Chapter 4

14.6K 877 7
                                    

"Jadi gitu ly. Gue cuma bisa nunggu dia nembak gue. Hahahaha agak gak tau diri sih gue suka sama bos gue sendiri. Apa lagi dia tuh direktur. Tapi gimana dianya juga ke gue ngasih harepan."

Ucap sinta antusias menceritakan sosok ali pada prilly.

"Mmm terus ?" Respon prilly yang tetap fokus pada handphonenya karena mulai bosan di ceritakan sinta.

Melihat sodaranya hanya merespon seperti itu sinta mulai kesal.

"Ah responnya gitu doang." Umpatnya.

Prilly menoleh ke arah sinta. "Hahahaha Terus gue harus gimana ? Ini gue dengerin lo dari tadi."

"Hahaha. Eh btw gimana di German ada cowok ganteng gak ? "

"Banyaklah."

"Terus gimana lo dapet cowok gak ?"

Prilly terbatuk. Entah kenapa tenggorokannya terasa kering. Lalu seketika diam menatap sinta yang sedang menatapnya juga menunggu jawaban.

"Mm.. ngga !" Prilly langsung fokus ke hapenya lagi.

"Yah payah banget sih..." ucap sinta

"Oh ya ly besok rencana lo kemana ?"

"Gue mau ketemu milla. Kangen." Ucap prilly singkat.

"Tapi lo makan siang sama gue kan ? Gue mau ngenalin bos gue nih. Lo harus liat. Dia itu ganteng banget."

"Gue ajak milla ya ?"

"Okee deh... hooaammm ya uda ah gue mau tidur. Byee."

Sinta mengecup pipi prilly dan pergi ke kamarnya.

____________

Tok.....tok...tok....

Prilly mengetuk pintu rumah sahabatnya milla. Jantungnya sedikit berdetak cepat. Ia takut sahabatnya itu marah padanya karena selama prilly di german tak pernah sekalipun prilly memberinya kabar.

Seseorang membuka pintu. Hening. Milla menatap prilly tidak percaya. Begitupun prilly yang berdiri kaku dan gugup.

"Ha..hai mil ?" Ucap prilly.

Milla masih menatap prilly tak percaya. Dia masih terpaku memastikan ini bukan mimpi.

"Mil. Hei ?" Ucap prilly lagi menggaruk pelipis rambutnya yang tidak gatal.

"Ini gue gak lagi mimpi kan ?" Ucap mila masih setengah sadar.

Prilly menggelengkan kepalanya. "Prilllyyyyyy lo kemana aja sih. Gue kangen banget sama lo tau." Ucap milla yanh sudah sadar dan langsung memeluk prilly erat.

"Sama kali. Gue juga kangennnn banget." Prillypun membalas pelukan sahabatnya itu.

"Yuk masuk. Gue mau ngomel sama lo" ucap mila mengandeng prilly masuk ke rumahnya.

"Lo kemana aja sih ? Gue sebel sama lo. Gue kaya di tinggal mati sama sahabat gue sendiri. Lo tega banget ga ngabarin gue ?" Prilly menatap milla dengan tatapan sarkatik.

"Iyaa maaf gue gak ada maksud. Tapi gue benaran gak bisa ngasih kabar. Banyak alesan yang susah gue bilang. Maaf yaa milla ku sayang. Sekarang gue janji gue ada disini terus buat lo"

"Huuuhhh ya uda deh pokonya gue seneng banget ketemu lo lagi. Kangen banget sumpah! Gue pikir gue gak akan ketemu lo lagi."

"Iyaa makanya gue kesini. Lo orang pertama yang gue datengin tau"

"Wow so sweet...." ucap mila kembali merangkul sahabatnya.

Mereka saling melepas rindu lumayan lama ngobrol. Tentang milla yang masih harus menyelesaikan skripsinya. Tentang berbagai hal kecuali soal pria. Mila seolah mengerti prilly tak ingin membahas itu.

Rest Of My LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang