Amanda menikmati kehidupan nyaman tanpa tertekan di tempatnya saat ini. Ia seolah lupa pada semua hal buruk sekaligus indah yang ia rasakan hingga dua bulan lalu, meskipun sebelum tidur ia pasti akan merindukan seseorang yang sangat ia benci.
Yah...
Amanda benci, ketika ia merindukan sosok itu. Dia pria pertama yang membuat Amanda melanggar semua prinsip hidupnya, yaitu selingkuh. Dia pria pertama yang membuat Amanda merasakan begitu dicintai sekaligus dipuja. Dia pria pertama yang membuat Amanda lupa akan segalanya. Tetapi dia juga pria pertama yang merusak kepercayaan dan harga dirinya sebegitu parahnya.Tapi Amanda hanya membiarkan pria itu singgah sebentar di saat malam hari sebelum tidur dalam ingatannya. Amanda percaya jika semua hanya masalah waktu, ia pasti akan melupakan pria yang tak ingin ia temui seumur hidupnya lagi.
"Kau melamun?" Tanya Janett seorang rekannya di toko buku.
"Ah... Benarkah?" Tanya Amanda tak sadar.
"Ya. Aku memanggil namamu empat kali dan kau tidak mendengar nya. Ada apa? Hari ini kau terlihat linglung?"
"Ah... Ya sepertinya kau benar. Sejak pagi aku tidak enak badan. Aku bahkan tidak mampu menghabiskan sarapanku pagi ini." Ucap Amanda.
"Mungkin kau masuk angin. Apa kau tidak tidur semalam? Matamu sedikit menghitam."
"Hmm... Sedikit sulit tidur." Ucap Amanda berbohong.
Ya, selama ini ia bisa mengendalikan pikiran dan hatinya tetapi malam tadi entah kenapa begitu kacau. Amanda bahkan tidak bisa tidur semalaman.
Tiba-tiba ia merasakan tubuhnya panas karena teringat percintaan panasnya dan Pria yang tak ingin ia sebut lagi namanya. Biasanya Amanda mampu mengendalikan diri dengan membaca atau menonton serial malam tapi malam tadi ia benar-benar merasa ingin bercinta.
"Fix. Kau sedang aneh. Kau baru saja melamun lagi." Kata Janett.
Amanda mengerutkan dahinya. Ia tak bisa mengelak. Ia hanya tersenyum.
"Apa kau punya kekasih mungkin?"
"Ah, tidak. Aku tak punya. Aku pindah kemari karena aku memutuskan berhenti dengan urusan percintaan. Aku ingin hidup sendiri seperti sekarang. Nyaman."
"Benarkah? Tetapi kita bukan hanya butuh cinta tetapi juga sex Amanda. Atau jangan-jangan kau sedang ingin sehingga uring-uringan?" Goda Janett.
"Astaga... Jane... Pelankan suaramu nanti ada pengunjung yang berpikir tidak-tidak." Ucap Amanda sambil melotot pada Janett tetapi Gadis cantik itu malah tertawa.
"Bagaimana dengan Lincoln. Dia beberapa kali kemari mengunjungimu. Kalian sudah berteman baik dua bulan ini apa kau tak ingin mencoba lebih jauh dengan nya? Dia cukup tampan."
"Pria tampan tak selalu mampu membuatmu bahagia." Ucap Amanda entah kenapa ia malah teringat wajah pria yang ia benci tetapi mengingatnya justru membuatnya kesal sekaligus rindu. Entah perasaan apa ini sampai-sampai dua bulan seolah sia-sia.
"Cobalah bercinta dengan Lincoln." Bisik Janett membuat wajah Amanda merah lalu ia segera pergi ngeloyor menjauh agar tak dipukul atau dicubit Amanda.
"Astaga... Gadis nakal." Ucap Amanda.
"Amanda... Amanda..." Tiba-tiba Janett datang lagi karena teringat apa alasannya memanggil Amanda tadi.
"Apa?"
"Aku ingat alasan tadi memanggilmu berkali-kali." Kata Janett dengan wajah yang bisa dikatakan sangat senang dan semangat.
"Apa?" Kembali Amanda mengulang.

KAMU SEDANG MEMBACA
Just Affair??? Or...
RomanceBacaan Dewasa Kata siapa perjodohan selalu berakhir manis? Amanda harus memperjuangkan pernikahannya selama 4 tahun yang sepi kemesraan dan sunyi kehangatan. Suami yang berusaha ia cintai, lebih mencintai pekerjaannya di kantor dan memilih bercinta...