2. Attend The Presentation

15.7K 1.8K 14
                                    


Linda cepat menghampiri meja Ivan setelah keluar dari ruangan pimpinannya. Titah Bos harus segera disampaikan agar tidak kena SP. Momok yang sangat menakutkan bagi setiap karyawan. Dan Linda tidak ingin hal itu terjadi padanya. Sudah lama bekerja, hanya karena lupa menyampaikan perintah Bos, ancaman pemecatan mengintainya.

"Disuruh menghadap Bos, Pak." Ivan segera beranjak dari tempatnya. Walau ada yang sedang dikerjakannya, tetapi jika bosnya sudah memanggil, maka semua pekerjaan harus ditinggalkan sejenak. Dia juga masih tahap mempelajari karakter bosnya yang baru ini. Tapi yang pasti, kesan pertama setelah bertemu, Ivan tahu jika bos baru mereka serba taktis, cepat dan anti ribet. Move, fast and quality. Mungkin tiga kata itu yang bisa mewakilinya.

"Selamat pagi, Pak."

"Pagi. Tolong besok Pak Ivan siapkan presentasi desain hotel dan mal ini ya. Klien kita sudah menagih desainnya. Oh ya, desain ini sudah sampai tahap apa?"

"Sudah masuk Design Development Pak."

"Oke. Cepat hubungi tim desainnya. Besok pagi minta presentasi sebelum desain kita serahkan. Saya ingin tahu seperti apa penjelasan dari mereka mengenai konsep desainnya. Jam sepuluh tepat di ruang meeting. Jangan lupa." Kata-kata penuh tekanan dari Hari.

"Baik, Pak." Ivan pun pamit dan bergegas menghubungi Koko, Roy dan Fanny. Semoga saja mereka bisa. Mana dadakan begini. Tadinya dia mau mengusulkan presentasinya lusa saja, tetapi melihat aura bosnya, nyalinya raib entah ke mana.

Hari belum melihat desain hotel dan mal tersebut. Masih banyak hal yang harus dia benahi jadi belum sempat melihat hasil desain yang sudah dikerjakan oleh mereka. Mungkin mulai besok dia akan fokus melihat sejauh mana anak perusahaan ini bisa berkembang. Tetapi tadi Linda membawa tumpukan dokumen dan salah satunya berukuran kertas A3. Sepertinya itu adalah konsep hotel dan mal yang sedang mereka tangani. Hari mengambil dokumen itu dan mulai membukanya. Sesuai dugaannya, dokumen tersebut adalah konsep hotel dan mal. Ada tiga alternatif dan semuanya sangat menarik, menurutnya. Tetapi yang telah approved adalah alternatif yang kedua. Pada kop gambar yang bertanda tangan terdapat nama Fanny Fatikasari Utomo. Hari tidak tahu jika mereka mempunyai seorang Arsitek wanita. Hm.... Fanny Fatikasari Utomo. Kembali Hari mengeja nama itu. Sepertinya dia tidak sabar ingin bertatap muka dengan pemiliknya.

Ivan sudah mencoba menghubungi Koko dan Roy, tetapi belum juga tersambung. Percobaan kedua juga belum. Ivan mulai gelisah. Bagaimana jika mereka juga ada kegiatan lain? Atau malah berada di luar kota? Baiknya dia menghubungi Fanny saja, semoga tidak bernasib sama dengan teleponnya ke Koko dan Roy. Dan betul saja, setelah men-dial nomor Fanny, pada dering yang pertama teleponnya langsung mendapat respons.

"Halo, selamat pagi. Maaf, dengan siapa?"

"Fanny, ya?"

"Benar. Ini dengan siapa?"

"Ivan nih."

"Pak Ivan, Voidra?" Fanny merasa surprise saja dihubungi salah satu Manajer dari Voidra Corporation. Perusahaan multinasional yang ternyata masih mengingatnya. Fanny memang mengenal Ivan, tetapi selama dia tidak lagi bekerja secara tetap di Voidra, Fanny sudah sangat jarang berhubungan dengannya. Biasanya yang menghubungi Fanny adalah asistennya saja.

"Tepat sekali Fanny."

"Apa kabar, Pak? Baru kedengaran lagi nih." Terdengar tawa renyah di seberang sana. Tawa khas Fanny yang sudah lama tidak terdengar. Kalau tidak salah, terakhir Fanny ke kantor mereka dua tahun lalu. Selebihnya, jika ada proyek, mereka berkomuikasi lewat ponsel, email atau virtual.

"Baik kok, Fan. Kalau kamu, gimana?"

"Baik juga Pak." Siapa pun yang menanyakan kabarnya, akan selalu dia jawab baik-baik saja. Fanny paling anti dikasihani. Gerakannya memang terbatas, tetapi dia masih bisa melakukan aktivitas. Satu lagi, otaknya masih bekerja dengan sangat baik. Selain kakinya, organ tubuh lainnya masih berfungsi.

The Sound Of You (Terbit - Faza Citra Production)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang