chapter 20

2.8K 192 19
                                    

Beberapa saat kemudian

Rey masih menangis memegangi tangan Sandy

"Maaf ya san aku blom bisa jadi suami yang baik buat kamu. Aku emang bodoh." Ujar Rey menyalahkan dirinya sendiri

"R-ey" ujar Sandy lirih

"Alhamdulillah akhirnya kamu sadar juga" ujar Rey sambil terisak

"Bunda mana rayza Ama Fira ga datang" ujar sandrinna lirih

"Bunda masih di rawat tadi pingsan dan anak anak belom tau kalo kamu laka" ujar Rey

2 jam  kemudian teman temannya pun pergi meninggalkan Rey dan Sandy berdua di ruangannya

"San. Kamu masih marah" ujar Rey

"Ya gimana gak marah coba orang lu nya udah berani selingkuhin gw" ujar Sandy

"Dengerin gw dulu san. Dia tuh klien aku dan dia ga bawa siapa siapa makanya kita cuman berduaan doang" ujar Rey

"Tapi kok di cafe kan bisa di kantor" ujar Sandy

"Karena dia minta ketemu di cafe itu" ujar Rey

"Udah lah Rey nanti kalo ayah bunda Dateng lu pulang aja urusin anak anak kasihan Selly Ama Davi" ujar sandrinna lalu merubah posisi tidurnya jadi membelakangi Rey

"San plis maafin aku kalo aku ada salah" ujar Rey

Sandy tak bergeming

"San plis jangan marah dong" ujar Rey memohon

"Udah lu pergi aja gw mau tidur" ujar Sandy Rey hanya bisa menurut lalu pergi ke luar menuju taman RS

Hari itu sudah malam Rey pun duduk di bangku RS sembari menatap langit yang penuh dengan bintang bintang

Sementara sandrinna sedang menangis di ruangannya

Tanpa disadari dari belakang muncul seseorang menepuk pundak Rey

"Astagfirullah huuh aku kira setan" ujar Rey

"Kamu lagi ngapain Rey disini" ujar Nabila

"Lagi istirahat abis jagain istriku" ujar Rey

"Loh kamu udah punya istri? Kapan nikah" ujar Nabila kepo

"Udah lama pas gw SMA itu pun dijodohin Ama ortu" ujar Rey

"Ough gitu" ujar Nabila

"Kalo lu ngapain disini" ujar Rey

"Kalo gw lagi jagain adek gw" ujar Nabila

"Owh gitu eh aku kembali ke dalam dulu ya" ujar Rey

"Oh iya salam buat istrimu semoga cepet sembuh" ujar Nabila

"Iya salam juga buat adekmu" ujar Rey lalu pergi meninggalkan Nabila

Di ruangan Sandy

Rey pun langsung menuju Sandy yang sepertinya sudah tidur

Tapi alangkah terkejutnya Rey melihat bercak darah di bantal Sandy yang berasal dari hidungnya

Rey pun buru buru memanggil dokter yang merawat Sandy

Saat dokter sedang memeriksa Sandy Rey disuruh keluar oleh dokter

Rey pun duduk di bangku dekat ruangan Sandy sambil menatap cemas sekitarnya kadang ia bangun lalu duduk lagi

Setelah beberapa lama dokter pun keluar dari ruangan

"Gimana dok kondisi Sandy" ujar Rey dengan cemas

"Tenang saja pak mimisan itu normal malah pertanda baik karena mimisan itu semua kotoran yang menyumbat saluran menuju kepalanya bisa hilang karena kebetulan memang ada sedikit kotoran di daerah hidungnya makanya Sandy tiba tiba mimisan tapi tenang semua sudah kami atasi" ujar dokter panjang lebar
(aslinya author ngasal)

"Ya sudah dok makasih ya" ujar Rey lalu kembali ke dalam

Setelah suster pergi Rey pun duduk di bangku dekat ranjang Sandy sambil terus menegangi tangan Sandy dan sesekali menciumnya

Beberapa saat kemudian bunda pun datang

"Gimana Rey Sandy udah sadar belom?" Ujar bunda

"Tadi sih udah sadar Bun sekarang dia lagi di bius biar bisa tidur" ujar Rey

"Owalah gitu ya udah kamu jaga Sandy ya Rey bunda mau pulang dulu" ujar bunda

"Iya Bun" ujar Rey

Lalu bunda pun meninggalkan ruangan Sandy

Story love of Reysand (Perjodohan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang