suara itu terdengar lagi
kini terdengar semakin tinggi
menarik-narik jiwa yang tak kunjung pergi
dengan hati yang tak pernah bersiap dirisatu, dua, empat.
tiba-tiba sang rembulan berkhianat
meninggalkan malam tanpa kalimat
dengan matahari yang mulai memikatmalam kini mulai terjatuh sendiri
langitnya sudah terlalu sepi
cahaya malam tak tampak lagi
jiwa malam semakin memberontak ingin pergiraga-raga menikmati luka
cinta-cinta merasakan duka
semuanya kini telah sirna
kini malam tak dapat lagi menunjukan senyumnya
malam tak bisa berkata-kata
apabila memang inilah takdirnya
dia hanya berharap bahagia
dan suatu saat dapat melupakannya
meski malam tak pernah tahu,
entah kapan nanti ia dapat merelakannya
KAMU SEDANG MEMBACA
Sajak.
PoetryIni hanyalah rangkaian kata yang terbuat dari realita. Tak ada fiksi, yang ada hanyalah pengandaian untuk memberikan jiwa disetiap bait-baitnya.