44 • Bersama untuk selamanya (SELESAI)

44 4 2
                                    

...

: Nadiva Elffandy
Kak?

Rasyalzeenar :
Kenapa kok nanya kayak gitu?

: Nadiva Elffandy
Ngga papa, Diva cuma nanya hehe tapi kalau ngga mau jawab juga ngga papa kok

Tapi kalau nanti Kak Al nikah (you deleted this message)

Rasyalzeenar :
Kalau kenapa? Tadi Kak Al belum sempet baca semua

: Nadiva Elffandy
Eh ngga papa, ngga jadi Kak

Rasyalzeenar :
Kok diapus pesan?

: Nadiva Elffandy
Iya, ngga jadi

Rasyalzeenar :
Div
Kalaupun nanti Kak Al udah nikah,
insyaallah Kak Al bakal terus anggep Diva sebagai Adiknya Kak Al sendiri

Ketika mendapat balasan pesan dari Alrasya kali ini, membuat mata Nadiva mulai berkaca-kaca, dan lambat laun, air matanya turun membasahi pipi

Kalau cuma karena gara-gara Kak Al ngga peka, Diva ngga mau benci Kak Al! Diva juga mau terus anggep Kak Al itu Kakak Diva, ngga lebih, batin Nadiva

: Nadiva Elffandy
Bahagia terus, Kak 😊

Rasyalzeenar :
Aamiin
Diva juga harus bahagia, yaa

: Nadiva Elffandy
Iyaa, doonggg

Ternyata seperti ini ya rasanya menyukai seseorang tanpa diketahui oleh dirinya? Rasanya lumayan sulit karena dengan begitu, ia juga akan merasakan bagaimana arti dari diam-diam bahagia, seolah baik padahal tidak. Tidak menyangka, sejak 20 tahun Nadiva hidup, ia baru merasakannya sekarang

Walaupun Irsyad sedang mengemudi tetapi dirinya tetap mengetahui bahwa kini Nadiva kembali menangis. Irsyad pun berniat untuk segera menepikan mobil untuk memeluknya

***

Lagi-lagi Alrasya dan keluarga kembali datang ke rumah Inara, namun kali ini Inara sudah menerima khitbahan dari Alrasya

Kedua keluarga tersebut sudah mulai membicarakan kapan proses akad dan resepsi dilakukan, serta persiapan untuk menuju kehari yang dinanti

Hingga akhirnya, hari akad berlangsung telah tiba, Alrasya menarik napas dan menghembuskannya secara perlahan. "Saya terima nikah dan kawinnya Bunga Inara Tsabila binti Mizannur Muntaz dengan mas kawin tersebut, tunai!"


"Sah?"

"SAAAHHHH"

"Alhamdulillah"

Inara yang mendengar seruan tersebut langsung menitikkan air mata, Camila memeluk sang putri dan segera membawanya keluar dari kamar untuk bertemu dengan Alrasya serta tamu undangan yang lain

Alrasya berdiri diiringi dengan Arrafsya untuk berjalan menghampiri Inara, Alrasya diminta untuk memakaikan cincin di jari manis Inara dan menaruh telapak tangan di atas kepalanya untuk membacakan do'a

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 06, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RIDHA (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang