3 • Menyebalkan!

42 5 0
                                    

"Kayaknya tadi ada yang kena hukuman lagi nih?" ucap Kay

Ayla mengipaskan tangan ke dekat wajah. "Duh kayaknya ada yang ngomong, tapi kok ngga ada wujudnya, ya?"

Teman-teman Kay yang melihat tingkah keduanya hanya tertawa. "Kasian banget lo, Kay. Ada, tapi ngga dianggep," ledek Geotama Al Malik, salah satu dari teman dekat Kay yang menimpali

Kay menyenggol lengan Geotama, tidak habis pikir jika temannya itu malah membela Ayla. "Eh, lo kok malah belain dia si, Tam?"

"Blee emang enak, dasar Sarjono!" kata Ayla sambil menjulurkan lidah

"Enak aja, tampang cakep gini dikata Sarjono"

"Emang Sarjono ngga ganteng?"

"Mana gue tau, Saripaahh"

"Nah yaudah, siapa tau orang yang namanya Sarjono ternyata mukanya mirip Mitchell Hope"

"Terserah Saripah"

"Nama gue Ayla tau, bukan Saripah"

"Nama gue juga Kay, bukan Sarjono"

"Usshh udah-udah. Sarjono, Saripah, diem lo berdua!" lerai Geotama. "Yaudah Ra, Ay. Kita ke sana dulu"

Dari pada pertengkaran antara Ayla dan Kay tidak selesai-selesai, akhirnya Geotama memutuskan untuk segera pergi untuk mencari tempat duduk

"Yang lo maksud anak baru itu yang tadi ke sini sama Kay dan teman-temannya bukan?" tanya Inara semakin penasaran

"Iya, itu orangnya"

"Ohh itu"

Ayla menatap wajah Inara dengan tatapan yang datar. "Udah respon lo cuma gitu doang?"

"Terus gue harus bilang gimana lagi? Udah ah biarin aja," jawab Inara acuh

Baru beberapa langkah keempat laki-laki tersebut berjalan, tiba-tiba ada beberapa teman sekelas yang memanggilnya. "Mm ... tadi gue udah minta nomor telepon lo ke Kay, udah gue undang juga ke grup kelas. Jangan lupa save kontak gue, ya"

"Kalau gue ngga usah di save juga ngga papa kok, tapi jangan lupa follow akun sosial media gue. Kalau mau ngechat, chat aja"

"Centil banget lo, Gin," kata teman yang satunya lagi

Anak baru itu hanya tersenyum tanpa membalas sepatah kata

Kay menaikkan sebelah alis. "Udah?"

"Udah elah"

"Tinggal minta save aja pake ngomong panjang lebar"

"Yeh iri aja lo, guekan cuma kasih tau"

"Nga—" belum sempat melanjutkan, namun Geotama sudah membisikkan sesuatu tepat di telinga Kay. "Usshh, udah Kay, istighfar. Percuma juga lo tanggepin, cewek ngga mau ngalah"

Kedua orang perempuan telah pergi dan keempat laki-laki itu telah mendapati tempat duduk yang tidak jauh dari posisi Ayla dan Inara. "Gue bingung, kenapa ya makin kesini, ucapan sama kelakuan cewek-cewek kok kayak ngga mencerminkan muslimah. Ya gue tau emang masih ada, tapi jarang gue temuin. Kalau ada berarti dia cewek yang selama ini gue impiin"

"Yaudahlah, do'ain aja. Siapa tau suatu saat nanti mereka bakal berubah"

"Aamiin"

"Eh tapi kok, lo malah kasih nomor gue ke dia, Kay?"

"Sorry. Kalau dia bukan admin grup, gue juga ngga bakal kasih." Sekarang Kay jadi tidak enak hati kepada teman barunya, karena tidak meminta izin terlebih dahulu. "Ra, diantara banyaknya perempuan yang belum bisa ngejaga diri, tapi lo malah tetep berusaha buat ngelakuin itu. Gue salut, Ra. Gue tau, gue emang bukan laki-laki shalih yang perempuan shalihah mau. Tapi gue yakin, siapapun laki-laki yang udah Allah takdirin buat lo, pasti dia bakal jadi laki-laki yang beruntung, gue harap laki-laki itu gue," batinnya

RIDHA (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang