💧Ten💧

81 17 1
                                    

    Venout kini melambaikan tangan ke arah Zey adiknya, yang kini mulai melangkahkan kaki masuk ke gerbang sekolahnya. Setelah memastikan adiknya benar benar masuk, gadis itu menaikkan kembali kaca mobilnya yang sebelumnya ia gunakan untuk menatap adiknya. Tak berselang setelah mesin mobil berbunyi, mobil putih milik Venout itu membelah jalanan. Wangi  lemon dari pengharum mobil itu kembali menguar bersamaan dengan dorongan udara dari ac mobil, membuat gadis didalamnya menghela nafas tenang. Ia kembali memasang earphone yang tadi ia lepas ke telinga kirinya, mendengarkan kembali lagu dont forget milik salah satu boyband korea ikon.

     Saat memasuki lagu ke tiga yang berjudul beautyfull  oleh salah satu member EXO, Byun Baekhyun.  Mobil Venout telah memasuki parkiran basement di Anastasea, setelah memarkirkan mobilnya, segera saja ia bawa langkahnya menuju kelasnya.
Sejujurnya, Venout sudah terbiasa dengan tatapan anak anak Anastasea, entah dari adek kelas ataupun kakak kelas. Tapi entah kenapa tatapan mereka kali ini berbeda dengan hari hari biasanya. Diam diam Venout menatap badannya dari bawah,
   
Tak ada yang aneh bukan?

Akhirnya setelah menghela nafas kasar, Venout memilih mempercepat langkahnya hingga ia sampai dikelasnya. Beberapa teman kelasnya sudah berada di bangku mereka, sekedar berbincang.  Sedangkan Venout setelah duduk dibangkunya ia mengeluarkan novel dari dalam tasnya tanpa melepas earphone yang terpasang di telinganya. Coba saja tadi malam ia tidak ketiduran, mungkin ia bisa menyelesaikan novel beauty in your eyes ini.

   Baru saja ia mulai tenggelam ke dalam cerita dari sosok ZianyRa di novelnya ini, ia terbuyar karena earphone nya dilepas paksa. Ia menoleh lalu mendapati sheyla, dan Atta menatapnya tajam. Setelah mendecak kecil, Venout menutup novelnya lalu kembali memasang Earphonenya.

 "Kenapa?"

Tanya Venout saat Atta duduk disampingnya, diikuti Sheyla yang mendudukkan dirinya di meja Venout dan Atta.

 "Kok bisa sih? Emang kapan kalian deket?"

Venout hanya menaikkan satu alisnya, binggung mendengar pertanyaan abstrak dari Sheyla.

"Kok bisa bisanya ada isu lo pacaran ama Xavier, gue 100 persen ngga percaya Ven. Tapi emang itu bener?"

Pertanyaan Atta membuat Venout ber oh sejenak lalu berusaha menyangkut pautkan, kejadiannya tadi.

"Isu dari mana?"

"Grup angkatan, ah lupa kan gue mau nyuruh si Faransha buat masukkin nomer lo."

Ah pantas saja sedari tadi Venout ditatap tak seperti biasanya, mungkin saja berita itu kini sudah menyebar.

"Lo kok ngga jawab sih? Masalahnya ya Ven, ini udah dapet klarifikasi dari Xavier sendiri tadi pagi setelah sebelumnya kita heboh malemnya. Gue mau ngehubungin lo, cuma kayaknya ngga etis kalo ngga ngomong secara langsung,"

Venout menganggukkan kepalanya mengerti,

   "Terus apa kata Xavier ?"

  "Lo sama dia pacaran , seriusan Ven?"

Tanpa beban, Venout langsung menyetujui dengan menganggukkan kepalanya enteng, membuat kedua temannya terkejut.

"Kok bisa? Lo ngga bercanda kan? Kok kita ngga tahu kalo kalian deket? Apa jangan jangan kalian cinlok gegara satu kelompok?"

  Ah, suara Sheyla selalu membuat telinganya sakit, Venout mengusap kedua telinganya, membuat Atta yang melihat tertawa.

"Lo kenapa ngga bilang ke kita sih kalo lo pacaran sama Xavier,? Kita malah dapet berita dari lambe turahnya angkatan."

"Baru kemaren, jadi gue belum ngasih tahu."

"Ke-kemaren? Jadi lo nolak pulang barengan gegara mau ketemuan sama Xavier? Ah ngga fine nih, lo jadiin hujan alesan."

Rain | ArleaVenoutTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang