17

734 110 18
                                    

Meremat kedua tangannya diatas meja. Menghembuskan napas berkali-kali. Ini keputusan nya selama berhari-hari Irene pergi. Memikirkan semuanya hampir setiap saat. Dirinya harus bisa mengambil keputusan tegas agar tidak menjadi mainan Irene dan ayahnya. Walau ia tahu apa yang akan terjadi setelahnya pada tubuhnya.

Menutup mata erat ketika potongan-potongan ingatan dulu menghampiri. Ah benar-benar... Ayah Irene sangat mendoktrin pikirannya dengan peristiwa buatan ayah Irene dulu. Sengaja, agar dirinya tidak berani meninggalkan Irene.

Tapi ia akan berusaha sendiri agar tidak kalah dengan pikirannya.

🔸🔸🔸

Ji Won menatap dokumen perceraian tersebut dengan cemas. Anaknya terlalu cepat mengambil keputusan dengan hamilnya Chaeyoung saat ini. Kalau dari dulu bisa, Ji Won senang hati akan menyetujui. Tapi dampak pada tubuh Taehyung yang ia takutkan. Dulu, berjauhan dari Irene saja tubuhnya akan kesakitan. Syukur saja belakangan ini tubuh Taehyung tidak lagi terlalu mendengar pikiran-pikiran bodoh hasil perbuatan besannya tersebut. Tapi tetap saja..

Alhasil Ji Won mengambil dokumen itu dan membawanya menuju ruangan Taehyung. Mengetuk pelan pintu dan masuk setelah Taehyung memberi izin. Melihat anaknya yang sedang menyangga kepala menggunakan ke dua tangannya.

"Taehyung.."

Taehyung tersenyum karena kedatangan ibunya ke ruangan kerjanya. Tapi Ji Won tidak membalas senyuman itu karena bagaimana dia mau tersenyum ? Kalau saat ini tubuh Taehyung dipenuhi keringat dingin seperti ini ?

"Astaga...nak.."

"Aku tidak apa-apa Ibu. Tenang saja. Aku sedang berusaha sekarang."

"Kenapa ? Kau tahu akibatnya pada tubuh mu, tapi kenapa kau tetap ambil keputusan itu ?"

"Karena aku sudah muak, ibu. Itu saja. Dan juga aku tidak mau Irene tahu kalau saat ini Chaeyoung sedang hamil, bisa bahaya jika dia membuat rencana-rencana bodoh dikepalanya itu."

"Baik terserah mu saja, sekarang lebih baik kau beristirahat. Ibu tidak mau kondisi mu makin parah keesokannya."

Taeyoung segera pergi dari depan pintu Taehyung ketika tahu bahwa ibunya dan sang kakak akan keluar dari ruangan. Bersembunyi di balik dinding agar tidak ketahuan.

'Jadi Chaeyoung sedang hamil saat ini ? Maka dari itu kak Taehyung memilih menceraikan Kak Irene ? Hah..lebih baik aku beritahukan kepada Kak Irene.'

🔸🔸🔸

Irene kembali ke rumahnya dengan emosi. Membuang tasnya sembarang hingga hampir mengenai sang ayah.

"Apa ? Sudah nekat pergi dari rumah, sekarang kenapa pulang lagi ?"

"Ini semua gara-gara Ayah. Taehyung menceraikan ku!"

"Apa?!"

Irene mengangguk. Menghempaskan tubuhnya di sofa samping Ayahnya.
Tapi setelahnya sang ayah hanya tertawa pelan saja, menimbulkan kernyitan bingung pada Irene.

"Kau lupa ? Taehyung mana bisa menceraikan mu. Tubuhnya akan sangat-sangat kesakitan, karena ayah mendoktrin tubuhnya dulu menggunakan peristiwa tidak mengenakan baginya dengan bantuan seseorang."

"Tapi ayah bilang Taehyung mulai tidak terpengaruh ?"

"Tidak terpengaruh bukan berarti sudah benar-benar hilang, Irene."

Irene ber-ah ria. Benar.. kenapa ia bisa lupa ? Dan sepertinya tubuh Taehyung saat ini sedang kesakitan, ia harap begitu agar Taehyung berpikir ulang untuk menceraikannya.

Mengambil ponselnya ketika ponsel tersebut bergetar tanda ada panggilan.

"Eoh...Taeyoung..kenapa ?"

Still With You (TaeRose)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang