Chapter 2

16.3K 927 2
                                    

2 bulan berlalu semenjak ali bekerja di kantor ayahnya. Dia juga sekarang semakin akrab dengan sinta sekertarisnya. Mereka hampir setiap hari menghabiskan waktu makan siang bareng dan terkadang ali mengantar atau menjemput sinta.

Hari ini Pagi pagi sekali ali sudah berada di kantornya. Dia telah memutuskan untuk melupakan prilly. Dia pasrah dua tahun tanpa kabar dari prilly membuatnya begitu kecewa. Sampai kapan dia akan menunggu lagi ? Sedangkan sampai sekarangpun tidak ada titik terang tentang keberadaan prilly.

"Pagi Li." Sapa sinta yang baru saja datang dan melihat ali baru saja dari toilet.

"Pagi sin." Balas ali lagi.

"Pagi pagi banget datengnya." Goda sinta.

Ali hanya terseyum. "Oke deh. Li nanti jadi kan kita lunch bareng."

"Jadi koq. Ya uda masuk gih kerja." Ucap ali lembut.

Sinta mengerucutkan bibirnya manjaa. " iya deh boss" dan berlalu keruangannya.

Sinta tersenyum sendiri membayangkan sikap ali yang begitu lembut padanya.

"Ali benar-benar pria idaman." Ucapnya.

Sementara itu ali duduk dikursinya. Tidak terlalu banyak pekerjaan yang harus dia selesaikan pagi ini. Dia hanya duduk memutar mutar handphonenya.

"Sayang kamu potong rambut gih." Ucap prilly.

"Apa sih yang ngga buat kamu." Goda ali.

"Ih gombal yaah..." prilly menggelitik perut ali.
"Aduh aduh ampun sayang. Hahaha" ali merangkul prilly. Tatapan mereka bertemu. Ali mencium mesra bibir prilly

"Aku sayang banget sama kamu. Aku beruntung banget punya kamu sayang. Aku sangat bahagia." Ucap ali serius.

"Yakiiiiiinnn ????" Tanya prilly yang malah menggoda ali. Ali kini tertawa dan membopong tubuh mungil prilly dan memutarnya.

Mereka berdua tertawa bahagia.

Kringgg... kringg....

Ali terbangun dari lamunannya, mendengar handphonenya berdering. Dia tersenyum melihat nama di layar handphonenya.

"Jangan ngelamun terus nanti gila kamu, hahaha"

"Sok tau." Ucap ali.

"Yeehh emang aku tau. Aku kan lagi liatin kamu. Liat deh ke kaca"

Ali melihat sinta sedang tersenyum kepadanya. Dia melambaikan tangannya dengan tangan satunya sedang memegang telephone.

"Uda kerja yang bener dari pada gila.hahaha" ucap sinta yang sekarang sudah berlalu kembali keruangannya.

Ali menutup teleponenya. Ia tersenyum. Sinta memang cantik dan asik. Ali tau sinta menyukainya. Hanya saja Ali belum mau membuka hatinya untuk orang lain selain prilly.

Walaupun ali sudah putus asa mengenai prilly, tetapi jauh di dalam hati kecilnya masih tersimpan Harapan untuk bertemu lagi dengan prilly.

____________

Prilly duduk diranjangnya. Dilihatnya barang barangnya yang sudah di masukan ke dalam koper besarnya.

Dia menoleh ke arah bingkai photo di meja belajarnya . Photo dirinya dan ali. Dia mengambilnya. Melihat nanar wajah ali dengan senyum lebarnya. Dia mengusap gambar  wajah itu.

"Hai li. Apa kabar kamu ?" Ucap prilly yang mulai menangis. Ia sadar bahwa sekarang ali sudah bukan jadi miliknya lagi.

"Ali andai kamu tahu. Aku sampai detik inipun masih mencintai kamu." Ucapnya lagi.

Rest Of My LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang