Enam Belas

7.6K 694 25
                                        

Kali ini Amanda benar-benar menyerah dengan kebutuhan biologisnya. Ia menuruti Raiyan memasuki sebuah penginapan dekat danau tempat mereka menikmati pemandangan.

Begitu tiba di dalam kamar, ia membiarkan Raiyan beraksi. Amanda menikmati setiap cumbuan Raiyan di bibirnya dan membalas ciuman panas pria itu tak kalah panas. Logikanya lagi-lagi berkata ini salah dan ia harus menolak Raiyan, tetapi tubuhnya berkhianat.

Amanda sudah sangat menahan dirinya tetapi ia tak mampu mengendalikan hormon yang begitu menuntut pelepasan. Amanda merasa gerah.

Kali ini ia tak mau memikirkan apapun, ia benar-benar tersiksa dengan tubuhnya yang membutuhkan pelepasan. Persetan dengan harga diri, karena toh hanya pria ini yang mampu membuatnya begitu mendambakan pelepasan.

Raiyan menarik gaun biru muda Amanda ke atas lalu membuka paksa celana dalam Amanda hingga koyak dan dengan posisi berdiri ia memasuki liang nikmat Amanda tanpa ijin.

"Ach..." Terdengar desahan Amanda yang begitu menggoda.

Raiyan merapatkan tubuh Amanda ke dinding lalu memompa Amanda sambil bibir mereka bercumbu seolah tidak ada hari esok untuk boleh mengulang nya.

Dengan cepat Amanda melepas hormon dopamin dari otaknya. Astaga... Berapa bulan sudah ia merindukan milik Raiyan yang gagah perkasa memenuhinya?

Raiyan mengecup wajah dan leher Amanda, tak memberikan kesempatan bagi Amanda untuk sadar akan situasi dan membangkitkan gairahnya kembali.

Ia buka kardigan merah muda Amanda lalu meloloskan gaun biru Amanda dari kepalanya membuat payudara yang masih terbungkus bra menggoda mata dan mulut Raiyan. Dengan miliknya yang masih menancap di dalam Amanda ia buka bra wanita itu lalu melahap payudaranya.

"Ah..." Desah Amanda. Ia ingin keduanya dilahap tetapi Raiyan hanya bisa melakukannya bergantian karena kedua tangan pria itu asik meremas bokong Amanda.

"Kau benar-benar menggairahkan sayangku. Aku ingin meledak... Mmhh..." Raiyan menahan diri. Sudah lama tak bercinta membuat juniornya tergoda untuk segera muntah tetapi ini kesempatan langka mana boleh ia kalah sebelum Amanda menyerah dan ketagihan.

Raiyan mengangkat bokong Amanda membuat wanita itu melilitkan kaki di pinggangnya dengan masih menyusu lahap di kedua payudara Amanda bergantian.

Amanda sungguh tak tahan, dan ia kembali melepaskan orgasmenya.

Nafas keduanya memburu. Dan mereka masih panas.

Raiyan membaringkan Amanda di sebuah meja makan di kamar hotel tersebut lalu membuka lebar kedua pahanya dan memasukkan miliknya dalam, semakin dalam tetapi tetap terkontrol. Ia tak mau kunjungan awalnya malah menyakiti buah cintanya dan Amanda di dalam sana.

Amanda merasa sangat nyaman dan nikmat. Ia tak cemas pada janin dalam kandungannya karena Raiyan membuatnya senyaman mungkin. Kali ini, kedua tangan Raiyan memelintir puncak payudaranya dan itu membuatnya hampir gila.

Suara desahan Amanda memenuhi ruangan dan itu membuat Raiyan tak kuat. Ia pun akhirnya sampai dipuncak namun secepat kilat ia tarik miliknya dan membuangnya di lantai, membuat cairan kental putih keruh tersebut berceceran.

Nafas keduanya memburu, mereka saling menatap. Amanda malu harus mengakui jika Raiyan benar-benar luar biasa. Raiyan sendiri masih gemas. Jika Amanda bersedia, ia masih ingin bercinta dengannya lagi. Ia yakin sebentar lagi miliknya akan kembali menegang dan bisa memberikan kenikmatan bagi wanitanya tersebut.

---

Amanda mengusap wajahnya di depan wastafel kamar mandi. Bagaimanapun semua sudah terjadi. Ia merasa bodoh karena akhirnya kembali jatuh pada rayuan Raiyan. Tetapi ia tidak bisa ingkar jika hatinya memang mencintai pria sialan itu.

Just Affair??? Or... Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang