Just Affair??? Or...

Satu

Banyak typo....

Amanda menatap jauh ke langit biru di pagi menjelang siang hari ini. Sebulan sudah sejak kejadian 'terlarang' itu. Namun ia, masih belum bisa memaafkan dirinya sendiri.

Dia adalah istri Luke, Luke Dawson, pria muda yang sukses meniti karir. The most wanted man in Europe... Yah, meskipun sebenarnya hal tersebut karena campur tangan sang Papa yang sangat menyayangi Luke.

Luke sempat goyah dalam menjalani bisniss keluarganya dan hampir bangkrut, namun saat pernikahan Amanda terjadi dengan pria itu, secara bertahap karirnya membaik dan bisnissnya semakin melaju pesat di Benua Eropa.

Ya, keluarganya memang turut andil dalam pertahanan bisniss Luke, mereka menikah karena perjodohan. Perjodohan dua keluarga berdarah biru alias ningrat.

Sejak menikah dengan Luke, Amanda yang sempat menjadi CEO di anak perusahaan Papanya bergerak mundur menjadi Ibu Rumah Tangga biasa seperti Mamanya, dan kendali perusahaan tersebut berakhir pada Luke.

Luke selalu bersikap baik padanya, terutama orang tuanya. Hal tersebut membuat Amanda lama kelamaan menerima perjodohannya dan belajar mencintai Luke. Setahun pernikahan mereka semua tampak sempurna, Amanda bahkan merasa ia telah berhasil mencintai Luke.

Namun memasuki tahun kedua hingga ke empat, Luke banyak berubah seiring pesatnya kemajuan perusahaan dan bisnissnya.

Amanda jarang bertemu Luke. Dan, Amanda juga tahu jika pria itu banyak membuang spermanya dengan sia-sia dalam kondom yang ia pakai untuk wanita murahan di luar sana.

Marah? Protes?

Oh Amanda tak punya bukti... Luke selalu tampil jadi suami sempurna dihadapan publik terutama orang tuanya. Lalu, mungkinkah mereka percaya jika Luke mengabaikannya dan membiarkannya kesepian?

Lalu, dari mana Amanda tahu jika Luke banyak membuang spermanya?

Amanda sering menemukan kondom berisi sperma di tong sampah dalam ruang kerja suaminya di kantor. Luke juga sering gagal memuaskan gairah kewanitaannya ketika pulang ke rumah, tak seperti setahun pernikahan mereka yang tampak baik-baik saja.

Yah, meskipun, setahun pertama juga Luke tidak terlalu HOT namun sekarang ini jauh lebih buruk.

Sial! Jika membayangkan gairah kewanitaannya, tiba-tiba saja ia merakan sebuah rongga dibawah sana seolah hampa minta dipenuhi, namun sayangnya bukan oleh milik Luke, tapi oleh sesuatu yang lebih perkasa dari milik Luke, yang membuatnya penuh dan sesak namun nikmat.

"Shit! Fuck me, oh..." Amanda menggigit bibirnya. Betapa bodoh ia karena tiba-tiba membayangkan milik pria sialan itu di dalam dirinya.

"Terkutuklah reuni SMA itu." tangisnya. Ia menyesalinya, nanun sekaligus mendambakannya. Ini sesuatu yang sangat salah.

Tring... Sebuah pesan masuk ke ponselnya.

Husban : Sayang, malam ini akan ada tamu yang datang ke rumah kita. Dia ahli IT yang baru direkrut perusahaan. Kita akan menjamunya dengan baik.

Amanda merasa tertolong dengan isi pesan suaminya. Itu artinya fikirannya akan teralihkan dengan sedikit kesibukan hari ini.

Ia bergegas ke dapur menemui pekerja rumah tangganya.

"Whitney, aku ingin kau menyiapkan makan malam untuk tamu, Luke malam ini. Tidak banyak, hanya lebihkan saja dari porai biasanya kau memasak dan lebih di istimewakan menu pembuka juga menu penutupnya. Jangan lupa siapkan anggur merah di gudang penyimpanan, agar bisa dinikmati bersama hidangan mu."

"Baik nyonya. Saya mengerti." ucap wanita bertubuh besar berumur 40 tahunan awal. Ia adalah juru masak beberapa staf dapur lainnya. Amanda hanya ingat beberapa nama, seperti Whitney sebab pekerja di rumahnya sangat banyak dan wanita itu yang paling lama bekerja dengan keluarga kecilnya.