"Sebenarnya aku sama sekali tidak punya kesempatan, bukan?"
Azura tersenyum tipis memandangi cowok di depannya. Bahkan dengan kedua tangan dicekal kuat begitu, dia masih saja memiliki keberanian untuk berkata-kata. Ternyata kenekatannya tidak hanya ada dalam bentuk tulisan yang diselipkan dengan diam-diam.
"Tidak, kamu salah." Dia mengangkat sebelah tangan, mengisyaratkan dua orang bodyguard-nya untuk melepaskan pemuda itu. "Kamu pernah punya, sekali."
Kali ini dia melangkah mendekat dan melihat cowok yang lebih tinggi itu tepat di manik mata. "Kamu bisa saja mendekatiku dan mengajakku kenalan selayaknya orang normal. Tapi kamu memilih mengacaukannya dengan mengirim surat-surat nggak berguna yang berujung ke ancaman." Dia terkekeh pelan. "Kamu berurusan dengan orang yang salah and now I got you."
Cowok itu menelan ludah berat. Wajahnya menucat dan sepasang matanya mulai bergerak liar, tampak putus asa untuk mencari jalan untuk melarikan diri.
Namun, tentu saja itu harapan yang percuma. Azura sengaja memilih gudang tua iniㅡditambah kawalan dua "asisten"ㅡsebagai tempat bicara agar tidak ada seorang pun yang bisa mengganggu mereka.
"Oke," Dia meletakkan sebelah tangan di bawah dagu, sementara matanya menelisik penampilan cowok itu dari ujung kaki ke ujung kepala. "Sekarang aku harus apa denganmu, hm?"
***
Tema 23:
***
Aaaa kemarin bolong 2 hari berturut-turuuut
(;∀;)Bulan ini ada beberapa acara yang bikin aku hidup nomaden (elaah bahasanyaaa). Makanya ya gini ....
Salam sayaaang,
TiaPalembang, 23 Februari 2021
16:47 WIB
KAMU SEDANG MEMBACA
[End] When The New Day Comes
Novela Juvenil[Kumpulan Cerpen] #DWCNPC2021 #DWCNPC2022 Every day is a good day. There is something to learn, care, and celebrate. (Amit Ray) ================================= Karya ini diikutsertakan dalam "Daily Writing Challenge" yang diadakan oleh Nusantara P...