Enam

24.7K 1K 12
                                    

Amanda tiba di persimpangan yang dimaksud Raiyan. Yah... Dia membuat keputusan untuk melanjutkan perselingkuhannya. Toh, Luke tak pernah perduli akan dirinya, kebutuhan psikologis maupun batiniahnya.

Sebuah mobil mewah berhenti tepat di tempatnya berdiri kemudian kap bagian atas terbuka.

Seorang pria tampan berkacamata hitam, bertopi dan mengenakan kaos oblong tersenyum dan menyapanya.

"Butuh tumpangan nona?"

Amanda memutar bola matanya. Dengan santai ia melipat tangan di dada, lalu Raiyan pun turun dan membukakan kursi penumpang bagi Amanda. Setelahnya ia memasukkan koper Amanda ke bagasi.

"Kita berangkat?" Tanya Raiyan begitu duduk di kursi kemudi. Amanda hanya mengangguk tak menjawab. Sebuah senyum tersungging di wajah Raiyan dan tangannya terangkat untuk mengusap kepala Amanda sebelum akhirnya mulai mengendarai mobil.

Amanda merasakan jantungnya berdegup cepat sekali. Tindakan sederhana Raiyan tadi seolah menghadirkan sensasi aneh. Bukan gairah. Tetapi ia merasa perutnya seperti dikelilingi oleh kupu-kupu.

Haruskah ia bermanja pada Raiyan sekarang dan melupakan status nya?

---

"Kita dimana?" Tanya Amanda saat ia terbangun dari tidurnya. Ia terlelap dalam perjalanan.

Amanda celingukan dan tempat tersebut asing baginya.

"Ini bukan villaku." Ucap Amanda bingung.

"Hm... Memang bukan. Ayo masuk. Kamu pasti akan menyukai tempat ini, dan segudang rencana yang sudah ku siapkan." Kata Raiyan.

Keduanya turun dari mobil. Tempat tersebut merupakan private cottage di pinggir laut. Ada beberapa deretan cottage tetapi dengan jarak cukup jauh sehingga privasi sangat terjaga.

Bangunan depannya tampak seperti rumah biasa tetapi setelah masuk dan tiba di balkon belakang kalian pasti akan memekik kegirangan.

"Oh my God... Raiyan it's beautiful. Ini benar-benar luar biasa."pekik Amanda tanpa sadar bertepuk dan melompat. Raiyan puas melihat aura bahagia Amanda.

Balkon belakang merupakan bangunan yang dirancang dari kayu kokoh dengan dua buah kursi malas dan satu meja kecil diantaranya. Lalu di sudut balkon ada tangga yang langsung menuju ke air laut. Sebagian bangunan cottage ini ada di atas permukaan air.

Sepanjang mata memandang, Amanda hanya bisa menatap hamparan laut.

"Ini tempat sempurna untuk berlibur di musim panas." Kata Amanda dengan mata berkaca-kaca saking bahagianya.

Raiyan mendekati Amanda lalu memeluknya dari belakang. Kemudian ia berbisik di telinganya.

"Ini juga tempat sempurna untuk bercinta denganmu. Aku tak sabar ingin berenang tanpa busana sehelaipun dibawah sana denganmu, atau bercinta saat matahari terbenam di kursi malas ini." Ucapnya serak dan berat.

Oh tidak... Amanda tergoda. Semua yang diucapkan Raiyan terdengar sangat menarik dan ia bahkan tak sabar melakukan nya. Astaga... Amamda merasa ia seperti bitch, tapi ia tak perduli. Ini pilihannya ia ingin menikmati dunia ini. Sepala sudah mulai biar ia menikmati dosa laknat ini.

Amanda melepas tangan Raiyan yang memeluk erat perutnya lalu berputar menghadap pria itu. Amanda mencium bibir Raiyan. Dia agresif sekali. Ucapan Raiyan tentang imajinasi pria itu menyuluh gairahnya.

Keduanya berciuman panas. Saling memagut, saling menghisap dan saling menggigit. Terdengar erangan, desahan dan rintihan dari keduanya.

" Ahhh... Berikan aku pil. Aku ingin bercinta tanpa kondom." Ucap Amanda.

Just Affair??? Or... Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang