Taehyung tidak peduli ketika Chaeyoung sedang berdebat dengan kedua orang tuanya dan juga kakaknya. Memainkan tangannya dengan sesekali mengusap atau menjentik hingga terkadang terdengar bunyi nyaring. Setelah dari perusahaan, Taehyung meminta agar Chaeyoung membawanya ke rumah untuk hal perizinan pernikahan mereka. Taehyung tidak mau menunda-nunda atau hal lainnya, karena jika sekali orang atau benda sudah menjadi haknya, dirinya akan langsung mem-patenkannya.
Saat ini perdebatan itu masih terjadi, dimana ayah dan ibu Chaeyoung sama sekali tidak setuju dengan keputusan Chaeyoung yang sepihak.
"Ada apa dengan kamu yang mengambil keputusan seperti ini, Chae ?! Ayah sudah katakan ayah tidak menyukai penawaran itu, Tuan Taehyung sudah memiliki istri. Dan kamu, dengan begitu mudahnya menyetujui permintaannya."
"Ayah, ibu, Chae paham. Tapi ini keputusan Chae. Dengan keadaan Chae yang seperti ini, tidak banyak yang akan menerima dengan ikhlas. Chae buta ! Apa yang mau diharapkan dari wanita buta seperti Chae ? Chae hanya butuh pegangan, untuk masalah cocok dan tidaknya dengan Tuan Taehyung, Chae akan berusaha. Chae akan beradaptasi."
Cukup sudah, dirinya mulai lelah mendengar perdebatan keluarga ini. Akhirnya ia berdiri dan berjalan menghampiri Chaeyoung. Merangkul bahu itu lembut lalu tersenyum pada ayah dan ibu Chaeyoung, tak lupa juga sang kakak, yang sebenarnya sedari tadi, Sandara hanya mengamati, karena ayah dan ibunyalah yang lebih tahu, dirinya hanya akan memperumit masalah jika ikut berbicara.
"Maaf, sepertinya perdebatan ini sampai disini saja--"
Ia melepas rangkulan dari Chaeyoung untuk maju ke hadapan orang tua Chaeyoung. Tersenyum halus sebentar, sebelum ia mengubah mimik wajah itu menjadi tidak bersahabat.
"Karena dengan atau tanpa restu kalian, saya akan tetap menikahi Chaeyoung. Dan karena lagi, Chaeyoung sudah mengatakan dia setuju atas tawaran ku. Keputusan itu tidak bisa diganggu gugat, jika iya... Saya tidak akan bermain halus tentang ini semua."
Tentu saja Chaeyoung tidak mendengar percakapan mereka, Taehyung berbicara seperti itu dengan sepelan mungkin. Berbalik kembali ke arah Chaeyoung. Chaeyoung tahu, Taehyung sudah kembali berada di dekatnya. Dia sudah menghapal wangi tubuh Taehyung, merekam dengan jelas saat berada dipelukan Taehyung.
"Aku akan kembali ke perusahaan. Beristirahat lah dengan baik sebelum pernikahan kita dilaksanakan. Jangan khawatir tentang persiapan, aku yang akan mempersiapkan semuanya."
"Terimakasih sudah mengantarkan ku pulang, Tuan Taehyung."
"Ehem.. Taehyung saja. Baiklah, sampai jumpa."
Taehyung beranjak keluar dengan di ikuti dua pengawal lainnya setelah berada di depan pintu rumah. Bersandar angkuh di tempat duduk mobilnya dengan tak lupa menyilangkan kedua kakinya
'Aku tidak akan melepaskan dia, sejak dia menerima tawaran ku tadi pagi'
🔸🔸🔸
Beberapa hari setelahnya pun, perdebatan atau pertengkaran kecil antara Chaeyoung dan orang tuanya masih berlanjut. Tapi Chaeyoung mulai tidak banyak berkata atau membalas, karena keputusan mereka tetap di tidak. Jika dirinya semakin membalas itu hanya akan merunyamkan keadaan.
Keputusan nya masih tetap berlabuh di tempat yang sama, walau terkadang pemikiran-pemikiran untuk membatalkan dan lain halnya kadang menyapa di kepalanya.
Puncak perdebatannya adalah hari ini, dimana sang ibu datang ke kamarnya dan berucap dengan nada yang sangat tidak bersahabat.
"Kalau kamu benar-benar keras kepala akan hal ini, silahkan keluar dari rumah. Ibu tidak memiliki seorang anak yang tidak mau mendengar kan perkataan ibunya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Still With You (TaeRose)
Fanfiction"I recognized you instantly. All of our lives flashed through my mind in a split second. I felt a pull so strongly towards you that I almost couldn't stop it." ~ Park Chaeyoung "In all the world, there is no heart for me like yours. In all the world...