bagaimana bila ternyata kita hanyalah takdir yang menunggu waktu untuk berpisah
dalam tiap detik jam dinding yang tak pernah berhenti
kita berdua bersama hanya untuk memastikan detik waktu terus berjalandengan tawaan dan candaan hangat kita berdua yang kini kian hilang
takdir sudah mulai menampakkan kuasanyabila hari ini menjadi waktu kita berpisah
alangkah indahnya kita berpelukan rapat-rapat
sambil mengatakan "selamat tinggal, aku berharap kau akan selalu bahagia."
diiringi dengan isak tangis yang tak terdengar
dari air mata yang belum pernah berhenti sejak takdir menampakkan raganyatapi pada kenyataannya
perpisahan kadang tak selalu ada waktu untuk diucapkan bukan?
maka dari itu
dalam diam dan sunyinya malam ini
aku akan selalu mendoakan kita selalu bahagia
meskipun
kebersamaan kita,
bukanlah jawabannya.
dalam kata-kata yang tak pernah terucap
akan ku ucapkan selamat tinggal,
dengan hati yang akan selalu mencintaimu.selamat malam
KAMU SEDANG MEMBACA
Sajak.
PoetryIni hanyalah rangkaian kata yang terbuat dari realita. Tak ada fiksi, yang ada hanyalah pengandaian untuk memberikan jiwa disetiap bait-baitnya.