Happy readers,,
Makasih udah mau baca sampai sini,
Yang belum follow yuk follow dulu, 😁________________________________
__________________________________________________"Weh, bangun juga lo Ven. Hampir aja mau gue bawa ke rumah sakit lo," kata Atta yang sedari tadi menunggu Venout bangun dari tidurnya.
Bel pulang sekolah sudah terdengar 10 menit yang lalu, namun melihat Venout yang masih terlelap membuat ketiga temannya enggan untuk membangunkan gadis itu. Apalagi wajahnya yang terlihat sangat damai saat tertidur itu.
Sedangkan Venout sendiri memilih untuk beranjak dari tidurnya, memposisikan dirinya untuk duduk. Entah dari kapan dia tertidur, yang terpenting sekarang perih diperutnya sudah berkurang.
"Udah pulang ?" Tanya Venout dengan suara seraknya,
"Udah, yuk pulang gue anterin." Ajak Sheyla yang mulai menggandeng lengan Venout. Gadis itu hanya mengangguk pasrah lalu mulai turun dari ranjang uks. Saat kakinya baru saja menyentuh lantai dingin uks, sebuah panggilan membuat Venout menoleh, dilihatnya Xavier yang kini berdiri tak jauh dari posisi Venout dan teman temannya, ia menyelempangkan tas miliknya di pundak kanannya.
"Gue anter," ujar Xavier dengan wajah dinginnya.
"Nggak ! Biar dia dianter sama kita !" Tolak Atta yang memasang muka tak sukanya, jujur saja ia tak suka melihat Xavier mendekati Venout, apalagi kejadian tadi pagi. Menurut Atta, Xavier sosok yang tidak bertanggung jawab.
Xavier menatap tajam Atta yang masih kekeuh dengan ucapannya, sampai beberapa detik kemudian Xavier melangkah mendekat lalu menarik Venout dari gandengan Sheyla, tak terlalu keras namun untuk badan Venout yang melemas itu berhasil membuat gadis itu menubruk dada bidang milik Xavier. Dan beruntungnya laki laki itu juga menangkap tubuh Venout.
"Lo tuh kasar banget sih jadi cowok !" Omel Sheyla sambil menatap miris ke arah Venout yang tengah memperbaiki posisi berdirinya.
"Lo pulang aja deh sana, Venout biar sama kita , ngga tenang gue nitipin dia ke elo," Arnantha pun tak ingin diam, ia mencoba menarik tangan Venout namun Xavier segera menepisnya.
"Pacar ngga guna lo ! Pacar lo tuh lagi sakit, ngga usah pake kasar bisa ngga ?" Atta sudah tersulut emosi, bagaimana bisa Xavier memperlakukan Venout yang sakit dengan kasar. Kalau Venout sedang sehat mungkin ia tak akan begitu mempermasalahkan, tapi sekarang Venout sakit dan bahkan gadis itu kini hanya memegang lengan Xavier untuk tumpuannya tanpa mau mengelak. Jika saja Venout sehat mungkin gadis itu sudah pergi duluan untuk pulang.
"Lo bawa mobilnya Venout shey, bawa aja pulang ke rumah lo. Besok baru lo bawa lagi."
Setelah berujar demikian, Xavier segera membalikkan badan dan berjongkok, ia meraih tubuh lemas Venout lalu digendongnya Venout menuju parkiran tepat mobilnya berada. Venout hanya pasrah, mau mengelak pun kalau ia kuat ia akan mengelak dari awal laki laki itu menariknya. Setelah mendudukkan Venout di kursi mobil, Xavier memasuki mobilnya lalu melajukannya menuju rumah Venout. Sedangkan Venout sendiri memilih memejamkan matanya, ia sedang tak ingin berurusan dengan Xavier, apalagi setelah kejadian tadi di uks.
"Mau jemput adek lo dulu ?"
Venout membuka matanya lalu menoleh kearah Xavier yang masih fokus pada kemudinya, jujur bahkan ia lupa harus menjemput adiknya. Sontak ia mendecak kecil yang akhirnya mengusik Xavier,
"Kenapa?"
"Hape gue,"
"Pake punya gue,"
Tanpa mau berlama, Venout meraih i phone putih milik Xavier lalu mengetikkan nomer miliknya, tak lama terdengar sambungan diujung sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rain | ArleaVenout
Romance'Kita ke dokter ya Ven,' 'Lo butuh penanganan Ven.' 'Trauma lo juga belum sembuh, kita ke dokter ya. Gue temenin sampe selesai.' Kalimat itu terus terngiang-ngiang di pikirannya, membuat ia merasa bahwa beban pikirannya sudah melebihi batas wajar...