Dua Belas

10.3K 840 30
                                    

Raiyan baru selesai mengobrol dengan dokter yang memeriksa Amanda. Dokter menyarankan agar ia melakukan pemeriksaan intensif kepada dokter spesialis kandungan untuk memastikan kebenaran kehamilan Amanda sekaligus memeriksa tumbuh kembang janin dalam kandungan Amanda.

"Anda harus menjaganya dengan sangat baik." Ucap dokter dan ia mengangguk.

Setelah berbicara dengan dokter Raiyan pergi ke restoran yang tak terlalu jauh dari rumah sakit dan membeli makanan untuk Amanda. Ia sangat bahagia. Akhirnya apa yang ia rencanakan berhasil.

Diantara berjuta-juta spermanya, ternyata ada yang berhasil membuahi sel telur Amanda.

Wajahnya tak berhenti tersenyum. Sebentar lagi ia akan jadi Ayah, ia akan memiliki alasan berada di dekat Amanda, dan ia akan berjuang untuk membuktikan pada Amanda betapa besar cintanya.

"Kau tampak bahagia." Ucap kasir di restoran kala ia membayar makanan yang ia beli.

"Aku akan jadi Ayah." Ucap Raiyan bangga.

"Wow, itu berita hebat. Selamat bung." Ucap kasir dan Raiyan semakin sumringah.

Raiyan berjalan kembali ke rumah sakit, kemudian ia pun memasuki ruang rawat inap Amanda. Ia yakin sekali wanitanya tersebut pasti sudah bangun. Apapun yang akan terjadi, bagaimanapun sulitnya ia tidak akan meninggalkan Amanda.

Mulai saat ini, ia akan menempeli Amanda terus. Cukup baginya dua bulan lebih hanya jadi pemantau saja. Ia akan merawat anda juga calon anak mereka.

Raiyan masuk dan langsung bertatap mata dengan Amanda.

-Deg-

Detak jantungnya seketika lupa berfungsi dan Raiyan hampir lupa bernafas.

"Mau apa kau di sini!!??" Bentak Amanda.

"Aah... Ehm... Aku sebaiknya aku..." Janett bingung harus bagaimana. Mau pergi ia tak yakin meninggalkan Amanda dan pria asing ini, mau tetap di sini sepertinya ada hal serius yang ingin dibicarakan.

"Sebaiknya aku-"

"Jane, jangan tinggalkan aku dan dia. Suruh dia pergi." Ucap Amanda tampak marah.

"Ehm... Maaf tuan-"

"Aku kekasihnya, dan aku ayah dari janin dalam kandungan nya. Aku tidak akan kemana-mana."

"Ini anakku dan Luke. Bukan anakmu!" Bentak Amanda.

"Itu milikku Amanda. Dia buah cinta kita. Dia bukti aku mencintaimu."

"Kau brengsek sialan!" Umpat Amanda.

"Tenanglah kalian berdua. Emosi hanya akan membuat Amanda dan Janinnya berada dalam kondisi buruk. Bisakah kau dengarkan Amanda? Ia butuh ketenangan."

"Aku sudah mendaftarkan pemeriksaan USG dengan dokter spesialis kandungan untuk memeriksa keadaannya dan anak kami. Aku tidak akan kemanapun. Aku sudah katakan sejak awal, aku milikmu dan akan selalu menunggu sampai kau siap. Kecuali aku mati, aku baru akan pergi dari sisimu." Ucap Raiyan lalu meletakkan makanan yang ia bawa di atas meja yang ada di dekatnya.

"Pastikan dia menghabiskannya. Jika tidak mau, ingatkan dia jika anakku kelaparan dan butuh makanan." Ucap Raiyan lalu melangkah keluar dari ruang inap Amanda.

"Wajahnya tak seramah kelakuan nya." Ucap Janett bersungut-sungut.

"Maaf kau harus mendengar hal yang tak seharusnya."

"Tidak apa. Setiap orang punya alasan kenapa hidupnya bisa rumit. Sekarang, beritahu aku, apa benar dia ayah dari janin dalam kandungan mu?"

Amanda hanya diam beberapa saat. "Aku hanya berhubungan aktif dengannya seorang beberapa bulan terakhir. Bahkan dengan Luke mantan suami ku saja sudah tidak pernah lagi."

Just Affair??? Or... Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang