Chapter 18

887 39 2
                                    

Begitu pintu ruang IGD terbuka, dokter dengan rambut digelung ke atas keluar dari sana dan menghampiri keluarga dari pasiennya. Rupanya ia hendak mengajak Odith dan Vans masuk ke dalam ruangan, kemudian mereka berdua bergegas masuk, mengikuti dokter yang bernama Susan itu.

"Bagaimana dok? Apa putri saya baik-baik saja?" Odith tidak bisa menyembunyikan kekhawatirannya melihat kondisi Niora yang nampak pucat.

"Sejauh ini semuanya baik-baik saja, Ibu. Bahkan dugaan kami benar mengenai gejala yang dialami Nona Niora. Setelah kami periksa dan kami lihat hasilnya, kami harus memberitahukan kabar gembira ini kepada Ibu dan suami Nona Niora..." Odith dan Vans terdiam, begitu juga dengan Niora, "Kami ucapkan selamat—Nona Niora telah menjadi seorang calon Ibu!"

Vans hendak menyangkal kalau ia bukanlah suami Niora. Belum sempat melakukan itu, ia membungkam bibirnya sesaat setelah melihat ekspresi Niora. Instingnya mengatakan bahwa Niora tidak bahagia dengan 'Kabar Gembira' yang baru saja disampaikan oleh Dokter bernama Aline itu.

Begitu mendengar kalimat terakhir dari Aline, Odith langsung menatap wajah Niora. Ia paham betul dengan apa yang dirasakan Niora. Ia tahu jika Niora belum bisa menerima kenyataan yang baru saja didengarnya. Tentu saja tidak bisa, ia masih kecil, belum saatnya mengalami hal seperti ini. Seharusnya Niora masih bersekolah, setelah lulus ia kuliah dan merasakan serta menikmati masa mudanya di kampus. Setelahnya ia pasti bekerja, menikmati rasanya mencari uang sendiri. Tapi jika semuanya seperti ini apa yang bisa dilakukan?

Aline dan Susan saling menatap, tak menyangka bahwa pasien dan keluarganya memasang ekspresi yang bukan menggambarkan suasana hati 'Orang Bahagia'. Pasien mereka tampak sangat terpukul, sementara wanita itu dan putranya terlihat seperti orang canggung, lebih ke arah cemas. Susan menyenggol lengan Aline dan keduanya nampak kikuk ketika hendak memecahkan suasana hening di dalam ruang IGD.

"Ibu, Tuan, permisi... Saya akan membuatkan resep obat untuk Nona Niora." Aline bersiap keluar dari ruang IGD, namun berhenti sejenak ketika Odith berkata, "Terima kasih Dokter."

"Ehm... Nona Niora bisa langsung pulang setelah Dokter Aline memberikan resep obat. Obatnya bisa segera diambil di Ruang Obat, Bu. Kami permisi dulu." timpal Susan yang langsung menyamakan langkah dengan Aline. Kedua dokter muda itu tampaknya sangat gugup mengahadapi suasana di ruang IGD pada sore itu.

Ketika sudah berjalan agak jauh dari ruang IGD, Susan mulai berani mengungkapkan isi hatinya yang ia pendam selama membantu Aline ketika memeriksa Niora, "Benar kan kataku, suaminya pasti suka main kasar! Apalagi wanita itu masih sangat muda."

"Iya, sepertinya terpaut sepuluh tahunan dari umur kita. Tapi berpikirlah positif, jangan mengada-ada! Kelihatannya si pria adalah pria baik-baik. Jangan asal menuduh deh!"

"Hei... Apa kau tidak lihat bekas di sekujur tubuhnya yang sudah gosong tadi? Sepertinya itu baru beberapa minggu. Dan kau sendiri tahu tentang bekas robekan pada serviksnya. Lagipula di jaman sekarang ini penampilan belum tentu menggambarkan sifat aslinya. Apalagi—sifatnya ketika di ranjang!"

"Ssssttt... Sudahlah jangan bergosip!"

"Aku tidak bergosip! Aku mengatakan hal yang menurutku nyata, hampir semua pasien mu juga mengalami hal yang sama bukan?"

"Tidak semuanya, dan tolong berhentilah!"

"Baiklah, baik." Susan kembali berjalan dengan serius. Ia memilih menyimpulkannya sendiri daripada berbagi dengan sahabatnya itu.

Aline membatin, "Aku tidak mungkin memberitahukan bahwa pernah terjadi robekan pada serviks wanita muda itu, meski seberat apapun aku harus memberitahukannya. Tapi kabar kehamilannya saja tidak diterima dengan baik apalagi jika aku mengatakan hal ini pada ibu dan suaminya."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 21, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MY CHILDISH MATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang