Chapter 7

2.3K 86 4
                                    

     (\ (\
  („• ֊ •„) Enjoyyy
    U   U
_________________________________

"Selamat pagi anak-anak..." Seorang wanita yang masih muda memasuki kelas XII-1. Niora melepas headset yang ia kenakan begitu melihat guru sejarah favoritnya masuk ke kelas. Emily dan Felicia yang duduk berhadap-hadapan sambil berbincang-bincang langsung duduk menghadap lurus ke papan tulis.

"Selamat pagi Miss Yunka..." Jawab murid-murid kelas XII-1 penuh semangat. Hampir seluruh siswa-siswi Valora High School sangat bersemangat saat guru muda yang cantik ini mengajar di kelas mereka.

"Baik, hari ini kita akan belajar tentang sejarah museum Tavbine, yang terletak di tengah kota Fuwood, tepatnya di negara Bortila. Sekedar mengingat saja, Museum ini adalah museum yang menyimpan banyak peninggalan-peninggalan bersejarah ratusan tahun silam. Apakah ada di antara kalian yang pernah pergi berkunjung ke museum Tavbine?"

Beberapa siswa mengacungkan jari telunjuknya ke atas. Yunka memilih siswa yang duduk di bangku tengah yang tadi mengacungkan jarinya paling dulu.

"Ya Billy, bagaimana pengalamanmu-" Belum selesai Yunka bertanya, terdengar suara ketukan pintu. Yunka menoleh dan mendapati Sharon berdiri di pintu kelas yang terbuka.

"Permisi Miss Yunka. Bisa bicara sebentar?" Suara khas wanita bertubuh gempal itu menarik perhatian seluruh murid kelas XII-1.

"Sebentar anak-anak..." Yunka berjalan menghampiri Sharon.

"Ada apa Mrs. Sharon?" Tanya Yunka.

Para murid banyak yang penasaran dengan apa yang dibicarakan Yunka dan Sharon. Niora bertanya pada Susan, teman sebangkunya mengenai orang yang datang karena ia dan Susan duduk di bangku pojok kanan paling belakang.

"Siapa yang datang?"

"Dari suaranya sih, Mrs. Sharon." Jawab Susan. Niora menyangga dagunya dengan tangan sambil mengangguk paham. Ia menatap bangku di sebelahnya, Felicia dan Emily terlihat asik bercakap-cakap.

Tiba-tiba, Yunka kembali ke depan kelas, "Anak-anak... Saya harus pergi, kalian baca dan pahami dulu bab 3. Jangan rame!" Katanya seperti terburu-buru.

"Iya Miss..."

"Baik, saya tinggal dulu..." Yunka pergi meninggalkan kelas bersama dengan Sharon. Tidak seperti kelas yang lain yang jika ada guru yang meninggalkan kelas karena ada urusan penting lalu ramai semaunya, kelas XII-1 malah melaksanakan tugas yang sudah diberi dengan segera.

Niora meletakkan kepalanya di atas meja, sementara teman-teman sekelasnya termasuk Felicia dan Emily bahkan Susan teman sebangkunya, bergegas melaksanakan kegiatan yang diberi Yunka. Ia malas kalau membaca tulisan-tulisan di buku sejarahnya lagi karena membaca ulang materi-materi yang sudah ia pahami sangat membuatnya jenuh. Kepalanya pusing dan ia sungguh lelah akibat marathon drama favoritnya hingga larut malam.
Dia berdiri dari kursinya lalu berjalan keluar kelas.

"Niora kau mau-"

"UKS. Aku nggak enak badan." Tukasnya memotong perkataan Terry ketua kelasnya, tanpa menoleh.

Niora berjalan lemas menyusuri koridor kelas, seakan-akan dia tidak berjiwa. Sesampainya di ruang UKS, ia membuka salah satu tirai yang memisahkan ranjang satu dengan ranjang yang lain. Ia membaringkan tubuhnya perlahan. Tubuhnya lelah, matanya seperti kosong.

Seorang dokter yang bertugas menghampiri Niora dan tersenyum lembut.

"Hai Niora." Sapa Aby ramah. "Akibat film atau drama?" Tanyanya memastikan.

"Halo Dokter Aby..." Niora memejamkan mata, "Drama," jawabnya.

Aby menggelengkan kepala. Lagi-lagi masalah yang sama. Bukan sakit karena salah makan, sakit perut akibat haid, bertengkar, ataupun jatuh, tapi Niora sakit karena nonton drama maupun film. Baginya Niora adalah siswi teraneh yang pernah ia kenal.

MY CHILDISH MATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang