Amanda sudah berpakaian dan lebih tenang. Dia duduk di sofa dihadapan dua pria paling brengsek yang pernah ia kenal. Amanda bersumpah tak ingin mengenal dua manusia ini lagi. Dia marah. Dia kecewa. Dia merasa dibodohi dan dipermainkan.
Astaga... Amanda bahkan sempat berpikir bercerai dari Luke dan menikah dengan Raiyan, bahkan jika tidak dikabulkan ia nekat ingin kabur. Tapi ternyata semua rekayasa.
Air mata menetes sesekali di pipinya meskipun ia sudah jauh lebih tenang.
"Penjelasan apa yang kalian punya?" Tanyanya menatap Luke dan Raiyan.
"Aku mencintaimu, kau istri yang baik, pengertian, sabar dan kau sempurna. Tapi masalahnya di aku. Aku mencintaimu sampai-sampai aku takut kalau kau akan kecewa dengan kelainanku." Luke mulai bicara.
"Cinta apa yang kau maksud Luke? Adakah cinta yang seperti ini?" Tanya Amanda menatap Luke kecewa. Ah... Lukanya teramat dalam.
"Aku tidak bisa memenuhi kebutuhan biologis mu itu sebabnya, saat aku bertemu Raiyan, dan dia tahu jika aku suamimu, dia memintamu dariku. Aku berkata hubungan kami tak semudah itu di rusak. Amanda istri yang baik, dan aku sudah banyak mengecewakannya. Tapi dia meyakinkan ku jika dia mencintai kamu."
"Sex bukan segalanya bagiku, Luke. Kita bisa bekerja sama dan mengobatinya jika kau jujur sejak awal."
"Aku tahu. Tapi cintaku padamu berbeda seperti cintaku pada kaum lelaki Amanda. Aku mencintaimu dan menyayangimu tapi tak mampu menyentuhmu. Aku merasa kau bagian dariku, tapi aku... Maaf tapi aku tak sanggup." Luke menyesal sekali harus mengatakan kelemahannya ini.
"Kau menikahiku, adakah niat untuk berubah?"
Luke mengangguk. "Kita pernah melakukannya. Aku mencoba tapi aku kalah dengan naluriku." Ujarnya.
"Lalu kalian membuat skenario menjijikkan ini?"
"Amanda, kau bahagia. Tadinya aku pikir akan sulit tapi saat aku tahu kamu tengah malam pergi ke kamar Raiyan, aku bahagia, akhirnya kamu menemukan seseorang yang mampu memenuhi kebutuhanmu, kebutuhan untuk dicintai dan mencintai. Aku tahu, kau sudah jatuh cinta pada Raiyan."
Amanda menelan salivanya. Ia tak mampu menoleh pada Raiyan. Rasa sakit sekaligus cinta yang baru bersemi dihatinya berbaur menjadi sebuah pertentangan yang menyesakkan dada.
"Berapa dia membayarmu untuk jadi pelacur ku?" Tanya Amanda memberanikan diri menatap pada Raiyan.
Raiyan menatapnya. "Aku yang membayarnya dengan mempertaruhkan seluruh hidupku. Aku menjamin perasaanku padamu dan keinginan kuatku memilikimu dengan jaminan hidupku. Dan Luke menerimanya." Kata Raiyan.
"Hah... Manis sekali bualanmu. Kau pikir aku masih sudi dekat denganmu? Kita berakhir." Ucap Amanda.
"Amanda! Tolong jangan begini, ku mohon. Aku mencintaimu, sungguh. Aku mungkin dulu bisa hidup tanpamu, tapi sekarang, aku tidak bisa jika tidak ada dirimu." Raiyan memohon sambil berlutut dihadapan Amanda.
"Yang kau butuhkan hanya tubuhku. Kau tidak punya cinta. Karena jika kau memilikinya kau tidak akan melukaiku seperti ini." Ucap Amanda berusaha tampak baik-baik saja dengan keputusan nya namun air matanya berkhianat dan segera ia hapus.
"Lalu kau pikir aku harus bagaimana? Mendekatimu dengan cara baik-baik? Sampai kapanpun kau tidak akan pernah mau merespon ku. Kau wanita terhormat, tidak akan mau berhubungan sembarangan dengan lelaki lain di luar lingkungan mu. Jika aku tidak berbuat curang, aku tidak akan pernah bisa sampai sejauh ini. Aku mencintai seorang wanita dan ku tahu suaminya tak bisa memenuhi kebutuhannya. Lalu aku berjuang untuk cintaku... I'm really love you... With all of my life. I just want you, not anyone else!"

KAMU SEDANG MEMBACA
Just Affair??? Or...
RomanceBacaan Dewasa Kata siapa perjodohan selalu berakhir manis? Amanda harus memperjuangkan pernikahannya selama 4 tahun yang sepi kemesraan dan sunyi kehangatan. Suami yang berusaha ia cintai, lebih mencintai pekerjaannya di kantor dan memilih bercinta...