4 • Mempertanggungjawabkan

50 4 2
                                    

"Izinin gue buat mempertanggung jawabkan itu semua, karena gue yang udah bikin lo dihukum."
Laki-laki menyebalkan

***

Laki-laki itu seolah mengerti apa yang Ayla pikirkan

Ayla masih belum merespon apa-apa. "Lagian sih kemarin malah sok-sokan basa-basi ke gue, udah sok-sokan nanya, eh ngga taunya ngga ngajak gue pulang bareng." Perempuan itu mendumel dalam hati. "Ehh ngapain juga gue berharep buat bisa dianter pulang sama dia? Kenal aja ngga. Ngga, ngga, ngga. Mungkin karena kemarin gue lagi capek aja, sebenarnya juga males naik kendaraan umum," lanjutnya

"Minta maaf karena kemarin udah bikin lo dihukum, ngga seharusnya gue nanya dimana kelas gue ke lo, sampe akhirnya malah lo sendiri yang kena hukuman," kata si laki-laki tersebut yang membuat Ayla refleks membulatkan mata

Lagi-lagi Ayla salah paham, karena Ayla pikir, jika laki-laki itu ingin minta maaf karena sudah membiarkannya pulang sendiri, namun ternyata yang didapatinya malah meminta maaf karena sudah membuat Ayla terkena hukuman

Bukan karena apa, tapi perkataan dan perilaku yang laki-laki itu perbuat tidak dapat dipikirkan sebelumnya oleh Ayla. Entah karena Ayla yang terlalu berharap atau memang dasarnya laki-laki disebelahnya ini yang sulit ditebak

"Bener-bener ya ni cowok, ngeselin banget!" batinnya

Sebenarnya laki-laki itu tidak enak hati, lalu ia berdiri dari tempat yang ia duduki seraya memasukan tangan ke dalam saku celana. "Kemarin selain disuruh berdiri di tengah lapangan, terus lo dapet hukuman apa lagi?" Laki-laki itu bertanya walau masih belum ada tanggapan apa-apa

"Kok diem?" tanyanya lagi dan kali ini laki-laki tersebut membalikkan badan sambil menatap ke arah Ayla

Sekarang Ayla juga berdiri dari tempat yang ia duduki lalu matanya benar-benar menatap pada kedua bola mata milik laki-laki itu. "Kalau gue kasih tau, emangnya lo bisa apa? Lo ngga bisa narik hukuman yang udah gue terimakan?" Ayla sudah muak dengan laki-laki dihadapannya, lalu Ayla segera pergi menjauh

"Tapi seengganya gue bisa bantu karena gue yang udah bikin lo telat masuk kelas," teriak laki-laki itu yang mampu membuat Ayla menghentikan langkah

Ayla berbalik arah untuk kembali menghadap ke arah laki-laki itu lagi.  "Gue ngga butuh bantuan lo"

"Izinin gue buat mempertanggung jawabkan itu semua, karena gue yang udah bikin lo dihukum"

Ayla belum menjawab tawarannya. Ayla juga masih berpikir, apakah Ayla harus mengatakan prihal hukumannya atau tidak?

Laki-laki itu menaikan sebelah alis, menunggu jawaban dari Ayla

"Oke. Jadi, selain kemarin gue disuruh berdiri di tengah lapangan, gue juga dikasih waktu selama satu minggu buat baca surah Al ... Al Mulk terus disuruh buat ngafalin artinya juga ke dalam bahasa Inggris"

Laki-laki itu mengangguk. "Terus apa yang bisa gue bantu? Kayaknya kalau untuk sekedar baca Al Qur'an juga setiap muslim seharusnya si bisa"

Ayla terdiam, entah apa yang dirasakan. Tapi apakah Ayla harus malu jika sebagai umat muslim belum bisa membaca Al Qur'an?

Ayla menundukkan kepala. "Justru itu masalahnya, gue ngga bisa"

"Ngga bisa baca Al-Qur'an?" tanyanya untuk sekedar memastikan bahwa yang telah didengarnya memang benar

Ayla meremas buku yang dipegang. "Iya, lo pasti mau ngeledek gue karena gue ngga bisa?"

"Kenapa gue harus ngeledek? Yaudah nanti dijam istirahat, temuin gue di sini, jangan lupa ajak temen semahram lo"

RIDHA (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang