Sebenarnya Chaeyoung tidak kemana-mana. Ia disana sekarang, di depan pintu. Ia mendengar panggilan tersebut, hingga panggilan ketiga. Tapi ia masih berdiam diri disana. Alasannya, karena dirinya mengingat perkataan Taeyoung, dan juga perkataan Irene yang menghampiri dirinya diruang mempelai wanita pada saat tidak ada satu orang pun disana bersama dirinya.
"Kau bodoh apa bagaimana ? Taehyung, lebih dingin dari yang kau bayangkan. Kejam, tak punya hati. Dia tidak akan diam saja saat kau membuat masalah. Mungkin kau tidak akan percaya, karena kau tidak bisa melihat. Tubuhku, selalu di penuhi memar dan luka. Memang bukan Taehyung langsung yang memberikan, tapi itu atas perintahnya. Jika dia..jika dia yang melakukannya, aku pasti tidak ada disini saat ini. Tapi itu pilihan mu. Jika kau tetap memilih bersama Taehyung, terserah. Ingat satu hal, aku tidak akan membiarkan mu tenang di dekat Taehyung."
Chaeyoung tersentak dari lamunannya saat ada yang menyentuh pergelangan tangannya.
"Nona, tidak ingin masuk ? Para tamu dan calon suami nona pasti gusar di dalam sana karena nona tak kunjung datang."
"B-bolehkah aku meminta sedikit waktu lagi ? Sebentar saja."
Berat sebenarnya untuk pekerja itu mengiyakan perkataan Chaeyoung, tapi biarlah. Calon suaminya pasti mengerti, batin pekerja tersebut.
Akhirnya, pekerja lain mengantar kembali Chaeyoung ke ruang mempelai, sementara ia membuka pintu dan menghampiri Taehyung, melewati jalan samping. Mendengar perkataan pekerja tersebut, Taehyung tidak banyak merespon. Memilih meminta pekerja itu mengatakan pada pembawa acara dan pendeta untuk memundurkan acara intinya. Sementara dirinya, melonggarkan dasinya dan pergi dari ruangan
🔸🔸🔸
Taehyung mendengus melihat Irene berada diruangan mempelai pria dengan ibunya, yang memberi sedikit jarak dari Irene untuk duduk. Riasan tipisnya kembali dibenarkan oleh sang penata rias, agar tidak terlihat berantakan.
"Sepertinya calon istri keduamu membatalkan niatannya. Sayang sekali, kau harus tetap terkurung dengan ku."
Berdecih pelan dengan senyuman miring khas Taehyung.
"Yah.. sayang sekali, karena jika memang benar dia membatalkan ini semua, kau kembali berada di kekangan ku, Irene. Aku tahu benar, kau tidak menyukai hal itu. Harusnya kau berpikir secara matang apa akibatnya pada dirimu, saat kau mencuci pikiran orang lain."
Irene kembali terdiam dengan perkataan Taehyung. Merasa bodoh, karena apa yang dikatakan Taehyung itu benar. Belakangan ini Taehyung mulai melepas kekangan terhadap dirinya, tapi jika ini semua batal, bukan kah, hal yang menakutkan dulu padanya akan terjadi lagi ?
Ji Won menggeleng pelan, tidak tahu lagi dengan jalan pikir menantunya saat ini, selalu saja membuat masalah di depan Taehyung. Mereka menoleh saat pintu dibuka, disana pembawa acara mengatakan jika mempelai wanita sudah siap untuk benar-benar dilaksanakannya acara.
🔸🔸🔸
Dan acara pernikahan mereka akhirnya benar-benar terjadi. Taehyung menatap Chaeyoung yang berjalan ke arahnya dengan bantuan bride maids, tersenyum tipis agar semua tamu mengira bahwa mereka adalah pasangan yang paling bahagia. Menggenggam tangan tersebut ketika sudah tiba di depannya. Bergerak maju dengan tangan yang terselip di pinggang Chaeyoung.
"Bagus sekali untuk memilih tetap pada keputusan mu."
Taehyung tidak peduli dengan respon Chaeyoung yang sedikit terkaget, memilih membawa tubuhnya dan tubuh Chaeyoung untuk menatap ke pendeta, agar janji suci mereka terlaksana dengan cepat tanpa hambatan apapun lagi.
Janji suci pun telah diucapkan, dan pendeta mempersilahkan mereka untuk berciuman. Taehyung tanpa berpikir panjang segera mencium Chaeyoung yang sekarang sah menjadi istrinya. Melepas ciuman, Taehyung masih membiarkan wajahnya berdekatan dengan Chaeyoung. Hingga Chaeyoung kikuk dibuatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Still With You (TaeRose)
Fanfiction"I recognized you instantly. All of our lives flashed through my mind in a split second. I felt a pull so strongly towards you that I almost couldn't stop it." ~ Park Chaeyoung "In all the world, there is no heart for me like yours. In all the world...