23. The Man Behind The Gift

8.8K 1K 14
                                    


Hari gelisah di ruang kerjanya. Sebentar-sebentar dia melihat ke layar monitor yang memperlihatkan suasana lobi Voidra Studio. Sayangnya, hanya area lobi itu yang bisa terjangkau oleh cctv, ruang dalamnya tidak. Maunya dia juga ikut bergabung makan siang bersama di sana, tetapi mati-matian dia menahan keinginannya agar Fanny tidak curiga. Hal yang sama dia lakukan saat pagi-pagi sekali meluncur ke rumah sakit membereskan pembayaran. Hari sangat berharap Fanny tidak mengetahuinya. Oleh karena itu, dia meminta pada pihak rumah sakit agar identitasnya dirahasiakan. Dan Hari yakin orang-orang tersebut menjaga dengan baik amanah yang diberikan.

Matanya dengan cepat menangkap sesuatu yang tak biasa di layar. Salah seorang OB membawa buket bunga masuk ke ruang Voidra Studio. Hari mencium sesuatu yang mencurigakan. Karena baru kali ini ada yang mengantar bunga. Hari pastikan itu untuk Fanny. Lalu siapa pengirimnya? Jelas bukan dia karena untuk hari ini dia menyuruh Linda menyiapkan makan siang untuk semua staf di lantai 27. Tak salah lagi, Tio. Hari sangat yakin itu. Kalau pria itu bisa tahu tempat Fanny dirawat, maka sangat gampang pula dia mencari tahu kapan Fanny keluar dari rumah sakit. Dipastikan Tio sudah menyebar informannya sehingga dengan mudah mengetahui kegiatan Fanny. Hal-hal beginilah yang paling tidak disukainya. Gerakan Fanny akan terus dipantau oleh Tio. Jadi kalau dia tidak mengambil langkah yang lebih terang-terangan, Fanny akan lepas dari genggamannya.

Hari kembali ke kursi kerjanya dengan mata yang tak lepas mengarah pada layar monitor cctv. Makan siangnya belum dia sentuh sama sekali. Pikirannya masih terus terpusat pada lobi Voidra Studio. Tangannya menekan interkom di atas meja memanggil Linda ke ruangannya.

"Fanny nggak bertanya apa-apa tadi?" tanya Hari saat Linda sudah masuk ke ruangan.

"Nggak sih, Pak, tapi Mbak Fanny sedih gitu. Mungkin terharu kali Pak," jelas Linda pada bosnya. Terbaca sekali sikap bosnya sangat berbeda pada Fanny. Tetapi Linda tidak berani mengatakan hal-hal di luar tugasnya. Itu adalah masalah pribadi bosnya. Mereka sama-sama single, jadi tidak ada yang salah jika salah satu pihak memberikan perhatian yang lebih. Linda juga setuju saja bosnya tertarik pada Fanny. Menurutnya pasangan itu akan terlihat serasi. Satu berkarakter keras, satunya lagi lembut. Daripada bersama wanita bernama Siska yang dulu datang tanpa etika. Sudah tahu jam kerja, malah datang mengganggu. Jelas saja bosnya marah.

Setelah Linda keluar, barulah Hari menyentuh makan siangnya. Maunya tadi dia bertanya juga mengenai buket bunga yang masuk ke ruang Voidra Studio hanya saja Hari risih. Apa kata sekretarisnya itu kalau sampai dia menanyakan hal remeh begitu. Nantilah sebelum balik kantor dia mampir ke tempat Fanny. Perkara buket itu harus dituntaskannya hari ini agar tidak membebani pikirannya.

***

Tio tersenyum puas. Bunga yang dikirimkan ke Fanny berdasarkan info dari kurir sudah diterima yang bersangkutan. Ini adalah langkah awal untuk mengejar Fanny kembali padanya. Dan setelah mempertimbangkan, Tio berangkat ke gedung Voidra. Dia sudah tak sabar ingin bertemu Fanny kembali. Rasa kangen pada wanita yang masih saja dicintainya itu menderanya tanpa ampun.

Tiba di gedung Voidra, Tio cepat menuju lift yang mengantarnya ke lantai 27, tempat ruangan Fanny berada. Dia tak mengindahkan beberapa pasang mata yang mengikuti pergerakannya di lobi tadi. Bukannya Tio tidak sadar, tetapi dia sangat fokus dengan tujuannya datang ke gedung ini. Sudah biasa dia menghadapi tatapan kaum hawa yang memuja. Di lobi Voidra Studio, Tio diminta menunggu sembari Security melalui interkom menghubungi Fanny.

Fanny memperhatikan buket bunga yang ditaruhnya di atas credenza. Kalau biasanya menerima sesuatu dari Tio membuatnya gusar atau marah, bahkan mungkin membuangnya ke tempat sampah, kali ini Fanny menerima dengan baik buket bunga yang diberikan. Rasa marah sudah berangsur-angsur menghilang di hatinya. Ada baiknya memang dia sudah menepis semua permusuhan dengan Tio. Memendam amarah akan membuat energi negatif akan selalu mengikutinya dan itu sangat tidak bagus bagi proses pemulihannya.

The Sound Of You (Terbit - Faza Citra Production)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang