Tiyo sama sekali tidak mengharapkan penyambutan seperti ini pada hari pertama kepindahannya ke SMA Arthawidya.
Melalui sudut mata, didapatinya seorang gadis aneh berambut pendek terus-terusan melihat ke arahnya. Dan itu terjadi sejak setengah jam yang lalu. Tiyo pastinya sudah meninggalkan tempat duduknya kalau saja dia tidak dimintai menunggu oleh petugas perpustakaan. Sepuluh menit berlalu, tapi buku-buku pelajaran yang seharusnya diperuntukkan untuknya masih tak kunjung datang. Lalu untuk yang ke sebelas kalinya, gadis yang duduk semeja dengannya itu kembali menatap tanpa berkedip dan kemudian dengan tekun mencorat-coret sesuatu pada bukunya.
Tiyo merasa semakin risi dan berusaha menutupi wajahnya dengan tangan. Bukannya ke-PD-an atau apaㅡsejujurnya Tiyo pun tidak merasa cukup charming untuk langsung dapat fans di hari pertamanyaㅡtapi saat ini hanya dia satu-satunya orang yang ada di arah pandang gadis itu. Kalau bukan dia yang sedang dipandangi, lalu siapa lagi?
Lama-kelamaan rasanya jadi menyeramkan.
Merasa tidak tahan lagi, akhirnya Tiyo bangkit dari tempat duduknya dan melangkah mendekati gadis itu.
"Permisi. Apa ada yang aneh di wajahku?"
Gadis dengan seragam yang sama dengannya itu terkesiap. Sepasang mata beriris cokelat miliknya menyiratkan kekagetan danㅡseolah mempertegas kecurigaan Tiyoㅡdia buru-buru menyembunyikan bukunya di bawah meja. Sekilas Tiyo melihat gambar sketsa sebuah wajah di salah satu lembarannya.
"Kamu ngegambar mukaku?" Tiyo melontarkan hal pertama yang terlintas di pikirannya. "Enggak sopan!"
"Apa?" Gadis itu mengerjap-ngerjap bingung. Sejurus kemudian, ekspresinya berubah panik dan dia buru-buru berdiri. "Bu-bukan! Jangan salah paham!"
Untunglah saat ini hanya ada mereka berdua di dekat sana. Kalau tidak, bayangkan akan ada berada banyak yang terganggu karena suara mereka.
Tiyo memutar bola matanya malas. Tentu dia tidak bisa menerima pembelaan itu. "Coba lihat bukumu." Dia mengulurkan tangan kanan. "Buktikan kalau kamu bukan stalker."
Gadis itu justru membawa bukunya ke dada, secara tidak langsung menutupi lembar yang berisi gambar.
"Sebaiknya jangan." Dia bersiap-siap untuk pergi. "Tapi kamu benar. Aku salah. I'm sorry for staring."
"Tunggu!" Tiyo menyusul gadis itu dan berdiri menghalangi jalannya. Kali ini dia menggunakan jalan paksaan. Direbutnya buku milik gadisku. "Coba lihat apa yangㅡ"
Dan jantungnya mencelos seketika.
Pada buku di tangannya terdapat sketsa seorang perempuan berambut panjang. Digambar kasar dengan menggunakan pensil, Tiyo dapat mengenali sosok itu dengan jelas.
Gaun tidur satin berwarna putih. Rambut hitam panjang yang tergerai hingga menyentuh punggung. Wajah tirus nan cantik. Tatapan mata menerawang dan seulas senyum yang terkesan kosong. Setetes air mata Tio jatuh saat dia mendapati semacam noda gelap yang menodai gaun perempuan itu. Tepat di bagian perut.
Sedetik kemudian, buku sketsa itu dirampas dari tangannya.
"Cukup." Kali ini, gadis aneh itu menatapnya tajam. "Kamu nggak seharusnya lihat ini."
Tiyo meraih pergelangan tangan gadis itu tanpa sadar. Setelah apa yang dilihatnya, gadis itu tidak boleh pergi sebelum memberinya penjelasan.
"Kamu bisa melihatnya?"
Gadis di depannya tetap bergeming.
"Perempuan di gambar itu seharusnya sudah nggak ada di dunia ini."
Tiyo menjelaskan dengan menggebu-gebu. Pertama kalinya setelah tahun-tahun penuh ketidaktahuan, akhirnya dia melihat secercah titik terang tentang hal yang selalu mengganggu pikirannya.
"Dia orang yang penting buatku. Mungkin kamu bisa membantuku?" Rasanya aneh mengatakan ini pada orang yang baru beberapa saat lalu dia tuduh sebagai stalker. "Di mana kamu lihat dia? Bisa tanyakan di mana tubuhnya berada?"
Ada sedikit perubahan pada raut wajah gadis itu.
"Tolong .... di mana dia?"
Gadis itu terlihat ragu-ragu. Matanya berpindah antara Tiyo dan suasana di sekeliling mereka. Tidak lama kemudian, tangan kanannya perlahan terangkat dengan telunjuk yang mengarah pada ruang kosong di sebelah kanan Tiyo.
***
Tema 17:
"Karaktermu bertemu dengan seseorang yang seharusnya sudah meninggal"***
Iya, gadis aneh yang ketemu sama Tiyo itu si Liona
Salam,
TiaJambi, 17 Februari 2021
16:42 WIB
KAMU SEDANG MEMBACA
[End] When The New Day Comes
Teen Fiction[Kumpulan Cerpen] #DWCNPC2021 #DWCNPC2022 Every day is a good day. There is something to learn, care, and celebrate. (Amit Ray) ================================= Karya ini diikutsertakan dalam "Daily Writing Challenge" yang diadakan oleh Nusantara P...