Kabar Gembira

420 49 3
                                    

Sekarang gue udah ada di kost-an, sejak tiga hari yang lalu tepatnya. Gue belum sempat nyari jawaban atas semua pertanyaan dan masalah yang gue bilang, gue akan jawab itu semua setelah gue balik dari Jakarta. Nyatanya, belum sempat sampai Jakarta gue udah kecelakaan, hahah miris.

Gak apa-apa, ini bukan 100% salah gue. Gak apa-apa. Masih ada waktu.

"Ra, ayo makan" suara itu membuat gue menyibak selimut gue dan berjalan keluar kamar.

Berjalan perlahan menuju ruang makan. Untuk pertama kalinya gue kembali makan bersama di ruang makan ini setelah gue kecelakaan.

"Sarapan apa kita hari ini ?" pertanyaan itu membuat gue menoleh ke arah yang bersuara.

Kak Winwin, ah rasanya gue jarang interaksi sama laki-laki ini. Gue lebih banyak interaksi dengan orang-orang tertentu. Terlebih dengan Chenle dan Jisung. Laki-laki yang dua tahun lebih muda dari gue.

"Liat aja sendiri kenapa sih ? Punya mata kan ?" sungut Kak Renjun.

"Sewot aja lo, gue cuma basa-basi"

"Basi ah"

"Ngajak ribut lo ?!"

"Siapa takut ? mau dimana ? lapangan belakang ? dapur ? rooftop ? depan rumah ? sok, dimana ? Hayuk" tantang kak Renjun lagi.

"Bacot lu ! Minggir, gue mau makan" usir Kak Hendery yang baru saja turun dari kamarnya.

Gue terkekeh, lalu mengisi tempat yang masih kosong.

"Udah kumpul semua belum ?" tanya kak Taeil.

Gue menoleh, mengabsen semua orang yang ada di ruangan ini. Kurang satu.

"Kurang satu, siapa ?" pertanyaan dari Kak Winwin.

Yang lain kompak mengangkat bahu atau hanya sekedar menggeleng.

"Absen" titah kak Taeyong.

Kak Taeil mengangkat tangannya, "Taeil"

"Taeyong"

"Johnny"

"Yuta"

"Kun"

"Doyoung"

"Ten"

"Jaehyun"

"Winwin"

"Jungwoo"

"Lucas"

"Mark"

"Xiaojun"

"Hendery"

"Renjun"

"Jeno"

"Haechan"

"Jaemin"

"Yangyang"

"Chenle"

"Jisung"

Tjie, malah jadi fc yaa. wkwk.

"Kost-an Babah Sooman lengkap !" tutup mereka semua.

Mata gue tanpa sadar membulat sempurna. Bentar.. Yang tadi gue baru tau ada hal semacam itu. Selama ini gue ga pernah tau kalo ada absen gituan.

"Terus tadi siapa yang ga keitung ?"

"Renjun kali, badannya kecil gitu"

"Ten kali, tadi dia katanya boker dulu"

"Doyoung anjir, tadi dia nyirem taneman dulu"

"Jeno gila, orang tadi dia jogging"

"Bukannya —"

"Lo pada kaga ngitung diri sendiri. Fokus sama tubuh orang tapi diri sendiri kaga di hitung. Udah pas juga, dah mulai aja lah makannya. Laper gue" Kak Johnny mulai mengambil nasi yang diikuti oleh lainnya.

Gue hanya bisa menyimak.

Setelah makan, kak Taeil ga bolehin kita pergi, katanya ada sesuatu yang mau dibagiin. Gue juga ga tau sih itu apaan.

Kak Taeil balik dengan sekotak kerdus berukuran sedang yang isinya belum gue tau apaan.

"Ekhem, test test test"

"Ya tu dua tiga. lanjut brader"

"Chan..."

"Hehe bercanda bang"

"Gue mau ngasih kabar gembira. Dua minggu lagi gue nikah" ucap kak Taeil.

Seisi ruangan itu hening. Ga ada yang bersuara. Cuma bisa ngeliatin kak Taeil yang masih berdiri di depan meja makan.

"Ini undangannya. Lo pada mau ngajak cewek lo juga bodo amat asal jangan ngerusuh aja di acara nikahan gue" lanjut kak Taeil lagi.

"Ini serius ?" tanya Kak Echan sambil membolak-balik kertas undangan yang dikasih kak Taeil.

"Gue ga seniat ini sih buat bohongan"

"Bentar... ini bang Taeil beneran mau nikah ? Jadiin gue pager ayu dong, kepengen banget gue jadi pager ayu" pinta Kak Hendery.

Kak Taeil tertawa, "Bodoh. Bukan pager ayu anjir, pager ayu mah buat cewek. Sebenernya udah ada bagiannya masing-masing sih. Gue mau memperbudak kalian"

"Memperbudak asal ada bayarannya sih gapapa. Gue ambil. Tapi kalo dibudakin tanpa ada bayaran, ogah amat. Kasih Haechan aja sana"

"Sialan lo Jen. Gue juga ga mau kali kalo ga dapet bayaran"

"Bayarannya nginep di hotel yang sama bareng gue selama dua hari"

"Hotel ecek-ecek males ah"

"Protes aja si ojun, gue tendang nih"

"Njun, lo sadis amat jadi bocil"

"Jangan panggil aku bocil paman"

"Hahah anjir ojun jadi om-om si renjun jadi bocil. Nangis aja lah gue"

"Tapi lo ketawa, Cas. Bukan nangis"

"BERCANDA !! ITU NAMANYA BERCANDA"

"ga usah ngegas dong"

"Berisik !!! Lanjut lagi dah" ucap kak Kun ke kak Taeil.

"Nanti rincian nya gue kirim di grup. Lo tinggal terima jadi doang kok. Bantuin gue ya... terakhir sebelum gue lepas dari kost-an ini" pinta kak Taeil dengan lembut.

Gue tersenyum, "Gue juga dapet bagian ?" tanya gue setelah kondisi sedikit lebih kondusif.

"Ada. Nanti bareng temen-temen gue dan anak-anak kost depan"

"Oh oke"

"Ya udah sih, gitu doang. Makasih udah nyimak. Dah sana pada masuk kamar, tapi yang tugas rapihin piring, rapihin dulu anjir jangan kabur"

"IYAAA TETUA" jawab Kak Echan dkk dengan kompak.












*******

A/n : asikkk apdet.

ga jelas kan ini chapter ? iya emg ga jelas, soalnya ga niat update, bahan buat diapdet jg kurang bagus. Tpi harus apdet soalnya ini lapak udh berdebu.

Btw... happy 1K viewers.... yeayyyy.

bingung ga kenapa gue skrg udh jarang apdet ? iya, soalnya gue lagi bucin bikin au di twitter, jadinya gue jarang mampir ke wattpad. tapi gue ttp ngecekin akun gue, makanya gue tau klo cerita ini udh 1K viewers. terimakasih....

klo kalian pgn gue apdet, tagih aja. nanti gue usahain apdet. terimakasih atas pengertiannya kawan...

Kost-an Abah Sooman [COMPLETED] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang