Laki-laki itu membuka helm. "Turun dulu." Ketika Ayla hendak turun dari motor ....
Bughh! Ayla terjatuh pingsan
Mendengar suara tersebut, dengan gerakkan cepat, Alrasya segera turun dari motor. Perasaan Alrasya saat ini benar-benar sangat cemas dan bingung menjadi campur aduk
Alrasya mencoba membangunkan Ayla yang sudah tergeletak di aspal, tetapi perempuan itu tidak kunjung sadarkan diri
Dengan gerakkan cepat, Alrasya segera mengambil kunci motor dan membopong Ayla untuk masuk ke dalam warung tersebut
Banyak pasang mata yang melihat adegan tersebut, namun Alrasya tidak menghiraukan
Alrasya menidurkan Ayla di salah satu kursi panjang yang terbuat dari kayu yang tersedia di dalam warung. Alrasya berjongkok di sampingnya. "Ay, bangun Ay, gue mohon," laki-laki itu terus-menerus mencoba untuk membangunkannya
Tidak lama kemudian, seorang Ibu-Ibu penjaga warung menghampiri Ayla yang masih belum sadarkan diri dan Alrasya yang mencoba untuk membangunkan Ayla dengan wajah yang cemas. "Waduh ada apa nih? Kok bisa sampe pingsan kayak gitu?"
"Iya, Bu"
Alrasya benar-benar sangat khawatir saat ini
"Ay please, bangun, ya? Yang ditakutkan oleh Alrasya kini terjadi, Alrasya merasa bersalah untuk yang kesekian kalinya
Ibu-Ibu itu kembali untuk mengambilkan sebuah minyak kayu putih dan memberikannya kepada Alrasya
"Ini dicoba dulu, siapa tau bisa cepet sadar"
Alrasya mengambil alih minyak kayu putih yang diberikan kepada ibu-ibu itu dan mendekatkannya ke dekat hidung Ayla. "Ayla, lo denger gue kan?"
Beberapa menit kemudian, akhirnya Ayla pun tersadar
"Al"
Alrasya sangat bersyukur karena Ayla telah sadar dan memanggil namanya
Alrasya membantu Ayla untuk duduk. "Pelan-pelan"
"Gue kenapa?" tanya Ayla sambil memijat pelipis, rasa pening masih terasa di kepala Ayla
Alrasya duduk di samping Ayla. "Tadi lo pingsan"
Alrasya mengembalikan minyak kayu putih dan tidak lupa mengucapkan terimakasih
"Di luar masih hujan, kalian tunggu di sini dulu aja"
"Iya, Bu," jawab Alrasya
"Oh ya, kalian mau saya buatkan apa?"
"Ngga usah, Bu," tolak Alrasya
"Eh jangan gitu, kasian temanmu kedinginan, tunggu sebentar, ya. Jangan kemana-mana"
"Em ... Tap—"
Ketika Ayla membalikkan badan, ia melihat banyak makanan yang tersimpan rapi di dalam etalase. "Sekalian saya mau pesen ayam sama sayur asem, sambelnya jangan lupa"
"Nah, temanmu juga laper tuh. Iya Neng, sebentar, ya. Terus kalau kamu mau apa?" tanya ibu-ibu itu kepada Alrasya
"Saya ngga usah, Bu. Ngga papa kok"
"Hus! Harus pesan juga"
"Tuh Al, ditawarin," bisik Ayla
"Ngga usah, Bu. Saya udah kenyang"
"Loh kenyang makan apa? Kaliankan baru aja pulang sekolah. Yaudah kalau gitu, kamu tetep saya buatin, ya?"
Sekarang Alrasya benar-benar tidak enak, sedangkan Ayla sepertinya malah biasa-biasa saja
KAMU SEDANG MEMBACA
RIDHA (SELESAI)
Teen FictionTuhan mempertemukan, tetapi tidak untuk menyatukan. Aku menunggu, menunggu waktu untuk dapat bersatu, namun ternyata Tuhan lebih mendahului untuk dapat bertemu denganmu. Lantas sekarang aku harus merasa kehilangan atau justru bersyukur karena bisa s...