18

690 100 31
                                    

Di gelapnya kamar saat ini, Taehyung hanya berdiam diri dengan bersandar di headboard ranjangnya. Masih dengan keadaan lemas dan juga infus ditangan. Hanya sendiri. Chaeyoung ? Ntahlah, jangan tanyakan keberadaan wanita itu padanya. Karena ia sama sekali tidak tahu.

Besok, adalah waktunya untuk mediasi. Yah..langkah pertama jikalau sudah memasukkan berkas penceraian. Dan dia tidak akan datang sampai tahap akhir, karena itu memang keinginannya. Berpisah dari Irene.

Tapi yang Taehyung pertanyakan adalah....apa tubuhnya sanggup ? Lihat saja keadaannya sekarang, hanya baru memasukkan berkas saja tubuhnya sudah begini, bagaimana ke depannya ? Alhasil Taehyung hanya bisa menghela napas kasar sambil mendongak. Tidak apa, dia pasti bisa. Hanya butuh usaha sedikit lagi, agar hidupnya tenang.

🔸🔸🔸

Ketika pagi hari, beberapa pelayan dan pengawal mulai kembali bekerja sebelum Tuan dan nyonya mereka bangun. Karena sangat tidak nyaman jika mereka bangun terlambat.

Begitupun Nancy, yang selalu bangun diawal. Sudah melangkah ke kamar Taehyung, untuk setidaknya melihat keadaan terkini pria itu. Saat membuka pintu, hal yang pertama ia lihat adalah, Taehyung yang sudah rapi menggunakan jas berdiri di depan kaca, meninggalkan infusnya yang belum habis. Ia tebak, pasti dicabut secara paksa oleh pria itu.

"Kau ingin kemana ?"

Taehyung melirik Nancy yang berada di belakang tubuhnya kemudian kembali melihat apakah dirinya sudah rapi atau belum.

"Bekerja tentu saja."

"Dengan kondisi tubuh mu begini ?"

Dan Taehyung sama sekali tidak menjawab pertanyaan Nancy tadi. Alhasil Nancy menghela napas. Dilarang pun percuma, jadi biar sajalah.

"Ayo kita sarapan, Ibu dan Chaeyoung sudah menunggu dibawah."

🔸🔸🔸

Ji Won mengerutkan alisnya saat Taehyung dan Nancy sudah berada di ruang makan. Mempertanyakan kerapihan anaknya ini.

"Kau mau ke perusahaan atau ke pengadilan ?"

"Perusahaan. Aku tidak akan ke pengadilan. Untuk apa mediasi ?padahal keinginan ku adalah sebaliknya."

Ji Won menatap anaknya itu, kemudian mengangguk mengerti.

Chaeyoung sendiri hanya diam. Hah.. andai ia bisa melihat, pasti dia akan memperhatikan kondisi tubuh Taehyung sekarang. Dia khawatir, apa tidak masalah untuk Taehyung berangkat kerja ? sementara kondisi tubuhnya semalam sangat tidak memungkinkan. Menggigit bibirnya sebentar lalu mengarahkan kepalanya ke arah dimana suara Taehyung terdengar.

"Tae... A-apa tidak masalah kau berangkat kerja ? Tu-tubuh mu sudah membaik ?"

"Tidak perlu khawatirkan suami mu,Chae. Tubuhnya itu kuat, mungkin jatuh dari gedung saja, besoknya juga akan kembali bekerja. Memang dasarnya saja gila kerja"

Chaeyoung menunduk ketika mendengar jawaban dari Nancy. Benar, Taehyung terlalu gila kerja, jadi akan sulit untuk meruntuhkan kemauannya. Jadi sebaiknya ia ucapkan saja kemauannya.

"Hm.. kalau kau tetap pergi bekerja, bolehkah aku meminta sesuatu ?"

Taehyung diam sebentar, bersedekap tangan lalu bersandar di kursi.

"Apa ?"

"Aku i-ingin ci-ciuman."

Nancy tersedak dari minumnya, otomatis melihat ke arah Taehyung. Ibunya pun begitu. Sedangkan Taehyung sendiri memejamkan mata erat, tidak habis pikir dengan permintaan Chaeyoung. Bisa-bisanya meminta sebuah ciuman di depan ibu dan Nancy.

Still With You (TaeRose)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang