6. Little Birthday Party

13.1K 1.6K 27
                                    


Hari masih terpaku menatap Fanny yang tampilannya sore itu sangat berbeda ketika melihatnya di kantor, sampai lupa menyapa.

"Sore Fanny."

"Sore Pak."

Seharusnya Hari menyadari jika kedua nama itu berhubungan. Bukankah nama Tika bisa saja diambil dari Fatikasari? Dua nama yang selalu hadir di hatinya ternyata milik satu orang. Hari masih menatap Fanny. Dia terpesona dengan kecantikan wanita yang saat ini juga menatapnya dengan bola mata yang membulat sempurna. Fanny tak kalah terkejutnya melihat Om Bimo adalah bosnya di kantor dan tetanga barunya. Kejutan yang tidak pernah diduganya. Mendengar Hari menyebut nama Fanny tentu saja mendapatkan protes dari Bimo.

"Ini tuh, Tante Tika, Om. Kok dipanggil Tante Fanny sih." Fanny tertawa mendengar protes Bimo.

"Tante Fanny itu ya tante Tika juga, Bimo. Sama aja kok. Nama lengkap tante, Fanny Fatikasari Utomo. Kalau di rumah, tante dipanggil Tika. Kalau sama teman-teman dan di kantor, dipanggilnya Fanny," jelas Fanny pada Bimo yang akhirnya bisa menerima penjelasan tersebut. Kepalanya mungil itu mengangguk mengerti.

Hari sigap berdiri di belakang Fanny dan membantu Fanny mendorong kursi rodanya sementara Bimo berada di samping kursi roda Fanny, berjalan dengan riangnya. Mungkin sudah terbayang kemeriahan pesta ulang tahunnya dengan permainan piano Fanny. Memasuki halaman rumah, Fanny terkesima dengan rumah yang setahunya tidak terihat semewah sekarang. Fany pastikan rumah ini telah direnovasi sesuai keinginan pemilik yang baru yaitu bosnya yang masih setia dan berhati-hati mendorong kursi rodanya. Fanny sebenarnya sungkan dengan kondisi ini, namun apa boleh buat dia membiarkan saja Hari membantunya. Ini juga kan untuk keponakannya. Jadi biarlah sesekali Fanny mengambil keuntungan. Apalagi dari arah jalan masuk ke carport agak tinggi. Kalau Fanny sendiri yang mendorongnya, dia tidak akan kuat. Dari ruang depan sudah terdengar riuh suara anak-anak. Sepertinya, hanya menunggu Fanny saja pesta akan dimulai. Begitu Hari mendorong kursi roda Fanny masuk ke ruang tamu, Neandra dan Dina langsung menyambutnya dengan hangat. Sementara tamu-tamu cilik berhenti sebentar berceloteh memperhatikan Fanny, lalu kembali asyik dengan dunia mereka.

"Maaf ya, kami sudah merepotkan. Bimo sampai minta ulang tahunnya dirayakan di rumah omnya agar bisa mengundang Fanny bermain piano." Neandra menyalami Fanny diikuti Dina. Neandra dan Dina tidak menyangka jika kondisi Fanny terbatas. Namun, mereka senang Fanny memenuhi undangan Bimo. Wanita muda itu tidak risih dengan kondisnya. Neandra bisa melihat jika sejak tadi abangnya tetap berada di belakang Fanny dan tak melepaskan tangannya dari kursi roda. Baru kali ini dia melihat abangnya sangat peduli pada wanita.

"Yuk, kita ke ruang tengah aja." Hari mendorong kursi roda Fanny menuju ruang tengah, tempat keyboardnya berada. Ruang tengah itu sangat luas yang sudah juga dihiasi dengan kertas warna-warni serta balon. Meja yang sudah penuh dengan tatanan makanan berada di bagian tengah ruang. Keyboard diletakkan di sudut ruang dengan view ke arah ruang tengah dan ruang tamu. Fanny sudah mengambil ancang-ancang untuk pindah ke tempat duduk yang berada di depan keyboard ketika dua buah tangan mengangkat tubuhnya. Fanny terperangah. Dia tak berani melihat Hari, khawatir gugup melanda.

"Semoga kamu nyaman dengan tempat duduknya. Sudah cukup setinggi itu?" tanya Hari. Yang ditanya masih sibuk mengatur napasnya.

"Cukup kok, Pak." Fanny bersyukur suaranya keluar dengan normal tidak gugup. Fanny melemaskan jemarinya. Keyboard KORG dengan spesifikasi sangat bagus di depannya ini perlu dia atur dulu untuk menyesuaikan nada yang akan dimainkannya. Fanny jadi bertanya-tanya dalam hati, mungkinkah bosnya juga orang yang suka bermain musik? Mustahil rasanya jika orang yang tidak tahu musik bisa membeli perlatan musik semahal ini.

Fanny mulai memainkan jari jemarinya di atas tuts. Nada-nada indah mulai mengalun di ruang tengah itu. Fanny memainkan secara medley lagu anak-anak mulai dari lagu Bintang Kecil sampai Baby Shark. Jika sudah memainkan piano, biasanya Fanny akan tenggelam dengan dunianya dan tidak peduli dengan keadaan sekelilingnya, di manapun dia berada. Keasyikannya sedikit terusik ketika Bimo mendekat lalu memeluk Fanny, hanya sebentar Bimo kembali bergabung dengan teman-temannya. Pemandangan itu tak luput dari perhatian Hari, Neandra juga Dina. Mereka saling memandang dan tersenyum. Ini pesta ulang tahun Bimo yang tidak seperti biasanya. Pantas saja anak itu bersikeras mengundang Fanny karena permainan pianonya memang sangat bagus. Bagi Hari, permainan musik Fanny sudah seperti musisi profesional. Dia pastikan, wanita itu sudah belajar sejak kecil dan mungkin saja punya group musik. Suatu saat dia akan menanyakannya dan sesekali akan diajaknya bermain musik bersama.

The Sound Of You (Terbit - Faza Citra Production)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang