16

716 115 18
                                    

Jika hari ini ia diberi pertanyaan, apakah hari ini ia bahagia ?, ia akan senang hati menjawab iya. Dengan diri yang sedang berbunga ini, ia menatap taman rumahnya dari jendela. Hal yang dinanti-nantinya selama ini sudah tiba. Mati-matian menahan senyumnya, walau terkadang lepas dengan tipis hanya untuk dirinya sendiri. Menunduk dan berdeham agar mengkontrol diri. Karena dia tidak mau dunia tahu kalau dia sedang bahagia, karena dunia akan dengan mudah melunturkan kebahagiaannya dalam sekejap.

'Mungkin perkataan selamat tidak akan cukup untuk anda dan Nyonya muda Kim, Tuan muda. Karena saya tahu berapa lama anda menantikan ini. Tapi hanya kata tersebutlah yang bisa saya ucapkan.'

Dan untuk saat ini, ia berharap agar kebahagiaan bersama keluarganya mulai dari sekarang.

Menoleh ketika pintu ruangnya dibuka oleh seseorang, sedikit terkejut ketika melihat adiknya sudah bebas dari tahanan. Bergeraklah ia menuju sofa dan memberi kode agar adiknya duduk di sofa tepat di hadapannya.

"Sudah lama aku tidak melihat mu,Kak."

Taehyung mengangguk pelan dan memberikan senyumnya untuk sang adik.

"Maaf kan aku karena tidak pernah menjenguk mu di sel. Karena hari ku cukup berat belakangan ini."

Taeyoung mengerti, sangat mengerti. Karena Ibu selalu memberi pengertian padanya saat menjenguk. Ibu tidak mau anak terakhirnya salah paham pada sang kakak. Karena itu tidak baik dalam hubungan persaudaraan.

"Tidak masalah,aku mengerti. Aku hanya ingin menyapa dan melihat Kak Taehyung sebentar. Dan sepertinya keadaan kakak sangat baik."

Taehyung kembali tersenyum tipis sambil menyesap teh herbal yang baru saja ia ambil dari meja. Membiarkan Taeyoung menatapnya dalam diam.

Taeyoung menghela napas dan berdiri dari sofa. Izin mengundurkan diri dari ruangan sang kakak untuk beristirahat dengan nyaman, karena selama di sel, kenyamanan ntah pergi kemana.
Yang dilakukan Taehyung hanya mengiyakan dan menepuk pelan bahu adiknya, memberikan kembali senyum tipisnya. Yang kemudian hilang ditelan oleh tatapan tajam dan wajah datarnya.

Mengambil ponselnya dan menghubungi seseorang dengan segera.

"Ku rasa penjagaan harus lebih diketatkan. Jika terjadi sesuatu kembali, kau dan yang lain akan menanggung akibatnya."

***

Taehyung menaikkan salah satu alisnya ketika menemukan Chaeyoung belum tertidur ketika tiba di kamar. Hanya tidur-tiduran dengan ntah melamun kan apa, tapi sesekali wanita itu juga akan tersenyum.

"Apa yang kau lakukan ? Seharusnya kau sudah tidur."

Chaeyoung menoleh pada arah suara. Mendudukkan diri dan kemudian menyilang kan kakinya, lalu meletakkan kedua tangannya ditengah-tengah.

"Uhmm.. aku tidak bisa tertidur."

Melangkah mendekat ke arah Chaeyoung. Menunggu dalam diam apalagi yang akan di buat atau dikatakan oleh Chaeyoung.

"Aku terlalu senang, bahkan sampai rasa mual ku hilang begitu saja."

Menunduk tersenyum halus karena apa yang dikatakannya pada Taehyung benar. Ntah kemana rasa mual itu pergi setelah mendengar perkataan dokter pagi tadi.

"Aku juga memikirkan.. apakah sekarang aku pantas untukmu ?, karena aku berhasil memberikan apa yang kau inginkan. Memikirkan..apakah sekarang aku bisa mendapatkan kehangatan mu ? Dan lain sebagainya. Aku terlalu bahagia sampai-sampai rasanya aku tidak mau memikirkan hal lain, selain hal yang berkaitan dengan mu."

Taehyung bergerak pelan mendorong tubuh Chaeyoung agar berbaring kembali, awalnya Chaeyoung menolak, tapi setelahnya dia hanya diam karena dia tidak mau menimbulkan kemarahan Taehyung dihari bahagia ini, menurutnya, tapi ia tidak tahu apakah hari ini juga hari bahagia suaminya.

Still With You (TaeRose)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang