Step brother

459 54 5
                                    

"Kak" panggilan itu membuat gue menoleh ke arah pintu.

Gue tersenyum saat melihat Jisung dan Chenle berdiri di ambang pintu. Gue melambaikan tangan gue, menyuruh mereka untuk masuk.

"Kenapa, hm ?" Tanya gue dengan lembut ketika melihat wajah mereka kelihatan gak bersahabat.

"Kakak beneran pulang hari ini ?" tanya Jisung dengan kepala menunduk.

"Iya. Emang kenapa ?"

"Mau ikut kak" kali ini Lele yang ngomong.

Gue meneguk ludah gue.

"Kok mau ikut ? Kan kalian harus sekolah. Nanti Kak John marah loh kalo kalian gak sekolah. Apalagi Kak Taeyong, bisa ngamuk dia"

"Tapi, aku gak mau ditinggalin Kak Ara"

"Cuma seminggu, cung. Entar kan kakak balik lagi. Ada yang mau diceritain ya ?"

Lele dan Icung mengangguk lemah. Gue terkekeh kecil, lalu duduk diantara kedua bocah laki-laki ini.

"Ada apa ? Sini cerita, nanti kakak bantuin"

Jisung menarik nafasnya, "Orang tua kita sama. Ternyata selama ini kita saudara"

Bentar. Siapa yang saudaraan ? Maksudnya ?

"Ternyata mama sama papa saling selingkuh dengan mami papinya Chenle. Kita gak sadar kalau selama ini adalah saudara tiri" Jisung kembali melanjutkan ucapannya.

"Kita baru tau tadi sore. Pas mommy ngirimin foto ke lele dan papanya Jisung ngirimin foto ke dia. Mommy sama papi seakan nikah silang sama papa mamanya Jisung"

Wait.

Anjir.

K-kok bisa ?

Ini Jisung sama Chenle beneran saudara tiri ? Kok baru tau sekarang ? Bertahun-tahun kemana aja anjir?

"Orang tua kita sama-sama mau narik kita balik ke mereka masing-masing. Meskipun hak asuh belum jelas ada di tangan siapa. Tapi, Chenle bener-bener gak mau untuk balik ke mereka. Bertahun-tahun lamanya mereka ninggalin kita, sekaan nelantarin dan ngebuang kita, sekarang mereka mau ngambil kita lagi ? Chenle gak akan mau"

Gue tersenyum getir. Gue paham sih gimana perasaan dua bocah ini, pasti mereka ngerasa gak diurus sama orang tua mereka karena mereka aja sejak bertahun-tahun silam ditinggal tanpa ada kata perpisahan yang jelas. Komunikasi hanya sebatas mengirim uang transfer untuk keperluan mereka tanpa ingin tau perkembangan anak mereka.

"Terus kalian mau gimana ?" pertanyaan yang seharusnya gak gue keluarin.

Mereka cerita ke gue karena mereka butuh jawaban atas masalah mereka, bukan malah gue balik tanya kaya gini.

"Kakak jadi mamanya kita. Meskipun baru beberapa bulan Jisung dan Chenle kenal kakak, tapi kita tau kalo kakak tulus ngerawat kita. Kasih sayang yang kakak beri seakan ngobatin rasa rindu yang kita selama ini untuk balik ke pelukan mama. Kakak seakan ngasih kasih sayang seorang ibu"

Jisung menarik nafasnya dalam dengan matanya yang beberapa kali mengerjap. Beberapa menit hening. Hingga suara isakan yang samar terdengar di kamar gue. Gue menatap kedua anak laki-laki ini yang kembali menangis di hadapan gue.

Jujur, gue sebenernya juga bingung. Umur gue belum genap 20 tahun, belum punya hak untuk milikin hak asuh ataupun hak untuk adopsi mereka. Lagi pula, gimana reaksi dan perasaan orang tua kandung mereka kalo tau anaknya bakalan nolak mereka sebagai orang tua kandungnya dan milih orang asing kaya gue buat jadi orang tua angkat mereka ? Perasaan orang tua kandung mereka pasti bakalan sakit pas tau hal ini.

Kost-an Abah Sooman [COMPLETED] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang