Rintik

906 21 4
                                    

rintik satu hadir
terasa hampa
rintik dua hadir
tak berubah rasa?
rintik tiga hadir
manalah rasa-rasa?
rintik empat hadir
terdiam bersunyi ria,
— apakah benar ada rasa?

lalu,
badai turun
si rintik melamun
lalu seketika,
rembulan bertanya:
jika seperti ini akhirnya,
mengapa kita masih bersama?
semua terdiam
tak berucap tak bertutur
menikmati keheningan
meskipun sang badai,
benci akan ketenangan

di sisi lain
sang rintik
masih menunggu
bertanya-tanya
akankah ada rasa dikehampaan?
lalu tiba-tiba terjatuh
tertidur
di awan kenangan malam yang kelam
menangisi semua yang telah tenggelam
bertanya-tanya kepada semesta,
kapan lagi ia akan merasakan kebahagiaan?

lalu sang rintik kembali,
bertemu sang rembulan
berpura-pura jatuh cinta
berpura-pura bahagia
dalam dukanya
ia memohon kepada semesta
agar suatu saat ia lupa
lupa jika ia sedang berpura-pura
ia kan tetap selalu memberikan senyumnya
meski saat ini
duka-dukanya,
sangat lara

esoknya,
disudut jendela
sang rintik menahan kesakitan
tak ingin bangun
terus-menerus melamun
tetap berharap suatu saat,
rasa itu (mungkin) kan muncul
lalu berandai-andai
tentang cerita kini
dan bertanya-tanya
untuk cerita nanti
— apakah mungkin kehampaan ini akan pergi?

Sajak.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang