34. If I Lose You

9K 947 15
                                    


Senyum di wajah Hari saat memasuki ruang kerjanya, bahkan sampai dia memeriksa dan menandatangani dokumen, tak lenyap dari wajahnya. Hatinya sangat bahagia saat mengenalkan Fanny di ruang Voidra Studio tadi. Sebenarnya cara itu begitu saja muncul di kepala ketika melihat penghuni Voidra Studio menatap mereka penuh tanda tanya. Itu juga cara dia untuk menjaga Fanny dari omongan yang aneh-aneh. Biasalah di kantor ada saja oknum yang tidak bisa melihat orang lain bahagia. Orang-orang seperti itu akan selalu mencari celah menyerang dengan omongan yang tidak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya dan berakhir jadi fitnah atau hoax. Dan Hari jelas-jelas tidak suka dengan tipe orang seperti itu. Baginya, yang menyebarkan fitnah tidak bisa diberi kesempatan berada di Voidra Corporation. Karena orang-orang seperti itu akan selamanya menjadi sandungan.

Sekarang yang dipikirkan Hari selain menyusun rencana pernikahan, adalah membicarakan peristiwa tabrakan yang dialaminya dua tahun lalu pada Fanny. Bagian yang paling pahit dalam hidupnya yang seharusnya dia kubur dan tak pernah diungkit lagi. Sayangnya, agar jalinan hubungannya dengan Fanny tidak ada bagian yang dirahasiakan, apa boleh buat, yang pahit itu harus dibukanya kembali. Yang Hari merasa aneh, orang yang dimintanya untuk menelusuri keluarga korban selalu memberikan info yang mengarah ke Fanny dan orang tuanya. Padahal info yang diterima dari ibunya, maupun ayahnya dan Om Deni sangat berbeda. Walau dilanda kebingungan, dia akan mencari benang merah keduanya. Namun yang pasti, apa pun yang akan terjadi di depan, Hari siap menerima hasilnya saat membicarakannya dengan Fanny.

Mengingat kekasihnya itu, Hari jadi kangen. Padahal beberapa jam yang lalu mereka baru saja bersama. Hari ingat betul Fanny tadi tidak membawa bekal. Ini bisa dijadikan alasan untuk mengajaknya makan siang. Senyum di wajah Hari kembali merekah. Diambilnya ponsel yang tergeletak pasrah di atas meja saat dia sudah tenggelam dengan pekerjaan, menekan dengan cepat nomor Fanny. Terdengar nada sambung, tetapi pemilik nomor yang berada di lantai 27 tidak mereponsnya. Hari mencobanya sekali lagi, hasilnya tetap sama. Ke mana kekasihnya itu? Sebegitu sibukkah dirinya sampai mengabaikan telepon dari pria yang sangat mencintainya ini? Hari berhenti, mengalihkan rasa galau di hatinya dengan kembali menekuni dokumen yang berserakan di atas meja. Pasti Fanny akan menelponnya kalau sudah tidak sibuk, hibur hatinya. Tetapi setelah menunggu sampai tiga puluh menit, tak ada dering apa pun yang terdengar. Hari mulai gelisah. Sebagai gantinya, Hari memanggil Linda lewat interkom.

"Ya, Pak?" terburu Linda menjawab panggilan bosnya. Pasti ada tugas dadakan lagi nih, pikirnya.

"Panggil Fanny ke ruangan saya, ya," perintah Hari.

"Baik, Pak." Kejadian tidak biasa bosnya itu memanggil Fanny ke ruangannya. Biasanya, bosnya yang langsung turun ke lantai 27 jika ada yang ingin didiskusikannya. Cepat Linda meninggalkan meja kerja, menuju lift ke ruang Voidra Studio, tempat berkumpulnya para engineer perusahaan.

Sembari menunggu Fanny, Hari merilekskan sejenak punggung yang mulai terasa kaku. Baiknya tadi dia meminta Linda sekalian memesan makan siang. Atau menunggu Fanny dan memintanya memilih menu makan siang mereka.

Linda sudah masuk ruangan Voidra Studio. Di meja yang berada di tengah ruangan terjadi diskusi yang seru. Ada enam kursi yang mengelilingi meja persegi tersebut yang terisi penuh. Linda urung mendekat dan hanya memperhatikan dari jarak jauh. Setelah diskusi selesai barulah Linda mendekati Fanny.

"Mbak, dipanggil Bapak," infonya begitu sudah berada di dekat Fanny.

"Kalau gue, dicariin juga nggak, Lin?" Roy sengaja memancing. Matanya melirik dengan jail ke arah Fanny.

"Hanya Fanny nih yang dipanggil, Bos?" Luki ikut-ikutan bertanya.

"Waduh, maaf ya Mas-Mas, Bos pesan manggil Mbak Fanny aja." Memang begitu tadi perintah bosnya, Linda hanya menjalankan saja. Linda tidak menyangka akan mendapatkan pertanyaan dari yang lain.

The Sound Of You (Terbit - Faza Citra Production)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang