8. Goddess [Sanny]

93 32 5
                                    

Bisa melampaui Aisha Bella adalah hal yang mustahil bagi sebagian besar penghuni SMA Arthawidya. Itu bagaikan kesadaran kolektif yang dibiarkan tersimpan rapat dalam hati masing-masing dan tidak mungkin disuarakan keras-keras karena gengsi.

Awalnya Sanny tidak begitu peduli dengan kesempurnaan bagai dewi yang selalu diagungkan orang-orang--para guru juga termasuk. Sejak pertama kalinya mengenal Aisha, dia sudah tahu kalau gadis itu berada di level yang berbeda. Bukan jenis orang yang bisa dijadikannya sebagai teman apalagi sahabat. Terlalu tak tergapai. Sanny bisa membayangkan dirinya auto jadi itik buruk rupa yang tak bisa apa-apa di dekat Aisha yang cantik dan multitalenta.

Namun, beberapa bulan terakhir, Sanny mulai merasakan hal yang tidak selayaknya dia rasakan.

Dia iri.

"Partitur yang satu ini susah banget. Jari jadi gampang lecet dan senar biolaku sempat putus dua kali."

Gadis berambut hitam legam sebahu itu tertawa sembari mengibas-ngibaskan jari-jari tangan kirinya. Sebuah tas biola berada di tangannya yang satu lagi. Pemuda jangkung di sampingnya ikut melihat ke arah jemari penuh plester itu.

"Lain kali lebih hati-hati." Cowok berkacamata itu menimpali. Terkesan dingin, tapi siapa pun pasti bisa menangkap kekhawatiran yang tersembunyi dalam suaranya.

Tidak jauh di belakang dua orang itu, Sanny melangkah dalam diam.

Kenapa dia harus sesial ini? Menyaksikan keakraban sang gebetan dengan dewi sekolah bukan hal yang mudah, tahu! Kalau tahu akan begini, Sanny akan keluar dari toilet satu menit lebih lambat. Dengan demikian, dia pasti tidak perlu melihat penampakan keakraban dua orang itu.

"Iyaa, Ri." Aisha kembali tertawa, membuat Starla bertanya-tanya bagaimana bisa ada orang yang punya tawa secantik dan semerdu itu. Kalau dibandingkan dengan tawanya dan Starla kalau sedang ngerumpi berdua di kamar ....

Oke. Lupakan. Nggak ada anggun-anggunnya sama sekali.

Di sampingnya, Ari bertanya. "Minggu depan bisa bantu aku latihan?"

"Tentu!"

"Nanti kukabari lagi."

Ari berbelok memasuki kelas 11 IPS 1--kelasnya, sementara Aisha terus menyusuri koridor menuju kawasan kelas IPA.

Starla masih mengikuti di belakang, sama sekali tidak ada niat untuk menyejajarkan langkahnya dengan Aisha meskipun kelas mereka posisinya bersebelahan. Sepanjang jalan, Aisha tidak hentinya menerima sapaan dan dia selalu membalas semuanya dengan ramah.

Tidak. Sanny sama sekali iri dengan itu. Dia hanya iri dengan fakta bahwa Aisha bisa dengan tanpa bebannya mengobrol bareng Ari. Dunia mereka sama. Topik yang mereka bicarakan pun berkaitan. Salah satu pasangan paling cucok di seantero sekolah, menurut survei yang pernah diadakan klub jurnalistik. Beberapa bahkan menjuluki mereka Kousei Arima dan Kaori Miyazono-nya SMA Arthawidya, hanya karena yang satu seorang piano prodigy dan yang lainnya adalah violin genius. Mereka hanya perlu berpacaran untuk membuat semua julukan itu menjadi semakin nyata.

Saking larutnya dalam pikiran, Sanny tanpa sadar tersandung kakinya sendiri dan tersungkur di tengah-tengah koridor. Hal yang pertama kali dia lakukan adalah menunduk untuk menyembunyikan wajah. Sakitnya sih tidak seberapa, tapi malunya itu loh.

"Kamu nggak apa-apa?" Seseorang berlutut di depannya dan bertanya dengan suara lembut.

Sanny mengangkat wajah dan tertegun memandangi wajah cantik khas Timur Tengah di depannya. Dia tidak menyangka gadis itu akan berbalik untuk menolongnya.

"Bisa berdiri?" Aisha mengulurkan tangan. Sepasang matanya yang beriris amber menunjukkan kekhawatiran. "Sanny?"

Dan Sanny tidak percaya sang dewi ternyata mengetahui namanya.

"... kayaknya aku terkilir."

Aisha meraih lengannya tanpa ragu dan membantunya berdiri. Tidak hanya itu, gadis itu bahkan memapahnya ke UKS dan menungguinya ketika diobati.

"Sehabis ini mau kuantar ke kelas?" Aisha bertanya penuh perhatian. "atau kamu mau izin pulang?"

"Aku ke kelas saja." Sanny tersenyum tipis. "Makasih."

Diam-diam dia mengembuskan napas berat.

Aku? Bisa menang bersaing dengan sosok sesempurna ini? Hahaha mimpi!

Sanny jadi semakin ragu untuk menyatakan perasaannya pas hari Valentine nanti.

***

Tema 8:
"Cari arti namamu dan jadikan itu tema hari ini"

Tema 8:"Cari arti namamu dan jadikan itu tema hari ini"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Hampir aja hari ini aku bolong ㅠ.ㅠ

Aku pilih yang "dewi", soalnya nggak tau mesti nulis apa kalau temanya "bibi" 😂

Loph,
Tia

Jakarta, 8 Februari 2021
21:56 WIB

[End] When The New Day ComesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang