak lepas dari wajah prilly. "Terima kasih dok"

Dokter dan team pun berlalu. Digantikan dengan ayah dan ibu prilly serta sinta. Milla dan gamal memasuki ruangan.

"Sayang. Jangan seperti ini. Mama sama papa disini sayang. Mama mohon jangan seperti ini lagi" ucap ibu prilly menangis. Tak hanya ibunya mila dan sinta juga ikut menangis di belakang.

"Sayang kamu liatkan banyak orang yang butuh kamu. Kamu cepet bangun yaahh.." ucap ali lagi.

Cukup lama mereka berkomunikasi dengan prilly. Namun salah satu suster menghampiri mereka menyarankan pasien tidak di ganggu dulu.

"Om, tante. Biar aku yang jaga prilly malam ini. Tante sama om pasti cape." Ucap ali sopan.

"Iya Ali. Om titip prilly ya. Tante sepertinya butuh istirahat." Ali menganggukan kepalanya. Mereka semua akhirnya pulang. Hanya ada ali disitu. Dia tak ingin lagi meninggalkan prilly. Dia akan tetap menunggu prilly hingga sadar.

Rest Of My LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang