Axel dan Nara memutuskan untuk menghabiskan waktu liburannya dengan menonton film horor di kamar Nara. Entah apa yang membuat Nara merasa senang Axel berada di kamarnya, bahkan Nara berharap Axel tidak pergi.
Semua karena Nara kesepian.
"Eh gue laper ni"
"Mau makan apa?" Tanya Nara,
"Soto ayam, lu bisa masak ga?" Tanya Axel sambil membersihkan plastik-plastik makanan yang Axel bawa.
"Yaudah tunggu bentar, gamungkin kan lu ikut kebawah" Axel angguk-angguk dan mulai fokus pada film nya kembali.
30 menit berlalu Nara selesai dengan sotonya dan kembali ke kamar, kedua orang tua dan adiknya tidak ada dirumah Nara hanya menghela nafas dan segara naik ke tangga menuju kamarnya.
Setibanya dikamar Nara mendapati Axel tertidur lelap diatas tempat tidur Nara, Nara menggoyang-goyangkan badan Axel agar segera bangun "eh komodo bangun ga lo, ini udah masak",
"Hmm" Axel bangun dan segera ke kamar mandi Nara untuk mencuci muka, " emang ga ada otak kamar gue dikira kamar dia apa" gerutu Nara.
Axel dan Nara makan dalam diam, sesekali Axel melirik Nara sedangkan yang dilirik sibuk dengan novel nya.
"Nar gue mau ngomong sesuatu" Nara hanya menoleh tanpa menjawab, Axel mengembuskan nafas pelan dan berkata " Tadi ada yang nelvon lo, gua gamungkin turun ke bawah terus gue angkat, yang nelvon kok manggil lo sayang? Pacar lo ada berapa aja? Sekolah dimana? Gantengan gue apa dia?"
Nara terdiam meresapi ucapan Axel, ya kali didunia ini hanya Axel pacarnya dan yang memanggil Nara sayang juga Axel saja. "Lo ngigo ya? Masi di alam mimpi?, Tanya Nara hati-hati.
"Ngak dia bilang namanya Ichsan" jawab Axel santai sambil memakan sotonya.
Seketika selera makan Nara hilang, soto yang dibuatnya terasa hambar, Axel yang memperlihatkan raut wajah Nara yang berubah menautkan kedua alisnya.
"Di....a bii..langg aapa aaja?" Tanya Nara terbata-bata.
"Lah napa lo? Nara hanya diam dan Axel melanjutkan ucapannya, "Dia bilang mau kesini nanti sore, terus dia nanya gue siapa, gue jawab aja ini teman lo, daripada nanti lo diputusin kan" jelas Axel sambil meminum air karena soto nya telah abis.
Nara hanya diam dan mulai menangis, Axel terkejut melihat Nara menangis lalu Axel segera memeluk Nara untuk menenangkannya, Nara menangis sesenggukan di dada Axel, Axel heran seberapa besar pengaruh Ichsan sehingga merubah singa menjadi kucing? Axel akan mencari tau, "Berani sekali dia bikin pacar gue nangis bajingan" batin Axel.
"Makanya jangan tamak, udah dapat pacar ganteng, Sholeh, rajin membantu, tidak sombong masi aja selingkuh" Axel tertawa berniat menghibur Nara tapi yang dihibur tambah menangis dan meremas kuat kemeja Axel. Axel mengusap punggung tangan Nara dan tangan satu lagi iya gunakan untuk memegang bahu Nara.
"Ja aa ngan pergi" Axel tersentak dengan permintaan Nara, detik selanjutnya Axel tersenyum dan menganggukkan kepalanya. "Iya sekarang kamu tidur aja, aku disini bakal jagain sampe kamu tidur" Nara mengangguk dan langsung berusaha tidur di dada Axel, tidak perlu lama-lama Nara terlelap dam Axel mengangkat tubuh Nara ke atas tempat tidur.
Axel mengambil handphone Nara dan mengetik pesan lalu segara berlalu turun ke jendela Nara.
★★★
Axel menatap lelaki didepannya dengan marah, bagaimana bisa lelaki didepannya ini bisa tersenyum lebar setelah membuat gadisnya menangis.
"Mau lo apa?" Tanya Axel tanpa basa-basi, Ichsan hanya tersenyum remeh dan duduk di bangku taman tanpa menghiraukan ucapan Axel.
"Gue tanya sekali lagi mau lo apa bangsat!" Teriak Axel menggebu-gebu.
"Nara" jawab Ichsan singkat padat jelas tetapi membuat emosi Axel menggebu-gebu, "berani lo deketin Nara, abis lo sialan" setelah itu Axel berlalu pergi meninggalkan Ichsan, jangan sampai dia hilang kendali karena Ichsan.
"Bangsat!" Maki Axel dalam hati, Axel membawa motornya dengan kecepatan penuh, ia hilang kendali, panik, takut seseorang mengambil Nara darinya.
Setibanya di rumah Axel dan menelpon Nara. Tapi tidak di angkat oleh gadis tersebut, puluhan kali Axel menelpon tetap saja tidak di angkat Nara, Axel yang panik segera memutuskan untuk kembali kerumah Nara untuk memastikan gadisnya baik-baik saja. Axel mengambil jaket dan segera berlalu membuka pintu kamarnya.
Ponsel Axel berbunyi saat ia akan membuka pintu, sebuah pesan singkat masuk yang membuat Axel mengurungkan niatnya untuk kerumah gadisnya.
Jangan telvon terus, berisik. Kalo gamau bumi hujan darah jangan buat Nara marah.
Axel tertawa dan segera masuk kembali ke kamarnya untuk membersihkan diri.