Chapter 14

1.3K 54 0
                                    

"Nio khawatir pada bibi, Ma. Pasti Bibi khawatir karena Nio tidak pulang." Keluhnya pada Odith.

"Mama paham. Tapi, jika kamu pulang, bukankah itu makin berbahaya? Terlebih lelaki itu juga dekat dengan bibimu. Benar?"

Niora mengangguk lemah.

"Lalu aku harus apa?"

"Untuk saat ini, lebih baik kamu tinggal dulu bersama Mama. Nanti Mama akan mencari bibimu, dan membawanya ke mari supaya bisa menjelaskan semuanya pada bibimu dengan tenang."

"Bagaimana?"

"Baiklah Ma."

"Tapi, ada hal yang ingin Mama tanyakan."

"Apa itu, Ma?"

"Kamu–apakah merasakan sesuatu yang tidak nyaman? Seperti perutmu melilit, rasa mual, pusing, atau apapun itu?"

Niora menatap lurus sambil mencari jawaban dari pertanyaan Odith. Niora kembali menatap Odith.

"Tidak."

"Oh syukurlah. Tapi jika kamu merasakan hal-hal itu, langsung beritahu Mama ya."

"Memangnya kenapa Ma??"

"Maaf kalau Mama menanyakan ini, tapi ketika kejadian itu terjadi, apa lelaki itu mengeluarkan cairannya di dalam?"

Niora terdiam.

"Nak?"

"I–iya Ma. Lebih dari satu kali."

Odith menutup mulutnya tak percaya.

"Ya Tuhan..." Seketika, Odith langsung memeluk tubuh Niora. Niora terkejut, mendengar isak tangis Odith.

Bagaimana kalau–kalau kamu hamil, Niora?! Ya Tuhan ampunilah dosa gadis yang tak bersalah ini. Batin Odith.

"Nak, Mama sungguh tak tega kalau kamu sampai kembali ke sana. Tolong jangan pergi, ya." Ujarnya sambil menangis.

Niora sendiri bingung harus apa. Tapi tiba-tiba tangannya bergerak membalas pelukan Odith.

"Iya Ma, Nio akan disini bersama Mama."

Odith tersenyum lalu mengelus kepala Niora.

⌖┈◌◌◌┈⌖

Saat ini Felicia, Emily, Eric, dan Ramon tengah berkumpul di mansion milik Ramon. Setelah seharian berkeliling mencari keberadaan Niora, sampai tengah malam pun mereka tetap tidak menemukannya.

"Sekarang bagaimana? Apa besok kita akan mengatakan bahwa Niora sedang sakit untuk kedua kalinya? Itu nggak mungkin!" Felicia memijat pelipisnya. Ia sampai pusing mencari Niora, sejak menghilangnya Niora dari pesta Angela.

Ketiga sahabatnya membisu.

"Sampai saat ini Aunty juga nggak bisa dihubungi. Arggghhh!" Felicia meninju tembok dihadapannya.

Emily dan Eric cemas, jika Felicia akan melukai dirinya sendiri karena frustasi.

"Fel-Fel, sudah jangan emosi dulu!" Emily berdiri di depan Felicia, mencegah Felicia agar tidak menghantamkan punggung jari-jarinya pada tembok.

"Bagaimana tidak emosi?! Aku bukan sahabat yang baik, aku membiarkannya sendirian pada waktu itu. Semua ini salahku!"

"Fel, ini salah kita semua. Kita memaksa Niora untuk ikut serta dalam pesta itu. Jadi jangan menyalahkan dirimu!"

MY CHILDISH MATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang