20

1.1K 135 57
                                    

Taehyung masih terengah-engah karena keterkejutannya atas apa yang ia perbuat baru saja. Tidak sengaja matanya mendapati Chaeyoung dan ibu mertuanya di depan pintu rumah. Menurunkan tangan yang sedari tadi menarik-narik rambutnya dengan kasar. Melirik ibunya yang saat ini sedang memeluknya.

"Ibu..."

Berbisik lirih memanggil ibunya. Membuat Ji Won menatap Taehyung khawatir.

"To-tolong pinta Chaeyoung dan ibunya pulang,ibu. A-aku tidak mau Chaeyoung semakin tahu banyak yang aku perbuat, meskipun nyatanya ia sudah tahu."

Ji Won melirik sebentar ke arah besan dan Chaeyoung, menghela napas lalu menatap dalam anaknya.

"Kau yakin ? Chaeyoung pulang, dia kembali padamu, dan kau menyuruhnya untuk pergi ?"

Memandang Chaeyoung dalam diam. Melihat istrinya itu menangis juga di pelukan sang ibu, menimbulkan tawaan pilu pelan dari mulutnya

"Yakin. Tidak ada gunanya lagi aku mempertahankan dia di sisiku, meski awalnya aku sangat-sangat ingin menahannya, tidak peduli dia benci, tidak suka atau apapun itu. Tapi sekarang tidak bisa. Aku memutuskan untuk benar-benar melepaskan Chaeyoung. Aku akan ke kamar."

Taehyung melepaskan pelukan ibunya perlahan lalu beranjak pergi menaiki tangga menuju kamarnya. Sedangkan sang ibu memutuskan untuk menuruti permintaan anaknya tadi.

✨✨✨

Nyatanya Chaeyoung menolak. Ia memutuskan untuk tetap tinggal, meski beda kamar sekalipun dengan Taehyung. Ia ingin tetap melihat perkembangan dan ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi. Siapa yang ditembak ? Siapa yang menembak ? Apakah benar-benar Taehyung membunuh seseorang ? Dan lainnya. Juga.. kenapa saat itu Taehyung menangis dengan sangat keras ? Bahkan ia tidak pernah mendengar itu sebelumnya. Tangisan dan ketakutan yang juga ikut menyerangnya.

Ibu Taehyung mengizinkan, dan memberikan kamar di lantai atas yang berjarak 3 kamar dari kamar Taehyung. Tapi beliau meminta, untuk tidak ke kamar Taehyung meski ia benar-benar ingin mengetahui keadaan Taehyung, sampai Taehyung sendiri yang mengizinkan.

"Ibu harap, tidak ada hal buruk yang menimpa ayahmu,sayang."

✨✨✨

Taehyung menekuk lututnya kuat-kuat dan menyembunyikan kepalanya disana. Tubuhnya masih bergetar sejak tadi, dan tidak ada tanda-tanda untuk berhenti. Menyesal ? Ia tidak menyesal akan perbuatannya, tapi ia menyesal kenapa ia begitu gegabah. Jika mau membunuh seharusnya ia lakukan dengan bersih dan tidak serampangan seperti ini. Tapi... Bahkan dulu juga ia lakukan seperti ini, atas dasar emosi. Saat itu ayahnya yang membantu menyelesaikan semuanya. Tapi sekarang ? Siapa ? Ibunya ? Tidak mungkin. Ia tidak mau ibunya ikut-ikutan menutupi kejahatannya seperti yang dilakukan ayahnya dulu.

Dengan pemikirannya itu, akhirnya Taehyung mengambil ponselnya dan menghubungi sekretarisnya, lalu Nancy.

"Siapkan berkas perceraian sekarang juga, secepat yang kau bisa."

"Apa ? Bukankah berkas perceraian anda dengan Nyonya Irene sedang diurus, Tuan ?"

"Dengan Chaeyoung."

Komunikasi itu terhenti sementara. Karena sekretaris Taehyung terkejut, dan tidak mengerti akan permintaan Taehyung. Bahkan urusan perceraian nya dengan Irene belum selesai, dan sekarang dengan Chaeyoung.

"Aku tidak menerima bantahan. Setelah selesai berikan pada ibuku. Ibuku yang akan memberikan pada Chaeyoung."

Setelah itu Taehyung mematikan panggilan tersebut, kemudian menghubungi Nancy.

"Kenapa,Tae ?"

"Jasad Irene masih disana ?"

"Yah.. aku dan pengawal lain pusing akan melakukan apa dengan perbuatan mu ini."

Still With You (TaeRose)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang