Sore ini Axel mengunjungi rumah Nara, Axel merasa ada yang tidak beres. Semalam Axel bermimpi kalau Nara koma dirumah sakit dan semua itu karna dirinya. Axel sering merasa bahwa dia dan Nara pernah bertemu sebelumnya, Untuk itu Axel memutuskan mencari tau sebelum ia gila karna kenangan-kenangan masa lalu yang entah milik siapa memaksa masuk dalam pikiran Axel.
"Gue didepan"
Nara yang membaca pesan dari Axel lansung turun dan membukakan pintu.
"Ortu lo mana?" Tanya Axel sambil meminum teh yang dibuat Nara, mereka berdua sekarang berada di dapur dengan Nara yang akan memasak makan siang untuk mereka.
"Gaada mereka semua pergi liburan" ucap Nara santai sambil memotong wortel menjadi beberapa bagian, "Lo ga ikut?" Tanya Axel sambil membantu Nara mencuci daging.
"Ngga, jawab Nara singkat. Axel menatap Nara, sepertinya Nara mengalami banyak hal yang harus ia tanggung sendiri, sebenarnya Axel sudah tau kalau orang tua Nara sepertinya tidak menyanginya saat pertama kali datang kerumah ini. Axel berjanji dalam hati bahwa ia akan menjadi alasan Nara bahagia.
Selesai, akhirnya Nara dan Axel bisa makan setelah menahan lapar sedari tadi, setelah makan mereka mencuci piring dan duduk di halaman belakang rumah Nara.
"Nara", si pemilik nama menatap mata lelaki disampingnya, untuk sepersekian detik mereka bertatapan hingga Nara memalingkan wajah saat setetes air mata jatuh dipipinya,
"G-gue gatau apa yang terjadi sama kita di masa lalu, gue rasa, gue punya salah sama lo, gue rasa dulu kita pernah akrab, gue rasa kita dulu saling jatuh cinta, gue bingung kenapa tiap natap mata lo gue selalu ngerasa bersalah, seakan-akan gue pernah bikin lo nangis padahal kita baru ketemu, lo tau Nara? Setelah ketemu lo, gue tiap malam mimpi liat lo lagi di rumah sakit dan penuh darah, gue pikir gue sekarang udah gila"
Hiks...
Axel menangis setelah menumpahkan semua rasa sakit di dadanya, Nara... Gadis itu hanya diam sambil menangis, ia bingung dengan dirinya sendiri.
Dia... Seharusnya membenci Axel...
"GUE GABISA!"
"Nar jawab gue, lo tau sesuatu kan? " desak Axel saat melihat Nara yang menangis sambil melamun.
Nara menoleh sambil tersenyum, "lo mau tau?"
Axel mengangguk dan memegang tangan Nara sambil terus menangis. Ia sendiri bahkan tidak tau alasan dia menangis dan merasa bersalah seperti ini, dia tidak tau apa yang terjadi pada dirinya dan Nara.
Yang ia tau, setelah bertemu Nara ia selalu mengalami mimpi buruk dan selalu dihantui rasa bersalah.
"Lo bunuh kedua orang tua gue Axel"