Dua puluh Tiga

10K 616 20
                                    

"Apa yang terjadi?" Luke tampak marah begitu ia tiba di rumah.

Amanda menghampirinya dan tahu pasti jika laporan Eve hilang sudah sampai pada pria itu. Amanda juga tahu, Luke bukan marah akibat cemas karena putrinya sempat hilang, tapi Luke marah karena hal tersebut sudah membuat ia terganggu.

"Eve tadi sempat hilang. Ternyata ia hanya bermain dengan badut." Ucap Amanda.

"Nah kau lihat? Anakmu hanya bermain dengan badut dan kau membuat heboh seluruh penjaga hanya karena dia hilang dari pandangan matamu sebentar! Lalu kau sendiri melakukan apa? Masih dengan sketsa-sketsa mu itu? Apa aku kekurangan uang sampai kau harus melakukan pekerjaan hmm? Kau berkarya seolah kau desainer berbakat, sementara putrimu saja bisa hilang dari pengawasan mu!"

Amanda ingin membantah tapi ia memang merasa salah kali ini. Akhirnya ia hanya memilih diam.

"Jangan sampai aku dengar hal-hal konyol seperti ini lagi. Kau jaga putrimu baik-baik. Aku tidak ingin hal ini sampai diketahui orang luar, apalagi terdengar oleh wartawan. Mengerti?"

Amanda diam saja.

"Dan kalian semua, awasi mereka dengan baik!" Teriak Luke pada para pengawalnya.

Luke pergi lagi sesudah meluapkan kekesalannya. Ia sedang meeting penting dan tiba-tiba ada panggilan telepon mengabarkan Eve hilang.

Padahal ia baru saja ingin memenangkan tender namun akhirnya kalah. Perusahaan Bryan yang memenangkan tender bisnis yang sudah ia incar lama tersebut. Sial!!!

---

Amanda mengusap kepala Eve sayang. Kejadian hari ini benar-benar di luar dugaannya. Eve yang sudah tertidur tampak lebih pulas dari biasanya dia juga tampak bahagia.

Amanda berdebat dalam hatinya, apakah ia sungguh boleh membiarkan Eve bermain dengan badut beruang lagi atau tidak.

Cara badut itu membawa putrinya ia tidak suka, tetapi ia mampu mengarahkan Eve kepada hal yang positif sehingga Eve jadi bersemangat mencari teman, membuat Amanda galau.

Amanda sangat tahu Eve yang kesulitan bergaul, tetapi hari ini Eve begitu memohon agar ia boleh kembali bermain besok dan mencari teman.

"Mommy..."

"Ya sayang? Kau belum tidur?" Tanya Amanda ikut berbaring di ranjang di sebelah Eve yang ia kira tadi tertidur.

Amanda menggenggam tangan Eve lalu menciumnya.

"Apa Daddy marah padamu? Apa itu karena aku?"

Amanda menggelengkan kepalanya. "Tidak sayang. Dia tidak marah padaku."

"Mommy, Om beruang sangat baik padaku. Ia memeluk dan menggendong ku. Ia juga memanggilku putri kecinya. Om beruang bersikap seperti Ayah Mollie."

Mollie adalah salah seorang teman Eve, teman dikarenakan Ayahnya adalah teman bisnis Luke. Bukan artian teman bermain, hanya saja teman ya teman.

Tetapi, Eve bisa merasakan Mollie diperlakukan baik dan manis oleh Ayahnya. Ayahnya bahkan mengutamakan Mollie meskipun sedang membahas pekerjaan dengan Luke.

"Kenapa Daddy tidak seperti ayah kebanyakan yang mencintai putrinya? Aku ingin punya Ayah seperti Om Badut."

"Eve, kita tidak boleh membanding-bandingkan apa yang kita miliki dengan orang lain. Daddy juga Ayah yang baik."

Eve menunduk sedih. Amanda merasa bersalah berbohong seperti ini. Luke bukan Ayah yang baik, karena pria itu hanya menjadikan Eve sebagai sandera sebenarnya agar ia tak berkutik.

Just Affair??? Or... Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang