"I've understood that you will never be mine."
Brak
"WOI BANGUN KALIAN!"Teriakan Damian sepertinya tak membangunkan kedua sejoli yang sedang tertidur pulas.
"Gila,kebo juga ternyata mereka."Damian mengusak rambutnya kasar lalu matanya tak sengaja mendapati benda yang saling mengikat di kedua tangan mereka.
"Wishh main borgol-borgol aja ni berdua."Damian mendekati Riffian dan Thea yang masih terlelap.
Pria itu memegang rantai borgol yang menghubungkan lingkaran borgol satu dengan satunya lagi.
"Mereka abis ngapain aja ya,sampe pake borgol segala?"Pria itu bertanya sendiri.
Pria itu menatap pakaian Riffian yang sedikit kusut lalu menatap pakaian Thea yang-
"ASTAGA!"Riffian mengerjapkan matanya pria itu terusik oleh suara Damian.
"Bang?lo ngapain disini?"Damian tak menjawab ia menatap tajam Riffian dan tiba tiba Damian menarik kerah baju Riffian hingga laki laki itu berdiri.
"Gak usah narik narik!"Damian tak mengidahkan ia kekeuh menarik Riffian hingga berdiri.
Sayang nya mereka melupakan tangan Riffian yang masih diborgol otomatis Thea ikut sedikit tertarik.
"Aww"Damian terdiam ia melihat Thea yang sedang memegang pergelangan tangannya yang diborgol sendiri.
Brak
"Bangsat!"Umpat Riffian ketika Damian mendorongnya hingga terjatuh dikasur.
"Thea tangan kamu sakit ya,sini sayang mana tanganya abang obatin."Damian memegang tangan Thea yang terborgol kulit perempuan itu membiru.
"Gakpapa."jawab perempuan itu dan tersenyum tipis wajahnya sangat pucat.
"Mana kunci nya?"Tanya Damian tanpa menatap Riffian.
Riffian mengeluarkan kunci tersebut dan menyerahkan nya pada Damian.
Damian segera membuka borgol di pergelangan tangan Thea.
"S-sakit."Thea meringis ia memegangi kepalanya yang terasa pening.
Damian terkejut saat setetes darah menetes di kasur,Thea mimisan.
Grep
Damian langsung mengendong Thea ala koala dan membawanya keluar dari kamar tamu.
Riffian menghembuskan nafas kasar ia membuka borgolnya sendiri dan berjalan ke kamar mandi.
-----------------------------------
"Thea tidak apapa,dia kelelahan dan kekurangan cairan,tenang saja saya sudah memasang infus."Ucap seorang dokter perempuan pada Orefeo,sepupu Thea.
"Kalau begitu,terimakasih dok."Dokter itu menganguk dan berpamitan dari sana.
Sedangkan di dalam kamar Damian telah selesai menggantikan pakian Thea,hanya pakaian luar.Malu?tentu tidak,baginya itu sudah biasa.Pria itu bertanya tanya dari mana asal semua luka yang terpahat indah di kulit putih Thea.
Cklek
Damian menoleh sebentar pada pintu lalu kembali meneliti perut datar Thea yang terdapat luka.Orefeo menaikan alis bingung melihat kelakuan Damian.
"Kenapa bang?serius amet keliatanya."Damian menyuruh Orefeo untuk ikut naik ke kasur di samping Thea yang kosong melalui matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
THEA[COMPLETED]
Teen FictionAlthea Greva Gavriil. Gadis polos yang sangat dijaga oleh keluarganya,setelah sekian lama koma Thea akhirnya diperbolehkan sekolah dan mengenal dunia luar.Diam diam menghanyutkan itulah julukan untuk thea,mereka semua hanya tau Thea gadis biasa yang...