Short Capter
__________
Prilly berbaring di tempat tidur milla. Dia menarik napas dalam. Usahanya dua tahun untuk melupakan ali benar benar sia sia.
Mila menatap sahabatnya dalam. Dia tau betul perasaan prilly.
"Prill. Lo yakin ?" Tanyanya.
Prilly bangun dari tidurnya balas menatap milla
"Yakin ? Yakin apa ?"
"Lo yakin bakal ngejauh dari ali ?"
Prilly terdiam. Dia berjalan ke arah jendela melihat hujan yang turun dari langit sangat deras. Ia menatap langit yang putih gelap. Hatinya perih.
"Gue yakin mil. Gue sama ali tuh udah berakhir. Udah saatnya gue bangun. Bahkan gue harus siap dan benar benar siap melihat ali dengan sinta." Ucap prilly.
"Ya udah.. lo jangan sedih. Dua tahun lo pergi bakalan sia sia kalo sekarang lo nangis." Ucap mila menghapus air mata prilly. Prillypun memeluk milla penuh sayang.
"Oke sekarang siapin mental lo buat ngadepin ini."
"Okee siap hahaha"
______________________
Ali menghentikan mobilnya di depan rumah milla. Dilihat mobil milla terpakir di garasi. Dia memberanikan diri masuk dan mengetuk pintu.
"Alii !!!" Pekik milla kaget.
"Prilly mana mil. Please gue harus ngomong sama dia."
Mila terlihat bingung. "Mmm jangan sekarang deh. Prilly sepertinya belum siap."
"Kenapa ? Ayolah mil. Gue kangen banget sama dia. Please milla gue harus ketemu prilly."
"Gue tanya dulu deh yaa." Ucap mila bingung.
Ali mengangguk. Seketika milla masuk ke dalam.
"Prill."
"Hmm"
"Ali ada di depan. Katanya mau ketemu sama lo."
Prilly terdiam. Saat ini dia bingung harus bagaimana. Ia menatap milla nanar.
"Ya udah kalo lo belum siap." Ucap milla meninggalkan prilly. Dan kembali ke depan menemui ali.
"Li kayanya prilly belum siap" ucap mila sedih. Begitu juga dengan ali. Ia menundukan kepalanya.
"Hmmm ya udah deh mill."
"Hai li. Apa kabar ?" Ucap prilly tersenyum kearah ali. Prilly ingin mencoba biasa aja dengan ali. Karena mau tidak mau ia akan melihatnya dengan sinta.
Ali terperanjak dia kagum dengan senyuman prilly. Senyuman yang sudah lama tak dilihatnya.
"Pril...ly.." ali mendekat ke arah prilly. Ia memeluk prilly.
"Prilly aku kangen banget. Aku min.." prilly melepaskan pelukan ali. Melihat mila sejenak memberinya isarat agar milla meninggalkannya dengan ali.
Prilly berjalan dan duduk di sofa ruang tamu. Dia masih tersenyum. Sedangkan ali masih berdiri memperhatikan prilly.
"Kamu apa kabar li ?" Ucap prilly.
Ali yang canggung berusaha ikut duduk.
"Yah seperti yang kamu liat prill. Kamu apa kabar ?" Tanya ali balik.
"Aku baik" jawab prilly canggung.
Cukup lama mereka diam. Sampai akhirnya prilly berkata
"Ya udah kalo gak ada yang perlu dibicarain lagi. Aku pergi dulu."
Ucap prilly.
"Ka..kamu mau kemana prill."
Prilly tersenyum tak menjawab pertanyaan ali.
"Kenapa kamu dulu pergi prill ?" Tanya ali menatap prilly nanar.
"Aku minta maaf." Jawab prilly.
"Pril aku bisa jelasin. Ak..."
"Aku tau. Itu sebabnya aku minta maaf."
"Terus bagaimana..."
"Ali aku gak mau bahas ini lagi. Cukup semua sudah berakhir." Ucap prilly hampir menangis.
"Ta.."
"Aku mohon li." Prilly kembali memotong ucapan ali.
Ali terdiam. Sulit rasanya menerima ini semua.
"Ya uda prill. Aku minta maaf. Aku pulang dulu." Ucap ali yang langsung keluar rumah milla.
Prilly hanya mematung melihat ali mengemudikan mobilnya menjauh.
Dia mulai menangis. Rasanya begitu sakit.
Semua ini memang salahnya. Tapi semua sudah terlanjur dan kini sodaranya yang sudah di anggapnya seperti adik sendiri mencintai Ali.
Tidak mungkin bagi prilly kembali bersama ali setelah apa yang telah dilakukannya.
Milla menghampiri prilly. Dia memeluk sahabatnya erat. Bahkan milla ikut menangis merasakan apa yang prilly rasakan.
______________
Satu bulan berlalu. Kini prilly sudah bekerja mengurus butik ibunya. Seperti biasa juga prilly harus kuat melihat kedekatan ali dan sinta. Karena Ali setiap pagi menjemput sinta.
Prilly berdiri di depan rumahnya menunggu taksi. Ia selalu berangkat lebih pagi agar tidak melihat ali. Namun hari ini ali juga datang lebih pagi. Karena benar benar ingin bertemu prilly.
ALI POV
Aku menghentikan mobilku tepat didepan rumah sinta. Hari ini sengaja aku datang lebih pagi. Karena aku tau prilly selalu berangkat pagi untuk menghindariku. Mungkin aku adalah pria kurang ajar yang memberi harapan palsu pada sinta dengan menjemputnya setiap hari hanya demi bertemu prilly walaupun tidak setiap hari.
Kita lihat saja aku tidak akan pernah menyerah mendapatkan wanita sesempurna prilly. Prilly itu hidupku !
Kali ini aku melihatnya berdiri di depan rumah sedang memainkan handphonenya. Sesekali dia melirik ke arahku yang masih di dalam mobil. Aku tersenyum dan keluar mobil.
"Pagi prill. Mau berangkat yaa." Ucapku garing
"Ah.. pagi juga li." Dia mengangguk.
Aku mencoba untuk bersikap biasa saja. Berniat akan memulai semuanya dari awal.
"Pagi banget prill. Mau bareng ?" Tawarku
Prilly tersenyum dan menggelengkan kepalanya. "Makasih li. Tapi nih taksinya udah datang."
Prilly berjalan dan membuka pintu taksi. "Oh ya sinta di dalem. Kamu masuk aja." Ucapnya lalu kemudian masuk kedalam taksi.
Aku masih terpaku. Rasanya aneh sekali dengan ucapannya barusan.
Setelah taksi yang di tumpangi prilly tak terlihat lagi. Aku kembali masuk ke dalam mobilku.
"Aku di depan"
Aku mengirim pesan pada sinta.
"Kamu pagi banget. Aku belum selesai. Kamu masuk dulu gpp ?"
"Hehehe iyaa kepagian yaah. Gpp aku disini aja."
Aku membalasnya.
_______________
Maaf ya typo bertebaran. Hehehe
KAMU SEDANG MEMBACA
Rest Of My Life
RandomSaat aku berdiri disini, di hadapan wanita pujaanku, Tak bisa aku tahan air mataku Bagaimana mungkin aku bisa begitu beruntung, pastilah telah Aku lakukan sesuatu yang benar. Dan aku berjanji akan mencintainya seumur hidupku. "Rest of my life"