18. Breakfast With Family

9.7K 1.1K 5
                                    


Kembali dari rumah sakit, Hari belum berniat melakukan apa pun. Jiwanya seolah tertinggal di tempat Fanny dirawat walau raganya sudah berada di dalam kamar. Dia tentu sangat bingung dengan apa yang dirasakannya saat ini. Jika biasanya dia pandai mengelola gejolak emosi dalam dirinya, saat mulai mengenal Fanny dan mengetahui fakta yang terjadi pada wanita itu, dia bahkan tidak mengenali lagi bagaimana mengelola dengan baik isi hatinya. Seolah semua terpusat pada satu sumber, Fanny. Namun, ketakutan terbesar juga tidak bisa dia kesampingkan begitu saja.

Bunyi ponsel mengalihkan lamunan Hari. Matanya menatap nanar nama yang tertera di layar. Apakah orang tuanya sudah kembali? Beberapa hari ini kepalanya penuh dan tidak sempat menanyakan kapan mereka balik ke Jakarta. Satu yang Hari hindari jika menelpon atau menerima telepon, baik itu dari ibunya maupun ayahnya adalah pertanyaan mengenai pernikahan. Bagi orang tuanya hal itu wajar, tetapi bagi Hari pertanyaan tersebut sangat menyiksanya. Seolah jika dirinya belum mempunyai pasangan adalah hal buruk bagi keluarganya. Padahal dia saja yang belum menemukan wanita yang tepat. Saat dirinya akhirnya menerima wanita yang dikenalkan padanya, bahkan mereka sudah pula bertunangan, wanita itu malah melakukan kesalahan fatal.

"Malam, Ma. Gimana kondisi Papa?"

"Malam, Har. Kondisi Papa sudah baik dan kami balik malam ini," sahut suara lembut di ujung telepon. Hari lega mendengar ucapan ibunya. Tidak ada hal yang perlu dikhawatirkan mengenai kondisi ayahnya. Malam ini mereka kembali ke Jakarta, itu berarti Hari menunggu waktu yang tepat untuk membicarakan perihal pertunangannya dengan Siska yang telah berakhir.

"Syukurlah. Mama mau dijemput nggak?" Biasanya asisten ayahnya sudah mengatur untuk penjemputan, tetapi siapa tahu ibunya menginginkan dirinya yang menjemput.

"Nggak usah, kamu pasti sudah capek balik dari kantor. Besok aja ketemu di rumah ya, Har." Oke, yang ini perintah. Jadi Hari harus datang.

"Oke, Ma." Hari menutup telepon dan melangkah ke balkon menikmati cerutu sebentar sebelum mandi. Pikirannya menjelajah ke mana-mana. Bagaimana nanti tanggapan orang tuanya mengenai Siska kalau dia sudah membeberkan hal yang terjadi pada wanita itu? Apakah ayahnya akan marah lalu memutuskan semua hubungan relasi yang sudah terjalin lama dengan orang tua Siska? Sayang memang. Hubungan yang sudah bertahun-tahun harus berakhir karena kejadian yang menimpa wanita yang sebentar lagi menjadi mantan tunangannya. Beberapa usaha mereka menjalin hubungan kerjasama dengan perusahaan milik ayah Siska. Dari hubungan pertemanan berkembang menjadi hubungan bisnis. Tidak ada yang salah dengan keinginan orang tuanya untuk mempererat hubungan tersebut dengan menjodohkan dirinya dan Siska. Tetapi yang orang tuanya tidak ketahui adalah, Siska telah punya kekasih yang sangat dicintainya. Biasanya ayahnya selalu menyuruh asistennya menyelidiki calon yang dikenalkan padanya, kali ini tidak. Mungkin ayahnya merasa karena Siska adalah anak dari teman dekatnya sehingga dia yakin wanita itu bersih dari hubungan dengan pria lain. Dan ayahnya semakin yakin ketika wanita itu menerimanya dengan baik. Karena bosan diributkan masalah pendamping, Hari juga mau-mau saja.

Hari mengembuskan asap cerutunya ke udara lepas. Risau hatinya masih enggan pergi. Jika boleh memilih, baiknya dia sendiri saja daripada terlibat hubungan yang ujung-ujungnya akan berakhir seperti ini. Tetapi, kehadiran Fanny telah mengaburkan apa yang dia inginkan. Walau dia sudah menetapkan hatinya, kembali kejadian masa lampau membayang di pelupuk mata. Belum lagi jika orang tuanya tahu kelakuan buruk Siska, mereka akan bersiap mencarikan lagi jodoh untuknya. Entah anak kolega mana lagi yang akan diperkenalkan padanya. Sesungguhnya dia bosan dengan perjodohan. Tetapi sebagai anak tertua, juga ingin menunjukkan baktinya pada orang tua, dengan berat hati dia mejalaninya. Seandainya Fanny tidak masuk rumah sakit mungkin dia akan nekat membawa wanita penuh ide itu bertemu dengan orang tuanya. Hari mematikan cerutu dan beranjak untuk mandi. Setelah makan malam dia masih ingin melanjutkan mengecek beberapa data yang telah di email Ivan siang tadi.

The Sound Of You (Terbit - Faza Citra Production)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang