Sembilan Belas

6.2K 514 34
                                    

Ruangan sudah di dekorasi seindah mungkin. Ada tatanan bunga hidup juga balon berwarna pink dan putih dengan sebuah meja yang beda dari meja lainnya karena ada lilin dan sebuah kotak beludru berwarna hitam yang di dalamnya ada cincin cantik bermata berlian yang akan dipakai untuk melamar Amanda.

Lany dan Markus datang dengan sedikit tergesa. Tetapi hanya mereka berdua.

"Raiyan!!!" Jerit Lany sambil menangis memeluk putranya.

"Ada apa Mom? Dad, dimana Amanda?"

"Tadi ada 3 buah mobil tiba-tiba datang ke depan rumah kita. Lalu dua orang mengancam kami agar kami tidak keluar rumah dan tidak boleh melakukan apapun. Tidak lama ada banyak wartawan datang berkumpul dan suasana jadi ramai tapi semua hanya menonton apalagi saat Amanda keluar dari rumah bersama pria yang memeluknya erat." Ucap Lany sambil menangis.

Mata Raiyan membulat dan jantungnya seolah berhenti seketika. Ia hendak berlari namun Markus menahannya.

"Dia sudah pergi. Mereka sengaja menahan kami agar terlambat datang ke sini. Jika kami sudah di sini, artinya ia sudah tidak di sini." Ucap Markus.

Air mata Raiyan jatuh begitu saja. Ia tidak menduga kekacauan ini smaa sekali.

"Ini pasti ulah Luke. Amanda tidak akan ikut dengannya dengan suka hati, mereka pasti mengancam dan membuatnya menurut. Dia memang wanita yang kuat dan mandiri, tetapi hatinya lemah dibawah tekanan. Apa yang harus ku lakukan? Aku pria paling lemah yang tidak bisa melakukan apapun sekarang..."

Sahabat dan keluarga menguatkan Raiyan tetapi Raiyan sangat menderita sekarang.

"Anak itu memang milikmu nak, tetapi ibunya masih milik orang lain dan kau tidak bisa memaksa jika tidak kau bisa dipenjara atau bahkan dihukum yang lebih berat lagi." Ucap Lany sedih mengusap bahu Raiyan.

Raiyan menatap ruangan indah yang sudah di dekorasi lalu menatap cincin yang hendak ia pakai untuk melamar Amanda tapi sekarang tidak akan berguna lagi.

"Aku harus pergi. Aku akan menyusulnya." Ucap Raiyan. Ia bergegas pergi.

"Raiyan, jangan lakukan itu. Raiyan mereka orang-orang jahat yang bersenjata. Mereka bisa saja melukaimu!" Teriak Lany menangis.

Markus memeluk istrinya. Mereka tak bisa berbuat apapun. Mereka sangat tahu Raiyan, dia berkeinginan kuat.

Dulu saja ia nekat meninggalkan kota kecilnya dan tinggal di kota besar hingga akhirnya sukses jadi seorang IT andal karena kegigihan juga semangat tingginya serta otak cerdas tentunya.

Ia jadi memiliki banyak uang dan bisa memiliki beberapa usaha kecil di kota ini, tetapi dia bukan apa-apa dibandingkan keluarga yang baru saja menjemput Amanda.

"Jaga dirimu, nak..." Ucap Lany sedih mendoakan putranya sambil memeluk erat suaminya.

---

Amanda saat ini harus menyerah dengan keadaan. Dia harus melepaskan Raiyan dari hidupnya. Semakin Amanda mencintai Raiyan, semakin ia harus melepaskan pria itu dari hidupnya, ia tak ingin pria itu semakin terluka nantinya. Bagaimanapun ia tahu, kekuasaan Raiyan tak ada jika dibandingkan dengan Luke dan orang yang mendukungnya.

Amanda tidak punya pilihan. Ia harus menuruti Luke. Dulu, ia sangat berharap, Luke akan memohon kepadanya untuk kembali dan mereka memperbaiki pernikahan mereka, sama-sama saling memaafkan dan menerima kekurangan.

Tetapi saat kenyataan tentang sosok Luke terpampang nyata, ia membenci harapannya tersebut. Luke benar-benar sosok iblis dalam bentuk nyata. Dia tega menghancurkan kebahagiaan orang lain demi kebahagiaan dirinya.

Just Affair??? Or... Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang