Part 7 { Senyuman Indah Kekasihku }

23 4 0
                                    

Dengan menggunakan mobil merah aku kembali tancap dan segera menuju sekolah untuk mengikuti ujian Nasional yang akan di gelar pagi ini, kaki memijak gas dengan sangat kencang dan membawa diri untuk segera sampai di sekolah lebih awal dari kekasihku. Biasanya dia lebih dahulu yang datang ke sekolah, akan tetapi kali ini aku harus lebih dulu sampai sekolah. Setelah lama diperjalanan akhirnya aku pun sampai di depan gerbang sekolah dimana tak ada satu orang siswa pun yang tampak dari balik gerbang.

Entah apa yang merasukiku hingga akhirnya aku segembira ini dan begitu semangat untuk mengikuti ujian yang akan menentukan kelulusanku nantinya, cita-citaku akan berawal dari ujian yang akan aku hadapi. Dengan kecepatan yang minimum aku memasuki halaman sekolah dengan melirik kanan dan kiri sembari mencari kekasihku yang mungkin hadir terlebih dahulu.

Tanpa wajahnya yang terlihat di area halaman sekolah, aku menuju parkiran mobil dengan cepat dan segera untuk keluar dari mobil.

'Ternyata masih pukul 06:15 WIB, pantas saja aku adalah orang pertama yang datang pagi ini.' Celotehku dalam hati.

Langkah kaki membawaku untuk naik menuju ruang kelas yang masih sangat sunyi dan tak ada siapa-siapa. Setelah beberapa menit aku duduk sendirian barulah bel sekolah berbunyi kencang,

Kring ....
Kring ....

Itu menandakan bahwa jam ujian mulai berlangsung, yang tadinya sunyi kini siswa dan siswi memasuki ruang kelas. Suasana berubah total menjadi garang dan bisik suara terdengar tajam di telingaku, dengan mengucapkan 'Bismillah' aku mengawali ujian di hari pertamaku untuk mata pelajaran matematika, dengan durasi yang sangat singkat aku tak ingin salah langkah dalam menjawab semua soal-soal yang ada dihadapanku saat ini.

Sesekali aku memikirkan wajah Rena yang tak mau pergi dalam otakku, belum lagi senyumannya tadi malam yang membuat diri ini enggan dan susah untuk melupakannya. Berulang kali aku membuang rasa tersebut dan kembali fokus pada ujian hari ini, untuk membuat Rena bangga akan nilai yang sangat baik nantinya. Selang beberapa menit aku berhasil menyelesaikan semua soal-soal pelajaran matematika tepat pada waktunya.

Para pengawas ujian mengumpul hasil jawaban kami dan aku menanti akan pelajaran kedua untuk segera menyelesaikan ujian Bahasa Indonesia, pelajaran tersebut sangat aku sukai dan dalam hati ini berkata bahwa aku akan mudah untuk menyelesaikan semuanya kurang dari waktu yang telah ditentukan.

Kedua bola mata melihat ke arah soal-soal yang penuh dengan pembahasan tentang cerpen, puisi dan novel dimana materi ini adalah materi yang sangat aku kuasai dan paling aku sukai. Dengan sangat serius mengerjakan soal tiba-tiba,

Plak!

"Reno."

"Aduh ... siapa sih, yang iseng melemparku dengan kertas," ucapku sendiri sembari menoleh kanan dan kiri.

"Reno ... Ren, aku di sini."

Akhirnya aku pun menoleh arah belakang tempat dudukku, dan itu adalah kedua sahabatku yang sangat menyebalkan ketika ujian.

'Huh! Sudah pasti mereka ingin meminta jawaban,' ucapku dalam hati.

"Ada apa Bro?" tanyaku dengan nada suara sedikit berbisik.

"Lihat nomer dua dan lima, kami tidak mengerti."

"Kalian ada-ada saja, sebentar!" jawabku sambil melirik guru pengawas yang sedang asyik menulis.

Aku pun segera mencatat semua jawabanku dan melemparkan kunci jawaban tersebut ke arah mereka.

"Reno ... Ren!" mereka memanggil lagi.

Rasanya ingin segera membantai mereka, membuatku semakin tidak bisa fokus untuk mengerjakan ujian pagi ini. Aku kembali menoleh ke arah mereka lagi.

DIKUBUR DI HARI ACARA SESERAHAN (TELAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang