11.Sayang

110 13 2
                                    

Nara keluar kamar dengan malas,ia sedari tadi malam sangat lapar,sehingga mau tak mau dia harus ikut sarapan bersama keluarga nya pagi ini.

Berbeda dari adik adik Nara, apapun yang terjadi dirumah ini Nara seperti selalu di asingkan,saat makan ayah dan bundanya tak banyak bicara padanya,hanya bicara saat memarahi Nara, tentang sikap Nara yang selalu melawan, tentang Nara yang bodoh tidak seperti adik adiknya, tentang Nara yang selalu suka berkurung dikamar.

Mereka tidak sadar penyebab Nara seperti itu karna mereka.

Nara selalu menangis dikamarnya. Saat malam datang Nara selalu merasa kesepian,hanya dikamarnya Nara bisa mencurahkan segala letihnya,sakit yang selalu ia simpan sendiri,luka yang semakin hari semakin dalam.

Tapi Nara tidak pernah membenci kedua orang tuanya, bahkan didaftarkan keinginan terupdate Nara adalah membahagiakan kedua orang tuanya saat sudah besar nanti.

Tapi sejak kehadiran Axel, hidup Nara sedikit bewarna, Axel selalu memberikan perhatian tulus yang tak Nara dapatkan dari ayahnya. Axel yang selalu membuat Nara tertawa dan melupakan kesedihan Nara walau hanya sebentar.

Dan pagi ini setelah Nara selesai makan dan cuci piring, Nara mendapat telvon dari Axel. Axel mengajaknya ke taman kompleks perumahan Nara.

Dengan semangat Nara mengiyakan dan lansung berlari ke kamar untuk bersiap siap.

★★★

Axel dan Nara berjalan ke arah tukang somay, tujuan Axel mengajaknya ke taman adalah untuk lari pagi tapi Nara malah sibuk dengan makanan yang ada disana.

"Tunggu disini,aku lari bentar,jangan kemana mana" Pesan Axel pada Nara,Nara hanya mengangguk karna terlalu fokus dengan makanan didepannya sampai tidak sadar Axel sudah merubah panggilanya dengan aku kamu.

Axel mulai berlari sedangkan Nara sibuk makan sambil sesekali berbicara dengan penjual yang ada di taman tersebut.

Jika Axel tidak mengajak Nara ke taman sekarang sudah dipastikan Nara hanya tiduran dikamar. Ya,saat dirumah Nara menghabiskan hampir seluruh waktunya hanya dikamar,bahkan saat ingin makan Nara membawa makanannya ke dalam kamar. Nara tidak mau bergabung dengan keluarganya.

Setengah jam berlalu Axel datang, Nara melihat peluh di kening Axel. Entah dorongan dari mana Nara mengambil kain di samping tempat duduknya dan mengelapnya ke kening Axel.

"Makasih" ujar Axel tulus, Nara hanya mengangguk dan tersenyum.

"Neng itu kain kotor,tadi bapak bersihin gerobak pakai itu,neng main pakai aja. Kasian cowoknya. Ujar bapak itu khawatir.

Sontak Nara tertawa lepas dan lansung berlari sebelum komodo jantan mengamuk. Axel yang melihat Nara berlari lansung ikut berlari mengejar Nara.

"Woii pacaran ya pacaran aja,somay siapa yang bayarrrr!" Teriak bapak itu dengan lesu.

"Bentar pak, nanti saya kesini lagi", Teriak Axel yang sedang berlari mengejar Nara,tidak memperdulikan tatapan aneh orang-orang sekitar.

🌞🌞🌞

"Nara,lo tau kenapa gua dulu maksa lo buat jadi pacar gua?"

"Balas dendam karna gua kasarin"

"Salah"

"Lah terus?" Nara penarasan dan lansung menghadap Axel.

"Hahaha, sebenarnya setelah kejadian itu gua jadi penasaran sama lo. Karna dari awal ketemu lo,elo beda,gua pikir asik aja jadiin lo pacar gua,gataunya benar asik yaudah keterusan sampe sekarang hahhaa" Axel tertawa sedangkan Nara hanya diam tak bergerak.

"Nara?"

"Em?"

"Gua sayang sama lo"

"S a ayang?"

"Iya,nunggu hari aja mungkin selanjutnya gua bakal jatuh cinta sama lo,elo gimana?"

"Gue gatau"

Axel tersenyum dan memegang tangan Nara lembut "gua tau lo butuh waktu buat mencerna apa yang terjadi sama kita sekarang,gue cuman berharap elo bahkal jatuh cinta ke gua,tapi kayaknya gua halu deh. Ingat perjanjian kita waktu itu?" Tanya Axel, Nara hanya mengangguk. "Tinggal 30 satu hari lagi lo tentuin hubungan kita gimana,gue harap lo ngak kecewain gua" Axel tersenyum dan mengacak rambut Nara.

Nara tertegun,dimana Axel yang terkenal kasar? Dimana Axel dulu yang selalu menatap Nara dengan tatapan sinis?

Axel menggenggam tangan Nara ke arah parkiran. Setelah mengungkapkan isi hatinya Axel sedikit lega,setidaknya Nara sudah tau bahwa ia memang menyangi Nara.

Sedangkan Nara hatinya berdetak tidak karuan, " jantung gua kenapa njirr" batin Nara.

"Mau lansung pulang atau main dulu?"

"Itu anuu terserah lo aja"

"Lo salting hahaha, wajah lo tambah jelek pas salting hahaha" Axel tertawa terbahak bahak. "Bangsat baru tadi bikin baper" batin Nara.

"Dasar anak setan"

"Apa kata lo?" Teriak Axel

"Anjir jangan teriak-teriak sakit telinga gua bangsat"

"Lo tu ya cantik tapi ngomong bengkok mulu"

"Gua cantik ya?" Tanya Nara dengan mata berbinar-binar sambil menatap mata Axel.

"Serah lo setan"

KINARA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang