Sebelum membaca bagian ini, pastikan kamu udah baca part "6. Future" terlebih dahulu ;)
.
Warning ⚠️
Cerita ini ditulis berdasarkan riset yang SANGAT minim.
Jangan jadikan cerita ini sbg patokan kejadian sejarah yang sebenarnya.
Nanti kalian malah tersesat..
"Kamu tidak berasal dari sini."
Tanganku refleks menyentuh penerjemah otomatis yang terpasang di telinga kanan, ingin memastikan alat itu masih berfungsi normal. Tidak. Tidak mungkin gadis itu sedang bicara padaku yang seharusnya tak terlihat.
"Iya. Aku sedang berbicara denganmu."
Salah satu hal yang ditekankan profesor untuk menjaga kerahasiaan misi adalah hindari orang yang mencurigakan. Dan menurutku gadis itu sangat mencurigakan dengan kemampuannya menganulir efek teknologi tahun 2301.
Tanpa pikir panjang, aku menekan salah satu tombol di jam tangan yang bisa membawaku teleportasi ke tempat yang lebih aman.
Dalam sekejap mata, aku berpindah ke sebuah desa dengan berhektar-hektar sawah membentang. Aku belum tahu ini di mana, tapi lagi-lagi aku terpana melihat sekitar. Sebelumnya, pemandangan asri seperti ini hanya bisa kulihat di buku-buku sejarah peninggalan masa lalu.
"Pergi kalian dari sini!"
Tidak jauh dari posisiku berdiri, seseorang berteriak. Aku berbalik dan menemukan banyak orang berkerumun di pematang sawah.
"Yang Mulia Kubilai Khan sudah membagikan tanah ini kepada kami!" Seorang pria paruh baya berpakaian mewah menghardik. Orang-orang di belakangnya--dengan pakaian terkesan mahal yang sama--mengangguk-angguk setuju dan ikut meneriakkan hal yang serupa.
Di depan mereka, terdapat sekumpulan pemuda berpakaian lusuh dengan topi lebar dan cangkul di tangan.
"Tapi ini lahan kami! Sudah diwariskan secara turun-temurun dan kami garap sepenuh hati! Kalian tidak bisa begitu saja mengubahnya jadi padang rumput!"
Oke. Tampaknya tengah terjadi masalah serius.
Karena tidak ingin terlibat, aku bersiap untuk mengaktifkan mode kamuflase. Namun, sebuah nama yang tadi diucapkan pria itu mendadak mengusikku. Kubilai Khan. Aku merasa pernah membaca tentang nama itu, tapi aku lupa dia siapa.
Aku mendekatkan jam tangan ke arah mulut dan bicara. "Cari tahu siapa itu 'Kubilai Khan'."
Sederet tulisan mulai muncul di layarnya.
Kubilai Khan. Lahir 23 September 1215. Kaisar Mongol dan pendiri Dinasti Yuan. Terlahir sebagai putra kedua dari Tului dan Sorghatani Beki, cucu dari Jenghis Khan.
Apa?
Aku tidak lagi menyimak rangkaian informasi yang bermunculan. Profil awalnya sudah cukup untuk membuat kaget.
Dengan panik, aku kembali melihat sekitar. Sawah yang luas. Gubuk-gubuk kecil. Orang-orang berpakaian kuno.
"Di mana ini?" Buru-buru, aku kembali bertanya. "Dan tahun berapa?"
Jawaban yang muncul sukses membuat sekujur tubuhku lemas.
Tiongkok utara. Tahun 1276.
Bagaimana mungkin?
Tadinya aku hanya ingin berteleportasi ke tempat lain, tapi kenapa malah terlempar makin jauh ke masa lalu? Bukankah profesor bilang aku hanya bisa berpindah satu kali?
Kupandangi lagi jam di tanganku, yang seharusnya masih terhubung ke mesin waktu di laboratorium profesor. Apa alatnya rusak?
Lalu bagaimana dengan misiku di tahun 2022?
Di saat aku kalut dengan pikiran sendiri, terdengar teriakan heboh. Sekelompok orang yang tadi berseteru mulai beradu fisik. Para pria berpakaian mewah mengeluarkan senjata tajam, sementara para petani mengangkat cangkul di tangan.
Seorang petani berlari ke arahku. Lengan kanannya terkena luka tusukan cukup parah dan seorang pria mengejarnya sambil membawa pisau panjang.
"Tuan! Tolong aku, Tuan!"
Aku mengabaikannya. Apa pun yang terjadi, aku tidak boleh terlibat. Buru-buru kuaktifkan mode kamuflase--seharusnya kulakukan ini sejak tadi.
Namun, aku tidak memprediksi hal ini.
Petani itu terlanjur meraih lenganku.
Membuatnya ikut terkena efek kamuflase. Membuatnya ikut jadi tak terlihat.
Pengejarnya mendadak berhenti. "A-apa? Dia menghilang?" Dengan tampang penuh ketakutan, dia mundur perlahan. "Si-sihir apa ini?"
Kupandangi petani muda bermata sipit itu. Dia balas menatapku tidak mengerti.
Dan hal yang kutakutkan pun terjadi.
Jam tanganku berbunyi nyaring dan di layar kecilnya terpampang sederet tulisan.
Kau baru saja mengubah kejadian dalam sejarah.
***
TEMA 17:
Konteks:
Apa-apaan tema ini?!
Dwc udah jalan 17 hari dan sampai hari ini, kudaulat ini sebagai tema terjahat!
HiksBaru kemarin aku bahagia karena nggak harus bikin lanjutan bagian 6. Tapi gara-gara tema ini aku malah buntu dan nggak ada pilihan selain ngelanjutin si bagian 6.
KAMU SEDANG MEMBACA
[End] When The New Day Comes
Fiksi Remaja[Kumpulan Cerpen] #DWCNPC2021 #DWCNPC2022 Every day is a good day. There is something to learn, care, and celebrate. (Amit Ray) ================================= Karya ini diikutsertakan dalam "Daily Writing Challenge" yang diadakan oleh Nusantara P...