Tujuh Belas

6.9K 580 36
                                    

Lany menghidangkan banyak sekali kue kering di hadapan Amanda. Semua adalah buatan wanita itu. Aroma butter nya sangat memanjakan hidung dan menggugah selera.

Wanita itu sangat bahagia saat Raiyan, putranya berkata jika ia akan membawa Amanda sebagai kekasihnya ke rumah mereka.

Meskipun selama ini, Amanda sudah beberapakali berkunjung ke rumah Markus dan Lany, tetapi kunjungan kali ini berbeda, karena ia bukan sebagai wanita asing penyewa rumah, melainkan kekasih putranya yang sedang hamil.

"Lany, maaf aku merepotkan mu." Ucap Amanda sungkan.

"Oh tidak sayang, ini bukan apa-apa. Aku memang senang memasak, hanya saja putraku selalu memintaku menjaga sikap. Katanya aku tidak boleh bersikap mencurigakan, padahal sudah sejak awal kedatangan mu aku ingin sekali memanjakanmu, terlebih Raiyan bilang kau sedang hamil cucu kami." Ucap wanita bertubuh tambun itu dengan mata berkaca-kaca.

Amanda bisa merasakan ketulusan Lany dan ia sangat terharu. Ibunya saja bahkan tidak pernah memperlakukan dia sebaik ini.

"Mulai sekarang kau boleh minta apapun untuk aku masakkan. Aku akan membuat semua yang kau suka. Sejak pergi dari desa ini, Raiyan tidak pernah kembali kecuali kami yang mengunjunginya ke kota. Dan kau, kau akhirnya bisa membawa putra kami kembali pulang. Warga sini bahkan tak mengenalinya lagi, karena dulu dia gendut dan jelek." Ucap Lany.

Amanda tidak menduga wanita itu ternyata sangat cerewet, tetapi Amanda menyukainya. Amanda menatap Raiyan yang duduk di sebelahnya dan menggenggam tangannya erat.

Jika Lany sangat ramah, Markus sebaliknya. Dia tidak terlalu banyak bicara tetapi Amanda tahu pria itu tak membencinya.

"Aku akan mencoba semua kue ini, sayang... Granny sangat menyayangi mu, dia membuatkan banyak kue kering sebagai cemilan Mama." Ucap Amanda mengusap perutnya yang mulai berbentuk.

"Oh... Dia sangat sopan dan manis Raiyan..." Ucap Lany pada putranya. Raiyan tersenyum lebar dan mengusap pundak Amanda sayang.

"Itu sebabnya aku sangat mencintai dia." Ucapnya.

"Apa urusan perceraian mu sudah beres?" Tiba-tiba Markus yang sejak tadi mengutak-atik radio lamanya bertanya membuat suasana hening seketika.

Amanda ingin menjawab tetapi Raiyan menahan dengan mengeratkan genggaman tangannya pada Amanda.

"Sedang dalam proses. Amanda sudah mengajukan ke pengadilan dan tinggal ketuk palu. Saat ini masih masa mediasi dan jika salah satu tidak menghadiri maka kemungkinan besar akan disetujui."

"Kenapa kau menanyakan pertanyaan berat, kakek tua?" Tanya Lany kesal sambil memukul pundak Markus.

"Aw. Aku hanya bertanya apa salah? Setahuku anakmu penggoda istri orang." Ucapnya lagi asal.

"Astaga... Kau sungguh kakek tua yang perlu dihukum. Harusnya kau membuat calon menantimu nyaman bukan sebaliknya!" Lagi-lagi Lany memukul suaminya membuat Markus berkali-kali menjerit Aw. Aw..

Amanda tak tega tetapi Raiyan meyakinkan jika kedua orang tuanya biasa bercanda seperti ini. Dan meskipun Markus tampak seperti itu, pada kenyataannya dia sangat menerima Amanda.

---

Amanda menyentuh perutnya yang semakin membesar. Usia kehamilannya memasuki lima bulan dan mual muntahnya tidak ada lagi, apalagi sejak Papa nya rutin mengunjungi sang janin.

Raiyan menguap saat ia bangun tidur. Masih lumayan pagi dan Amanda sudah tidak ada lagi di sebelahnya. Biasanya ia yang bangun lebih awal, lalu kebiasaan hampir setiap pagi adalah mengunjungi si kecil di dalam rahim ibunya.

Just Affair??? Or... Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang